Wuling Almaz, Mobil China Produksi Indonesia Segera Diekspor Pekan Ini

JAKARTA - Wuling Almaz, mobil China yang sudah diproduksi di Indonesia mulai diekspor pertengahan pekan ini.

Hal tersebut diketahui dari undangan seremoni ekspor Almaz yang diterima oleh Mobil123.com. Di dalamnya disebutkan bahwa acara akan berlangsung pada Rabu (25/9/2019) di kantor pusat Wuling juga berada satu area dengan pabrik mereka di Greenland International Industrial Center, Deltamas, Cikarang, Bekasi.

Artikel terkait

Wuling Almaz Rakitan Indonesia Dijual di Negara ASEAN Tahun Ini

Berita Otomotif

07 May 2019

Wuling Almaz Buatan Indonesia Akan Diekspor Sebagai Chevrolet Captiva

Berita Otomotif

12 July 2019

Ekspor Chevrolet Captiva Buatan Pabrik Wuling Cikarang Capai 2.000 Unit

Berita Otomotif

23 December 2019

Medium SUV sekelas Honda CR-V tersebut meluncur pertama kali dengan hanya satu tipe berkapasitas lima penumpang dengan transmisi otomatis CVT (Continously Variable Timing). Kemudian, pada Agustus lalu, Wuling merilis tiga tipe berkapasitas penumpang dengan transmisi manual atau pun CVT.

Tidak hanya itu, semua tipe, mulai dari yang termurah hingga termahal, diberikan fitur standar baru berupa voice command canggih berbahasa Indonesia yang mereka namakan Wuling Indonesian Command (Wind). Kini, kisaran harga on-the-road Jakarta Almaz adalah Rp 263,8 - 336,8 juta.

Wuling, pada Juli kemarin, sudah mengatakan bahwa Almaz bakal diekspor muai kuartal keempat tahun ini. Ketika itu, rincian waktu masih mereka rahasiakan.

Akan tetapi, mereka telah memberitahukan bahwa Almaz nantinya diekspor sebagai Chevrolet Captiva. Sebagai informasi, Wuling dan GM memang berbagi platform yang sama untuk melahirkan Almaz atau di China bernama Baojun 530 serta Captiva generasi terkini.

Selain diproduksi di Indonesia, Almaz juga dirakit di India. Kendati begitu, pabrikan serta nama modelnya berbeda yakni MG Hector.

Walau berfitur canggih, pemosisian harga Almaz di Indonesia menyenggol segmen di bawahnya yaitu low SUV yang diisi oleh Toyota Rush, Daihatsu Terios, serta Honda BR-V. Toyota mengakui strategi tersebut membawa tekanan pada mereka. [Xan/Ari]