Perusahaan Mobil Listrik China BYD Berminat Masuk ke Indonesia

Berita Otomotif

Perusahaan Mobil Listrik China BYD Berminat Masuk ke Indonesia

JAKARTA - BYD, menurut Airlangga Hartarto selaku Menteri Perindustrian, berminat melakukan investasi di Indonesia untuk bermain di sektor mobil listrik.

Merek mobil China yang serius mempenetrasi pasar Indonesia bisa jadi akan bertambah lagi setelah Wuling dan Dongfeng Sokon (DFSK). Merek itu ialah BYD.

Pabrikan otomotif yang bermarkas di Shenzhen, China ini disebut-sebut Airlangga berniat membenamkan modal untuk pengembangan mobil listrik. Sektor kendaraan komersial bertenaga listrik menjadi incaran mereka.

Rencananya, BYD bakal melakukan pilot project untuk kendaraan niaga nihil emisi gas buang seperti bus.

“Tetapi tergantung pasarnya, kalau produsen lain seperti Wuling dan DFSK sudah punya fasilitas sehingga lebih mudah bagi mereka untuk investasi di kendaraan listrik ini,” ucap Airlangga melalui keterangan resmi Kementerian Perindustrian yang diterima Mobil123.com pada Kamis (9/5/2019).

BYD sudah menyuplai mobil listrik kepada perusahaan taksi Blue Bird. Ada 25 unit BYD e6 yang kini digunakan sebagai armada oleh operator taksi paling populer di Indonesia tersebut.

Pemerintah sendiri saat ini masih mematangkan regulasi low carbon emission vehicle (LCEV) berbentuk Peraturan Presiden (Perpres). Yohannes Nangoi, Ketua Umum Asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sempat mendapat informasi bahwa peraturan akan terbit pada April, tapi ternyata tidak terjadi.

Regulasi LCEV nantinya memberikan beragam insentif untuk teknologi hybrid, listrik murni, flexy engine, sampai dengan low cost green car (LCGC). Di antaranya dalam draf adalah bea masuk nol persen, penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor listrik, hingga tax holiday maupun mini tax holiday bagi investasi produksi komponen utama mobil listrik .

“Perpres sebagai payung hukum sedang diformulasikan terutama mengenai persyaratan yang akan menggunakan fasilitas insentif,” ujar Airlangga.

Pemerintah yang pasti ingin agar penerima insensif kemudian melakukan perakitan lokal mobil ‘hijau’ dan peta jalan (roadmap) sudah dibuat. Pada 2025, produksi mobil listrik ditargetkan 20 persen dari total volume atau diproyeksikan sama dengan 400 ribu unit.

Regulator juga berharap mobil listrik nantinya diekspor dari Indonesia ke negara lain seperti Australia. Indonesia juga akan memiliki pabrik pemroduksi material energi baru dari nikel laterit melalui investasi PT. QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, yang ditargetkan akan beroperasi pada pertengahan tahun 2020.

Proyek industri smelter berbasis teknologi hydrometallurgy tersebut akan memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua nikel kobalt yang dapat digunakan untuk kendaraan listrik. Total investasi yang ditanamkan sebesar USD700 juta dan akan menghasilkan devisa senilai USD800 juta per tahun. [Xan/Ari]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang