TOKYO - Perancis dan Jepang akan melakukan diskusi terkait masa depan Aliansi Renault-Nissan setelah terjadinya skandal yang dilakukan Carlos Ghosn.
Emmanuel Macron, Presiden Perancis dan Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang dikabarkan akan membahas ini saat pertemuan G20 di Argentina. Pemerintah Perancis saat ini memiliki saham sebesar 15 persen di Renault, di mana perusahaan tersebut memiliki 43 persen saham Nissan. Sedangkan Nissan memiliki saham tanpa hak suara sebesar 15 persen di Renault.
Pemerintah Perancis mengatakan bahwa mereka ingin mempertahankan struktur kapital saat ini. Bruno Le Maire, Menteri Keuangan Perancis bahkan mengklaim Ia telah melakukan kesepakatan dengan Hiroshige Seko, Menteri Industri Jepang untuk menjaga struktur kapital yang ada di aliansi. Namun, Seko menampiknya dan mengirim nota protes ke Le Maire terkait klaim tersebut.
Menyusul penangkapan Ghosn beberapa waktu lalu, Nissan menyatakan bahwa Ranault terlalu banyak memegang kontrol. Kekhawatiran tersebut memang terbilang masuk akal karena pada tahun 2015, Macron mengelurakan kebijakan untuk meningkatkan saham Pemerintah Perancis di Renault hingga menjadi 15 persen. Kondisi ini membuat Nissan merasa bahwa Perancis berpotensi untuk memberi terlalu banyak pengaruh terhadap ekonomi Jepang.
Otoritas Tokyo mengumumkan pada hari Jumat lalu bahwa penahanan Ghosn telah ditingkatkan 10 hari. Untuk bisa menahan Ghosn lebih lama, maka Jaksa harus menuntut dengan tuduhan kejahatan lain.
Pada tanggal 19 November, Carlos Ghosn ditahan Pemerintah Jepang karena tuduhan melakukan manupulasi pada laporan keuangannya. Setelah ditahan, Nissan dan Mitsubishi pun langsung memecatnya dari posisi Chairman. Namun, hingga kini Renault masih mempertahankan posisi Ghosn. [Adi/Ari]
Berita Utama

Mobil Keluarga Captain Seat Gak Sampai Rp 200 Juta! Review Honda Freed E PSD 2015
Video
Mercedes-Benz Rilis Dua Truk Euro 5, Bisa ‘Minum’ BBM B35 kalau Terpaksa
Mobil Baru
Mau Kredit All New Toyota Agya? Segini Cicilan Bulanannya
Panduan Pembeli