Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Indonesia Punya Calon Pembeli Mobil Listrik Terbanyak di Asean

Berita Otomotif

Indonesia Punya Calon Pembeli Mobil Listrik Terbanyak di Asean

SINGAPURA - Indonesia menjadi satu dari tiga negara paling berminat terhadap mobil listrik dan asil riset menunjukan sudah banyak konsumen Tanah Ari yang paham dengan teknologi Battery Electric Vehicles (BEVs). 

Acara Nissan Futures yang berlangsung di Singapura menjadi agenda khusus pembahasan mobil pintar, mobil listrik. Nissan Motor Co. Ltd selaku penggagas acara juga mengumumkan new Nissan Leaf juga akan memasuki pasar Asia dan Oseania. 

Tidak hanya itu, Nissan juga sepertinya bakal menambah negara tujuan dari pemasaran mobil listriknya itu khususnya di wilayah Asia Tenggara. Apalagi, mereka mendapatkan data bahwa banyak negara tertarik termasuk Indonesia. 

Frost & Sullivan mengungkapkan hasil studinya yang berjudul "Future of Electric Vehicle in Southeast Asia" kepada 1.800 konsumen atau responden. Riset dilakukan di enam negara yaitu Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Hasilnya, Indonesia menjadi salah satu negara paling berminat dengan mobil listrik. 

Filipna menjadi negara dengan persentase tertinggi yakni 46 persen. Thailand yang akan mendapatkan jatah new Nissan Leaf lebih dulu berada di posisi kedua, 44 persen. Mobil listrik nyatanya diminati oleh 41 persen responden di Indonesia. Rata-rata ketertarikan mereka terhadap mobil masa depan ini sebanyak 37 persen. 

Ada beberapa faktor yang memotivasi mereka membeli mobil listrik. Meliputi Faktor keamanan hingga kemudahan pengisian ulang. Namun, ada hal yang lebih ditekankan seperti harga yang lebih murah, peniadaan pajak sampai fasilitas pengisian ulang. 

Ini sedikit bertolak belakang, padahal populasi mobil listrik dan hybrid di Asia Tenggara masih rendah. Namun, menurut penelitian Forst & Sullivan menyebut bahwa mereka cukup memahami perbedaan dari teknologi tersebut. Singapura, Indonesia dan Vietnam menjadi negara yang punya pengetahuan paling mendalam terhadap BEVs. 

Meski potensi permintaan kendaraan listrik signifikan, sejumlah penghalang tetap ada, salah satunya faktor kurang informasi. Rasa cemas akan kehabisan daya di tengah jalan menjadi yang utama. Konsumen juga tidak yakin akan standar keamanan mobil listrik.

“Lompatan pesat menuju elektrifikasi mobil membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pihak pemerintah dan swasta, juga pendekatan jangka panjang yang telah disesuaikan dengan setiap kondisi pasar yang unik,”  kata Yutaka Sanada, Regional Senior Vice President Nissan Motor Co. Ltd, di acara Nissan Futures. 

“Sementara itu, sebagai produsen kami harus mampu menjelaskan lebih baik lagi mengenai keamanan EV, sebagai opsi yang cerdas dan bisa diandalkan untuk kondisi cuaca apapun. Kendaraan listrik Nissan telah melewati uji coba yang luar biasa di tengah kondisi ekstrim. Kami bangga untuk menyampaikan bahwa 300.000 pembeli kendaraan Nissan Leaf telah berkendara lebih dari 3,9 miliar kilometer di seluruh dunia sejak 2010 dan tidak pernah ada insiden kritis apapun menyangkut baterainya," jelas Sanada.

Vivek Vaidya, Senior Vice President of Mobility di Frost & Sullivan menambahkaan, angka penggunaan kendaraan listrik yang ada sekarang tidak seutuhnya mencerminkan permintaan yang ada di baliknya, yang nyatanya jauh lebih tinggi. 

"Berlawanan dengan pandangan yang ada di masyarakat bahwa biaya EV yang tinggi menjadi penghambat, riset menunjukkan bahwa faktor keamanan dan pengisian ulang mendominasi benak konsumen. Jika industri dan pemerintah dapat menyingkirkan penghalang ini, kita akan meraih potensi yang maksimal," tutup Vivek. [Adi/Ari]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang