Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Depresiasi Rupiah Jadi ‘Cobaan’ Terbaru, Harga Mobil akan Naik Lagi?

Berita Otomotif

Depresiasi Rupiah Jadi ‘Cobaan’ Terbaru, Harga Mobil akan Naik Lagi?

JAKARTA/LOMBOK - Depresiasi rupiah menjadi ‘cobaan’ terkini yang menambah beban biaya produksi mobil. Beberapa pabrikan otomotif besar mengaku masih menahan harga jual. Tapi, sampai kapan?

Menurut Marketing and Customer Relations Division Head PT. Astra International - Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso, beberapa isu global yang terjadi belakangan ini turut memengaruhi biaya produksi mobil di Indonesia.

Isu terbaru yang ia sebutkan ialah keputusan Bank Federal Amerika Serikat menaikkan suku bunga pada awal Mei 2022. Sebelum itu, sudah ada perang Rusia-Ukraina sejak Februari 2022 serta lockdown yang beberapa bulan terakhir kembali terjadi di China.

Langkah The Fed--sebutan bank sentral ‘Negeri Paman Sam’--menaikkan suku bunga 50 bps membuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sampai sekarang masih terdepresiasi. Sementara, perang di Eropa Timur memengaruhi harga material.

Lockdown di ‘Negeri Tirai Bambu’ membuat berbagai pabrikan mobil was-was terhadap situasi krisis suplai cip semikonduktor yang sudah berlangsung beberapa tahun belakangan. Kombinasi semua hal tersebut memengaruhi biaya produksi dan harga mobil.

“Sampai sekarang harga Daihatsu belum naik. Kenapa? Daihatsu selalu bisa melaksanakan efisiensi di segala bidang. Jadi, kuncinya efisiensi,” tandas Hendrayadi dalam Media Gathering pada Kamis (19/5/2022) di Sunter, Jakarta.

Sebagai informasi, terakhir kali harga mobil di Indonesia naik ramai-ramai adalah pada 1 April tahun ini.

Pemicunya ialah revisi Pajak Pertambahan Nilai dari 10 persen ke 11 persen, pun berakhirnya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di tengah pandemi Covid-19 bagi berbagai mobil rakitan lokal di luar segmen low cost green car (LCGC).

Lebih lanjut, Marketing Director PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani menerangkan efek dari depresiasi nilai tukar rupiah bisa berbeda-beda untuk tiap pemasok komponen mereka.

Ia sendiri masih bersyukur efek kebijakan The Fed di Indonesia tak sebesar di beberapa negara Asia Tenggara lain. Apalagi di Filipina.

Perhitungan harga mobil juga terdiri dari banyak determinan. Demikian pula dengan keputusan mempertahankan atau menaikkannya.

“Saat ini kami masih wait and see karena perubahan The Fed baru hitungan hari. Jadi, kami juga masih melihat,” tukas dia usai Media Gathering.

Business Innovation, Sales, and Marketing Director PT. Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menyatakan nilai tukar rupiah sangat memengaruhi biaya produksi mereka. Sebelum itu, krisis cip semikonduktor sudah menjadi beban.

“Beberapa item (komponen) harus by air (dikirim lewat pesawat--Red). Itu peningkatan biaya juga. Tapi, konsumen kami harus dapat barang secepat-cepatnya,” tegas dia menanggapi pertanyaan Mobil123.com di sela-sela Media Test Drive All New Honda HR-V di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (23/5/2022).

“Kami berusaha semaksimal mungkin menekan biaya produksi itu. Untuk berapa lamanya kami belum bisa tentukan,” lanjut Billy. [Xan/Ses]

>>>>> Klik link ini untuk melihat harga mobil baru <<<<<



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang