Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Blue Bird: Rencana Jadikan Mobil Listrik Sebagai Taksi Pertaruhan Besar

Berita Otomotif

Blue Bird: Rencana Jadikan Mobil Listrik Sebagai Taksi Pertaruhan Besar

JAKARTA – Blue Bird menyebut rencana mereka menjadikan mobil listrik sebagai armada taksi sebagai pertaruhan besar. Akan tetapi, hal ini tetap mereka lakukan karena alasan lingkungan dan potensi penghematan biaya operasional pada masa depan.

Blue adalah operator taksi konvensional pertama di Indonesia yang menggunakan mobil listrik sebagai taksi. Melakukannya pada awal 2019, dua model pertama yang mereka pilih adalah BYD e6 plus Tesla Model X.

Dalam wawancara untuk akun YouTube Gita Wirjawan yang tayang akhir pekan lalu, Noni Purnomo selaku Direktur Utama Blue Bird bahkan membeberkan beberapa rencana memperbanyak armada taksi listrik yang terpaksa mereka reka ulang karena pandemi virus Corona (Covid-19). Rencana-rencana itu adalah mendatangkan 300 unit mobil listrik pada 2020 dan memiliki 15 ribu unit mobil listrik pada 2025.

Pemerintah sendiri sudah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 untuk memicu tumbuhkembang pasar serta industri mobil listrik. Melalui berbagai insentif yang mulai berlaku pada Oktober 2021 plus komitmen membangun infrastruktur pendukungnya, pemerintah ingin 20 persen produksi kendaraan di Indonesia pada 2025, baik mobil maupun sepeda motor, datang dari yang berteknologi hybrid, plug-in hybrid, atau 100 persen baterai.

“Begitu kami punya kesempatan memperkenalkan zero emission transportation, kami langsung ambil peluang itu. Itu adalah pertaruhan besar tetapi kami melihatnya kan jangka panjang,” tegas Noni.


Alasan Blue Bird melakukannya antara lain adalah lingkungan. Visi itu diturunkan dari mendiang nenek serta Ayah Noni yang merupakan dua pendiri Blue Bird.

“Mereka selalu bilang bahwa apapun yang kita punya itu benar-benar untuk keberlangsungan dari para pemangku kepentingan. Artinya bukan hanya para pemegang saham, tapi harus semuanya termasuk lingkungan hidup. Itu visi dasarnya. Nah, dari situlah EV (electric vehicle) ini menjadi bagian dari visi tersebut,” jelas dia.

Namun, langkah strategis perusahaan mesti didasarkan pula pada perhitungan matang. Karena itulah, sebab kedua ialah potensi efisiensi biaya operasional pada masa mendatang.

“Tentu saja kami membuat keputusan itu tidak hanya berdasarkan pada passion, tapi harus ada perhitungannya juga. Jadi kami sudah menghitung secara jangka panjang ROI (Return of Investment) berapa lama. Kemudian apa yang kami bisa hemat (jika menggunakan armada taksi listrik),” lanjut Noni.


Ia mencontohkan beban biaya perawatan armada taksi bermesin konvensional terhadap pendapatan Blue Bird adalah 9 persen. Sementara, beban biaya bahan bakar terhadap pemasukan sekitar 23 persen.

“Dengan mobil listrik, biaya perawatan jauh berkurang karena tak ada mesin yang perlu dirawat. Suku cadang juga sudah jauh berkurang dan yang ada kan hanya body parts saja. Suku cadang yang mahal itu, kan, baterainya. Nah, soal masa pakai baterai, sekarang kan itu garansi penuhnya selama 5 tahun tapi seharusnya masa bisa (digunakan) sampai 10 tahun. Jadi kami menghitung semua itu. (Beban biaya) bahan bakar bisa kami hemat. Perawatan juga,” paparnya.

Hitung-hitungan tak berhenti sampai di sana. Blue Bird juga menghitung sampai ke proyeksi harga jual kembali mobil listrik.

“Kalau (garansi baterai) bisa 10 tahun dan bukan 5 tahun, kami yakin harga mobil bekasnya bisa jauh lebih baik lagi (dari perhitungan saat ini),” pungkas dia. [Xan/Ari]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang