Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Honda Tak Mau Gegabah Jual Mobil Hybrid di Indonesia

Berita Otomotif

Honda Tak Mau Gegabah Jual Mobil Hybrid di Indonesia

JAKARTA – Honda tak mau cepat-cepat memutuskan bermain di pasar mobil hybrid, apalagi mobil listrik, di Indonesia dan lebih memilih menunggu regulasinya terbit.

Honda menjelaskan bahwa mereka nantinya mesti siap menyambut era mobil hybrid dan listrik di Indonesia yang menjadi target pemerintah. Apalagi, pemerintah sudah membuat roadmap (peta jalan) mobil hybrid dan listrik, juga sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) berisi berbagai insentif bagi kedua teknologi ini.

Sebagai informasi, di dalam road map, pemerintah menargetkan mobil-mobil berteknologi ini berkontribusi 20 persen dari pasar otomotif nasional pada 2025. Adapun volumenya diperkirakan setara dengan 400 ribu unit.

“Kalau ditanya siap atau tidak, ya, harus siap karena arah pemerintah sudah jelas. Tapi, siapnya kapan, kami monitor, lah,” kata Jonfis Fandy, Marketing and Aftersales Service Director PT. Honda Prospect Motor (HPM), baru-baru ini dalam konferensi pers pengumuman harga All-New Brio di Jakarta.

Berbeda dengan Toyota maupun Nissan yang sudah menyiapkan C-HR hybrid dan Note e-Power untuk menyambut era mobil berbahan bakar alternatif di Tanah Air, Honda mengaku belum mempunyai rencana konkret mengenai ini. Mereka masih menunggu Perpers dan ingin mempelajarinya dengan seksama terlebih dahulu, meski sebenarnya sudah punya teknologinya.

“Siap atau tidak perlu dipelajari dari pemerintah (aturannya) seperti apa,” tandas Jonfis.

Honda sendiri sudah mempunyai beberapa model hybrid seperti HR-V hybrid atau pun CR-V Hybrid yang belum lama ini meluncur di Jepang. Ada pula Jazz hybrid yang antara lain sudah ada di Malaysia.

Honda juga sudah meluncurkan Clarity PHEV. Sebelumnya, sedan ini hanya dibuat dalam versi berbahan bakar hidrogen (fuel cell).

Sejauh ini, Honda belum memastikan bakal ikut dalam pasar mobil hybrid maupun listrik di Indonesia setelah Perpres terbit. Model-model yang disebutkan di atas pun belum dapat digaransi akan masuk ke Indonesia.

Jonfis sendiri berharap agar pemerintah membangun infrastruktur dan proses daur ulang baterai yang lengkap. Ini agar limbahnya tidak menjadi ‘bumerang’.

“Kalau di negara maju, kan, sudah bikin tempat pembuangan,” tukas dia. [Xan/Ari]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang