Beranda Berita Berita Otomotif Rumitnya Menghadirkan Era Bus dan Truk Listrik ke Indonesia Rumitnya Menghadirkan Era Bus dan Truk Listrik ke Indonesia Berita Otomotif Insan Akbar | 19 November 2018 13:00 TANGERANG – Era mobil listrik di Indonesia sudah terlihat di depan mata, meski masih samar-samar. Sebaliknya, masa depan bus dan truk listrik tampak gelap karena banyak yang perlu dibenahi terlebih dahulu.Beberapa merek kendaraan penumpang saat ini memang sedang bersiap meluncurkan model-model hybrid mereka di Tanah Air, sambil menunggu insentif pemerintah melalui regulasi low carbon emission vehicle (LCEV) terbit pada akhir 2018. Bahkan, sejak 2017, ada di antara mereka yang telah membeberkan model-model tersebut, sebut saja misalnya C-HR hybrid atau Nissan Note e-Power.Di sisi lain, kendaraan komersial, khususnya bus dan truk, masih adem ayem dengan mesin konvensional. Bahkan, kendaraan-kendaraan tersebut, yang mayoritas bermesin diesel, baru akan menerapkan standar emisi gas buang Euro 4 pada 2021. Ini berbeda dengan mobil bermesin bensin yang wajib menerapkan standar Euro 4 mulai Oktober 2018.Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi PT. Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), mengakui era bus serta truk listrik di Indonesia masih cukup jauh. Pasalnya, karakteristik konsumen dan produknya berbeda dengan kendaraan penumpang. ‘Pekerjaan rumah’ pemerintah agar keduanya masuk akal untuk dipasarkan di Tanah Air pun jauh lebih rumit ketimbang mobil listrik. Artikel terkait Perusahaan Mobil Listrik China BYD Berminat Masuk ke Indonesia Berita Otomotif 10 May 2019 Kaleidoskop Otomotif 2018: Belum Tahunnya Mobil Hybrid dan Mobil Listrik Berita Otomotif 21 December 2018 Harga Mobil Listrik Diharapkan Lebih Terjangkau oleh Konsumen Potensial Berita Otomotif 08 November 2018 Truk maupun bus listrik, menurut dia, amat memerlukan infrastruktur luar biasa matang dan tersebar secara luas. Ini karena penggunaan kendaraan komersial bisa menembus kota, provinsi, bahkan pulau.“Ada bus dan truk listrik yang kemampuan jarak tempuh 150 km. Tapi begitu kena macet di jalan bagaimana? Mati nanti (di tengah-tengah),” kata Santiko meladeni pertanyaan Mobil123.com.Di samping itu, pembeli kendaraan komersial sangat kental dengan pertimbangan kebutuhan dan bisnis. Kendaraan dibeli untuk dipakai semaksimal mungkin dalam waktu sepanjang mungkin.Sementara, untuk kendaraan penumpang, pertimbangan fashion, tren dan dorongan emosional dapat mengintervensi keputusan konsumen. Ubahan-ubahan minim pada berbagai sisi kendaraan dapat memantik keinginan membeli. Tempo penggantian kendaraan pun relatif lebih singkat.“Kalau di truk, kita berlomba bagaimana produk awet, tahan, suku cadang gampang. Bayangkan kalau produk diganti terus (seperti kendaraan penumpang),” ujar dia lagi.Bus Listrik Lebih LogisSantiko menilai bus listrik berpeluang muncul lebih dulu daripada truk listrik di Indonesia. Dari sisi jarak tempuh maupun tujuan penggunaan, bus listrik lebih dapat diprediksi. Kalkulasi mengenai infrastruktur pengecasan yang mesti disiapkan pun relatif lebih masuk akal.“Untuk truk listrik ini kita perlu bicara banyak soal demografi Indonesia. Anda masuk tambang dengan truk listrik enggak akan kuat. Perlu torsi besar. Kalau bus memang beredarnya di jalan raya. Kapasitas penumpang juga sudah ditentukan sejumlah itu. Antara beban dan tenaga sudah bertemu. Tapi kalau seperti pertambangan, kelapa sawit susah. Ambil contoh China, pasar terbesar mobil listrik. Mereka pun bus listrik duluan. Truk listrik belum,” paparnya.Sayang, Santiko belum bisa memprediksi kapan kemungkinan era truk serta bus listrik hadir di Nusantara. Tampaknya belum ada satu rujukan pun untuk sekedar menggantung harapan tersebut.“Terus terang, sampai sekarang saya belum bisa jawab kapan,” tutup dia. [Xan/Ari] ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I Tag Terkait regulasi low carbon emission vehicle bus listrik Truk Listrik LCEV Mobil Listrik Cetak Berita Utama Suzuki Minta Konsumen Laporkan Tenaga Penjual Diler yang ‘Goreng’ Harga Jimny 5 Pintu Berita Otomotif Insan Akbar | 4 hari yang lalu JAKARTA – Suzuki berjanji akan menindak tegas tenaga penjual diler yang masih ‘menggoreng’ harga Jimny 5-door (5 pintu). Konsumen yang menemukan ... Mazda Akhirnya Pastikan Perakitan di Indonesia! Model Lokal Pertama CX-3? Berita Otomotif Insan Akbar | 4 hari yang lalu JAKARTA – Mazda akhirnya akan memiliki pabrik perakitan lokal di Indonesia.Mazda, melalui keterangan resmi pada pertengahan pekan ini, mengumumkan ... Mobil Listrik Neta V Dirakit di Indonesia Mei 2024, Satu Pabrik dengan Chery Mobil Listrik Insan Akbar | 4 hari yang lalu JAKARTA – Mobil listrik Neta V siap dirakit di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan di pabrik yang sama dengan mobil-mobil Chery.Neta, melalui ... Harga Bekas Honda Freed Lebih Tinggi Dari Toyota Sienta, Spesifikasinya Lebih Baik? Panduan Pembeli Yongki Sanjaya Putra | 4 hari yang lalu MPV dengan wujud boxy memberi kesan mewah tersendiri. Hal ini yang kemudian mendasari Honda pada medio 2009 merilis Freed di Indonesia. Melihat ... Komentar
Rumitnya Menghadirkan Era Bus dan Truk Listrik ke Indonesia Berita Otomotif Insan Akbar | 19 November 2018 13:00 TANGERANG – Era mobil listrik di Indonesia sudah terlihat di depan mata, meski masih samar-samar. Sebaliknya, masa depan bus dan truk listrik tampak gelap karena banyak yang perlu dibenahi terlebih dahulu.Beberapa merek kendaraan penumpang saat ini memang sedang bersiap meluncurkan model-model hybrid mereka di Tanah Air, sambil menunggu insentif pemerintah melalui regulasi low carbon emission vehicle (LCEV) terbit pada akhir 2018. Bahkan, sejak 2017, ada di antara mereka yang telah membeberkan model-model tersebut, sebut saja misalnya C-HR hybrid atau Nissan Note e-Power.Di sisi lain, kendaraan komersial, khususnya bus dan truk, masih adem ayem dengan mesin konvensional. Bahkan, kendaraan-kendaraan tersebut, yang mayoritas bermesin diesel, baru akan menerapkan standar emisi gas buang Euro 4 pada 2021. Ini berbeda dengan mobil bermesin bensin yang wajib menerapkan standar Euro 4 mulai Oktober 2018.Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi PT. Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), mengakui era bus serta truk listrik di Indonesia masih cukup jauh. Pasalnya, karakteristik konsumen dan produknya berbeda dengan kendaraan penumpang. ‘Pekerjaan rumah’ pemerintah agar keduanya masuk akal untuk dipasarkan di Tanah Air pun jauh lebih rumit ketimbang mobil listrik. Artikel terkait Perusahaan Mobil Listrik China BYD Berminat Masuk ke Indonesia Berita Otomotif 10 May 2019 Kaleidoskop Otomotif 2018: Belum Tahunnya Mobil Hybrid dan Mobil Listrik Berita Otomotif 21 December 2018 Harga Mobil Listrik Diharapkan Lebih Terjangkau oleh Konsumen Potensial Berita Otomotif 08 November 2018 Truk maupun bus listrik, menurut dia, amat memerlukan infrastruktur luar biasa matang dan tersebar secara luas. Ini karena penggunaan kendaraan komersial bisa menembus kota, provinsi, bahkan pulau.“Ada bus dan truk listrik yang kemampuan jarak tempuh 150 km. Tapi begitu kena macet di jalan bagaimana? Mati nanti (di tengah-tengah),” kata Santiko meladeni pertanyaan Mobil123.com.Di samping itu, pembeli kendaraan komersial sangat kental dengan pertimbangan kebutuhan dan bisnis. Kendaraan dibeli untuk dipakai semaksimal mungkin dalam waktu sepanjang mungkin.Sementara, untuk kendaraan penumpang, pertimbangan fashion, tren dan dorongan emosional dapat mengintervensi keputusan konsumen. Ubahan-ubahan minim pada berbagai sisi kendaraan dapat memantik keinginan membeli. Tempo penggantian kendaraan pun relatif lebih singkat.“Kalau di truk, kita berlomba bagaimana produk awet, tahan, suku cadang gampang. Bayangkan kalau produk diganti terus (seperti kendaraan penumpang),” ujar dia lagi.Bus Listrik Lebih LogisSantiko menilai bus listrik berpeluang muncul lebih dulu daripada truk listrik di Indonesia. Dari sisi jarak tempuh maupun tujuan penggunaan, bus listrik lebih dapat diprediksi. Kalkulasi mengenai infrastruktur pengecasan yang mesti disiapkan pun relatif lebih masuk akal.“Untuk truk listrik ini kita perlu bicara banyak soal demografi Indonesia. Anda masuk tambang dengan truk listrik enggak akan kuat. Perlu torsi besar. Kalau bus memang beredarnya di jalan raya. Kapasitas penumpang juga sudah ditentukan sejumlah itu. Antara beban dan tenaga sudah bertemu. Tapi kalau seperti pertambangan, kelapa sawit susah. Ambil contoh China, pasar terbesar mobil listrik. Mereka pun bus listrik duluan. Truk listrik belum,” paparnya.Sayang, Santiko belum bisa memprediksi kapan kemungkinan era truk serta bus listrik hadir di Nusantara. Tampaknya belum ada satu rujukan pun untuk sekedar menggantung harapan tersebut.“Terus terang, sampai sekarang saya belum bisa jawab kapan,” tutup dia. [Xan/Ari] ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I Tag Terkait regulasi low carbon emission vehicle bus listrik Truk Listrik LCEV Mobil Listrik
Kaleidoskop Otomotif 2018: Belum Tahunnya Mobil Hybrid dan Mobil Listrik Berita Otomotif 21 December 2018
Harga Mobil Listrik Diharapkan Lebih Terjangkau oleh Konsumen Potensial Berita Otomotif 08 November 2018
Suzuki Minta Konsumen Laporkan Tenaga Penjual Diler yang ‘Goreng’ Harga Jimny 5 Pintu Berita Otomotif Insan Akbar | 4 hari yang lalu JAKARTA – Suzuki berjanji akan menindak tegas tenaga penjual diler yang masih ‘menggoreng’ harga Jimny 5-door (5 pintu). Konsumen yang menemukan ...
Mazda Akhirnya Pastikan Perakitan di Indonesia! Model Lokal Pertama CX-3? Berita Otomotif Insan Akbar | 4 hari yang lalu JAKARTA – Mazda akhirnya akan memiliki pabrik perakitan lokal di Indonesia.Mazda, melalui keterangan resmi pada pertengahan pekan ini, mengumumkan ...
Mobil Listrik Neta V Dirakit di Indonesia Mei 2024, Satu Pabrik dengan Chery Mobil Listrik Insan Akbar | 4 hari yang lalu JAKARTA – Mobil listrik Neta V siap dirakit di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan di pabrik yang sama dengan mobil-mobil Chery.Neta, melalui ...
Harga Bekas Honda Freed Lebih Tinggi Dari Toyota Sienta, Spesifikasinya Lebih Baik? Panduan Pembeli Yongki Sanjaya Putra | 4 hari yang lalu MPV dengan wujud boxy memberi kesan mewah tersendiri. Hal ini yang kemudian mendasari Honda pada medio 2009 merilis Freed di Indonesia. Melihat ...