Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Gaikindo: Pemerintah Berencana Matikan Mobil Konvensional di 2030 atau 2040

Berita Otomotif

Gaikindo: Pemerintah Berencana Matikan Mobil Konvensional di 2030 atau 2040

JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mengetahui adanya rencana pemerintah untuk melarang penjualan mobil konvensional bermesin pembakaran dalam (combustion engine) pada tahun tertentu.

Pemerintah saat ini memang sedang menyusun regulasi low carbon emission vehicle (LCEV) yang antara lain berisi insentif pajak bagi mobil-mobil berbahan bakar alternatif seperti mobil hybrid dan listrik. Regulasi dibahas lintas kementerian dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam beberapa kesempatan mengutarakan target untuk menerbitkannya tahun ini.

Perkembangan terbaru, ternyata saat ini ada pemikiran dari pemerintah untuk memasukkan poin pelarangan penjualan mobil konvensional.

“Yang saya dengar katanya peraturannya akan mematikan mobil combustion engine. Pada 2030 atau 2040, saya enggak tahu,” kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi saat diwawancarai belum lama ini di Jakarta.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronika Kemenperin Harjanto, ketika dimintai konfirmasi oleh Mobil123.com pada Kamis (24/5/2018) via pesan singkat, tak membantah kabar tersebut. Akan tetapi, ia tak memberitahukan pemikiran ini dicetuskan oleh institusi mana.

Asosiasi Menentang
Gaikindo menegaskan bahwa mereka sepakat Indonesia mesti mencari cara agar mobil listrik lebih diterima oleh konsumen Tanah Air. Namun, mereka menentang jika pemerintah membatasi penjualan mobil konvensional hingga tahun tertentu.

Pasalnya, industri komponen dalam negeri bakal terancam karena komponen-komponen mobil listrik jauh lebih sedikit dari mobil konvensional. Di sisi lain, potensi pasar mobil listrik, khususnya di Indonesia, masih gelap.

“Anda harus ingat, saat ini industri mobil punya 1,2 juta pekerja. Kami juga punya kontribusi kepada pemerintah sekian ratus triliun rupiah. Kita punya ekspor besar. Kenapa kok ini mau diberhentikan? Jangan dulu. Jika mobil listrik sudah menjanjikan dan sudah jadi, silakan, enggak apa-apa. Sampai saat itu datang, keduanya berjalan bersama saja,” papar Nangoi.

Ia kemudian menjelaskan bahwa di pasar global saja, penjualan mobil listrik berkisar di 30 – 40 ribu unit per bulan. Volumenya masih jomplang sekali dengan transaksi jual-beli mobil sedunia yang mencapai 5 juta unit secara total.

Nangoi berpikir sebaiknya peraturan yang dukung ke arah kendaraan rendah emisi harus dibenahi terlebih dahulu. Hal ini akan menumbuhkan mobil hybrid, plug-in hybrid, dan mobil listrik.

“Kalau sudah berkembang tinggal kita lihat,” tandasnya.

Adapun Kemenperin, menurut Harjanto, menyarankan pelarangan penjualan mobil konvensional tidak ada dalam regulasi. Mereka menginginkan regulasi mengembangkan mobil listrik secara gradual sesuai road map yang ada.

“Kami sepakat dengan Gaikindo karena intinya mengembangkan industri didasarkan atas mekanisme insentif serta keinginan konsumen, baik pasar dalam negeri maupun ekspor,” tukasnya.

Presiden Joko Widodo sendiri mengetahui komponen mobil listrik jauh lebih sedikit dibandingkan mobil konvensional. Saat membuka Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, ia menjelaskan komponen mobil listrik hanya satu per sepuluh dari mobil konvensional. [Xan/Ari]



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang