Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Toyota: Dalam Jangka Pendek Mungkin Tak Ada Mobil Listrik Murah

Berita Otomotif

Toyota: Dalam Jangka Pendek Mungkin Tak Ada Mobil Listrik Murah

JAKARTA - Toyota menilai dalam jangka pendek pasar otomotif Indonesia mungkin tak akan melihat mobil listrik murah di segmen yang massal.

Direktur Pemasaran PT. Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menjelaskan segmen mobil paling ‘gemuk’ di negeri ini ada pada rentang harga Rp200-300 juta-an.

“Mungkin masih lumayan gemuk di Rp400-500 juta-an dan agak mengecil begitu bicara angka Rp600 juta, Rp700 juta, apalagi Rp1 miliar ke atas di segmen-segmen premium,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Jumat (1/4/2022).

Sayangnya, banderol mobil-mobil listrik murni saat ini masih tergolong tinggi. Penyebabnya adalah biaya produksi baterai yang masih amat mahal.

“Dari kondisi produk yang ada sekarang, misalnya Lexus UX 300 e dan produk-produk BEV (battery electric vehicle/mobil listrik murni) merek lain memang harganya masih berada di segmen premium. Kalau pun berada sedikit di bawah itu, masih di segmen high. Belum masuk di segmen medium,” lanjut Anton.

Sebagai gambaran, harga Nissan Leaf menurut situs resmi mereka kini Rp728 on the road (OTR) Jakarta. Harga dua mobil listrik Hyundai, Ioniq serta Kona EV, juga Rp700 juta-an.

Banderol Lexus UX 300 e bahkan di atas Rp1,2 miliar.

Kondisi harga mobil listrik yang sangat mahal Anton nilai tak bisa berubah dalam jangka waktu singkat.

“Kalau kita bicara dalam jangka waktu pendek, satu sampai dua tahun ke depan, mungkin masih seperti itu,” nilai Anton.

Ini sebabnya Toyota melakukan pendekatan ‘Multi Pathway’ di era kendaraan ramah lingkungan yang makin terasa di Indonesia setelah berlakunya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mulai Oktober 2021.

Melalui pendekatan ini, pabrikan asal Jepang itu tidak ingin terlalu fokus pada satu teknologi saja. Mereka ingin tetap menjual mobil konvensional yang irit hingga mobil listrik murni.

“Saya rasa, dengan adanya pilihan Multi Pathway, dengan kami menggunakan hybrid yang juga salah satu pilihan elektrifikasi, kami bisa masuk ke segmen-segmen yang lebih kompetitif,” pungkas Anton.

“Saya tidak berani menyebutkan angkanya dulu berapa. Tapi, yang pasti, segmen-segmen di kelas medium dengan fitur dan mungkin product package (pengemasan produk) yang lebih pas dengan kondisi di Indonesia. Saya rasa itu penting juga,” tambah dia.

Anton berharap teknologi baterai bisa makin maju dan biaya produksinya makin murah seiring waktu. Dengan demikian, kelak bisa terlihat mobil listrik di pasar yang ‘gemuk’. [Xan]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang