Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Menakar Peluang Esemka Bima Melawan Suzuki Carry dan Daihatsu Gran Max

Berita Otomotif

Menakar Peluang Esemka Bima Melawan Suzuki Carry dan Daihatsu Gran Max

JAKARTA - Esemka Bima masih punya peluang untuk mendapat tempat di segmen pikap kecil meski di sana ada dua raksasa yaitu Suzuki Carry dan Daihatsu Gran Max. Soalnya, kebutuhan akan kendaraan jenis ini masih sangat besar di Indonesia.

Terlepas dari semua kontroversinya, Pengamat Otomotif Bebin Djuana menilai Esemka sudah tepat meluncurkan terlebih dahulu mobil komersial, khususnya pikap kecil. Pasalnya, permintaan terhadap kendaraan ini untuk bisnis-bisnis masyarakat skala kecil dan menengah masih sangat banyak dan tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh Carry maupun Gran Max yang sudah puluhan tahun eksis di Tanah Air.

“Kalau pasarnya sudah jenuh, baru lahir, baru bikin mobil baru, itu baru masalah besar. Belum punya nama, belum dipercaya masyarakat tapi pasar sudah jenuh. Ini, kan, tidak. Artinya Esemka (Bima) masih punya ruang,” ucapnya kepada Mobil123.com via sambungan telepon pada akhir pekan lalu.

Sekadar mengingatkan, Esemka mendeklarasikan diri ke publik untuk pertama kalinya pada 6 September 2019 melalui peluncuran pabrik berkapasitas 12 ribu unit setahun di Boyolali, Jawa Tengah dan perkenalan pikap kecil Bima 1.2 dan Bima 1.3. Namun, ada dugaan dari sebagian masyarakat bahwa Bima adalah versi ‘ganti logo’ dari mobil China Changan Star Truck.

Esemka hingga kini belum membuat konferensi pers yang menjawab pertanyaan tersebut. Pemerintah berjanji akan membawa para pembesar Esemka untuk buka-bukaan di depan media massa dalam waktu dekat.

Kota Kecil dan Volume Ratusan Unit
Bebin, yang pernah malang-melintang puluhan tahun di PT. Suzuki Indomobil Sales dan PT. Hyundai Mobil Indonesia, menganggap Esemka harus ‘blusukan’ menyasar kota-kota kecil terlebih dahulu. Area sekitar Solo--kota asal Esemka--dan Boyolali sudah pasti harus dipenetrasi, barulah kemudian menjalar ke sekitar Pulau Jawa.

Esemka, menurutnya, sebaiknya juga menggandeng bengkel-bengkel tradisional kecil di kota yang menjadi target, untuk penyebaran stok suku cadang serta lokasi servis kendaraan. Mereka pun harus merangkul pihak-pihak yang bersedia menyediakan semacam dealer kecil tempat penjualan dan distribusi.

“Saya tidak katakan bengkel besar, showroom megah. Tak butuh itu. Terpenting konsumen tahu kalau mau ganti oli, ganti filter harus ke mana dan sama siapa. Jangan semua-semuanya harus lari ke Solo. Salah itu,” tandasnya.

Penjualan ratusan unit per bulan saja, lanjut Bebin, sudah amat bagus untuk ukuran Esemka. Modal kapasitas produksi 1.000 unit per bulan sudah amat cukup untuk mengantisipasi proyeksi kenaikan penjualan di masa depan dengan strategi bisnis semacam itu. [Xan/Ari]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang