JAKARTA – Bahan bakar diesel dengan standar emisi gas buang Euro 4 sedang dipertimbangkan untuk mulai diuji pada awal 2019.
Pemerintah sudah menetapkan bahwa penerapan Euro 4 untuk mesin diesel pada 2021, seperti ditetapkan dalam Peraturan Menteri LHK Nomor P20/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2017. Sementara, standar Euro 4 bagi mesin bensin sudah berlaku pada Oktober tahun ini. penerapan standar ini berpengaruh pada standar bahan bakar minyak (BBM) yang mesti dipakai, juga spesifikasi mesin mobil-mobil yang dijual di Indonesia.
Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian menjelaskan pemerintah berencana menggunakan minyak solar dengan campuran bahan nabati 30 persen (biodiesel 30/B30) sebagai BBM Euro 4 pada 2021. Namun B30 ini sendiri menurut peta jalan pemerintah sudah harus mulai dipakai di Indonesia setahun sebelumnya.
Pada 2020, B30 yang digunakan belum memenuhi standar Euro 4. Menurut Putu, Spesifikasi B30 untuk tahun tersebut akan diuji pada permulaan 2019.
“Akhir tahun ini sebenarnya sudah memulai persiapannya. (Perkembangannya) sudah bagus, sudah sekitar 80-90 persen. Tinggal 10 persen. Kalau Desember agendanya terlalu ramai, kemungkinan kami akan mulai Januari,” ujarnya dalam Diskusi Pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia, Selasa (27/11/2018) di Jakarta.
Ada wacana pengujian B30 berstandar Euro 4 dilakukan bersamaan dengan itu. Semua itu masih dalam diskusi.
“Itu masih belum diputuskan, masih dalam diskusi. (Wacana itu muncul) karena, kan, dalam waktu dekat yaitu 2019 kita akan melakukan pengujian sedangkan pada 2021 sudah mulai penerapan Euro 4 jadi ada pemikiran kenapa tidak sekalian saja, daripada nanti dites lagi pada waktu berbeda,” paparnya.
Pemerintah saat ini memang ingin mendorong penggunaan biodiesel yang menggunakan bahan baku kelapa sawit demi mengurangi impor minyak dan gas. Kebijakan B20 yang sebenarnya sudah ada sejak 2016 ingin didorong secara maksimal untuk kendaraan komersial maupun kendaraan penumpang.
Pemerintah memperkirakan potensi penghematan devisa pada September – Desember 2018 berkat penggunaan B20 mencapai 1,02 miliar dollar AS (Rp 14,962 triliun). Pada 2019, penghematannya menjadi 3,34 miliar dollar AS (Rp 48,734 triliun). [Xan/Ari]
Berita Utama

MURAH BANGET TAPI LUAS, Mending Ini Dibanding LCGC! Review Suzuki Splash M/T 2015
Video
MG Siap Meramaikan Pasar Mobil Listrik Indonesia Tahun Ini!
Berita Otomotif
Aturan Subsidi Motor Listrik Keluar Februari 2023, Bareng Subsidi Mobil Listrik?
Berita Otomotif