TOYOTA CITY - Toyota menganggap bahwa teknologi hybrid masih menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan pasar di masa depan.
Belakangan ini, mobil listrik telah diyakini sebagai salah satu teknologi yang akan menguasai pasar otomotif dalam waktu dekat. Namun, Toyota memiliki pandangan yang berbeda. Produsen mobil asal Jepang tersebut masih yakin bahwa era teknologi hybrid akan datang lebih dulu sebelum era mobil listrik.
“Kami yakin bahwa era teknologi hybrid akan datang lebih dulu sebelum mobil listrik. Kami percaya bahwa senjaga terbesar kami untuk memenuhi efisiensi kendaraan dan emisi gas buang, bukan hanya di Eropa tapi di dunia,” ungkap Shizuo Abe, Executive General Manager of Powertrain Division Toyota.
Abe yakin mobil hybrid akan terjual sebanyak 4 juta unit per tahun pada 2030. Toyota pun sebenarnya telah memiliki rencana panjang untuk plug-in hybrid dan mobil listrik namun mereka memperkirakan untuk menjual sekitar beberapa ratus ribu unit di 2030.
Bagi mereka, masalah terbesar dari mobil listrik adalah penggunaan baterai lithium-ion karena sangat mahal, besar dan berat. Abe pun menambahkan bahwa saat ini baterai memiliki permasalahan yaitu akan berkurang fungsinya sesuai dengan pemakaian dan usianya.
Ia bahkan melanjutkan dengan memberikan sebuah gambaran dengan Toyota Prius. Mobil tersebut menggunakan baterai lithium-ion 40 kWh dan dapat menempuh jarak sekitar 402 km. Untuk baterainya saja nilainya sudah mencapai $7,203 – $10,805 (setara Rp101 juta – 152,7 juta). Tingginya harga tersebut membuatnya yakin mobil listrik tidak dapat diterima langsung oleh konsumen meski harganya akan menurun pada 2025. [Adi/Ari]
Berita Utama

‘Kode’ Peluncuran Toyota Yaris Cross antara Juni atau Juli 2023
Berita Otomotif
Baru 3 Bulan Meluncur, Wuling Alvez Sudah Laku Segini
Berita Otomotif
KIA Carens 1.5L IVT Tambah Varian Captain Seat, Harganya Rp414,6 Juta
Mobil Baru