Jepang Belajar dari Indonesia untuk Bikin BBM kayak Biodiesel B35

JAKARTA – Negara otomotif maju seperti Jepang diklaim belajar dari Indonesia untuk membuat bahan bakar minyak (BBM) seperti biodiesel B35.

Mulai 1 Februari 2023 kemarin, pemerintah mulai mengimplementasikan biodiesel B35.

Artinya, BBM bersubsidi tersebut terbuat dari campuran bahan bakar nabati Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dari kelapa sawit sebanyak 35 persen.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan biodiesel B35 merupakan satu-satunya bahan bakar diesel di dunia yang memiliki campuran bahan nabati dengan persentase setinggi itu.

“Selama ini, paling tinggi 7 persen. Saya tidak berbicara BBM bensin, ya, karena di Brazil sudah ada yang terbuat dari etanol (bioetanol dari tebu—Red),” ucap dia dalam konferensi pers mengenai persiapan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Artikel terkait

Jika Jadi, BBM akan Dikenakan Cukai oleh Pemerintah

Berita Otomotif

14 June 2022

7 Langkah Mendaftar di Situs MyPertamina agar Bisa Beli Pertalite

Berita Otomotif

30 June 2022

Revisi Aturan BBM, Ini Daftar Mobil dan Motor yang Tidak Boleh Pakai Pertalite dan Solar Subsidi

Berita Otomotif

12 July 2022

Hal ini, aku Nangoi, tidak gampang itu dilakukan. Keberadaan biodiesel B35 pun mengundang atensi dari industri otomotif luar negeri.

Gaikindo sebagai asosiasi resmi yang menaungi pabrikan-pabrikan otomotif di pasar Tanah Air pun menerima banyak kunjungan dari luar negeri.

“Terutama dari asosiasi di Jepang. Kemarin sempat dari JETRO (Japan External Trade Organization). Sebelumnya dari JAMA (Japan Automobile Manufacturers Association). Mereka mempelajari dari Indonesia terkait kemajuan kita di BBM biodiesel karena Jepang juga ditekan agar memproduksi BBM lebih ramah lingkungan,” papar Nangoi.

“Jepang kali ini belajar dari Indonesia,” tegasnya lagi.

Meski demikian, Nangoi mengakui bahwa biodiesel B35 bukan tanpa kekurangan. Di antaranya adalah sifatnya yang higroskopis sehingga kandungan airnya mesti dikurangi terus.

Lalu, efisiensi BBM-nya perlu ditingkatkan karena pembakaran yang kurang sempurna. Cetane Number (CN) di dalamnya masih harus pula ditingkatkan agar memenuhi standar Euro 4 yang berlaku di Indonesia sekarang.

“Mobilnya sudah dibikin (dengan standar) Euro 4. Tapi, untuk BBM biodiesel yang Euro 4 belum,” tandas Nangoi.

Saat ini, BBM diesel yang telah memenuhi standar Euro 4 adalah yang non-subsidi. Salah satunya, seperti dicontohkan Nangoi, ialah Pertamina Dex dari Pertamina. [Xan/Ses]

>>>>> Klik link ini untuk melihat harga mobil baru <<<<<