Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Rawannya Kecelakaan Truk di Tol Bisa Jadi Karena Muatan Berlebih

Berita Otomotif

Rawannya Kecelakaan Truk di Tol Bisa Jadi Karena Muatan Berlebih

JAKARTA - Banyaknya kecelakaan truk di jalan tol dinilai bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya yang berpotensi menjadi pemicu adalah tidak diikutinya aturan dimensi serta tonase truk atau muatan yang melebihi kapasitas angkut.

Sebagai informasi, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) beberapa waktu lalu menyebut bahwa 70 persen kecelakaan di jalan tol melibatkan truk. Rem blong pada angkutan barang jadi salah satu sumber insiden yang diberitahukan oleh asosiasi.

Berkaitan dengang itu, Hendro Priyo Purnomo, Kepala Wilayah Indonesia Bagian Barat Astra UD Trucks, menjelaskan masih banyak pengusaha yang meminta agar sasis maupun dimensi truk lebih panjang dari Surat Keputusan (SK) Rancang Bangun Truk terutama pada truk menengah (medium duty truck/MDT) dan truk berat (heavy duty truck/HDT). Ini menurutnya bisa saja menjadi penyebab rawannya kecelakaan truk di jalan tol.

“Lebih dari 50 persen pengusaha masih begitu. Tapi kalau di truk ringan (light duty truck/LDT) saya lihat sudah banyak yang mematuhi aturan,” kata dia di sela-sela Media Gathering pada awal pekan ini di Jakarta.

Hal ini juga dialami oleh UD Trucks. Banyak pelanggan mereka yang meminta agar sasis serta boks dipanjangkan.

“Itu sudah pasti melanggar karena sasis kami tidak mungkin segitu. Tapi kalau ada permintaannya, kami juga tidak bisa menolak. Kami kasih tahu saja konsekuensinya yaitu otomatis tidak bisa KIR kalau sudah keluar dari SK Rancang Bangun yang ditetapkan pemerintah,” tandasnya

Dia merasa pengawasan dari regulator terhadap truk kelebihan dimesi maupun muatan agak kendor belakangan ini. Berdasarkan pengamatannya, ada di antara truk-truk itu yang masih bisa mendapat KIR.

Hendro sendiri merasa masalah ini cukup pelik. Karena itu, ia tidak bisa menjawab ketika ditanyakan siapa pihak yang paling bertanggung jawab.

“Susah ngomongnya, ya. Kalau ngomong apakah pengusaha trucking yang salah, saya juga kurang setuju karena kadang-kadang truk itu mengangkut muatan lebih karena tekanan tarif (cost),” paparnya.

Di samping itu, Hendro melihat pengusaha logistik masih berpikir hanya soal owning cost. Seberapa murah harganya. Nilai lebih berupa fitur-fitur keselamatan lebih banyak atau lebih canggih kadang tidak diindahkan.

“Tapi beberapa pengusaha, terutama yang muda-muda, sudah lebih melihat total cost dari awal sampai akhir. Kami juga terus melakukan edukasi,” pungkas Hendro.

Alasan lain rawannya kecelakaan truk di jalur tol adalah human error atau perawatan yang tidak diperhatikan.

“Misalkan sopir sudah lelah tapi dipaksakan karena ada tekanan di belakangnya. Terus terkait perawatan yang kurang diperhatikan seperti rem yang harus diganti tetap dibawa jalan,” tutupnya. [Xan/Ari]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang