TOKYO – Kementerian Perindustrian mengakui bahwa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda Indonesia berhasil memukul industri otomotif.
Hal ini disampaikan oleh Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian di sela-sela kunjungan kerja ke Jepang. Ia mengatakan bahwa akibat pandemi Covid-19, untilisasi dari pabrik kendaraan menjadi yang terendah sejak tahun 2008.
“Otomotif sangat terpukul, jadi utilisasi pabrik hanya 30-40% jadi terendah dari 2008. Ini adalah titik yang terendag. Untuk itu kami menargetkan bahwa pada tahun 2023 produksi dari industri otomotif akan kembali normal,” ungkapnya.
Namun, target tersebut tidak akan bisa tercapai bila Pemerintah tidak melakukan pergerakan untuk membantu pemulihan. Maka dari itu, relaksasi PPnBM yang dilakukan pemerintah diharapkan bisa mempercepat pemulihan industri otomotif.
“Tentu ada syarat bagaimana kita bisa mendorong demand sehingga ada kekuatan daya beli masyarakat. Pemerintah sudah terbitkan relaksasi PPnBM dan sebelum berangkat ke Tokyo, saya memanggil seluruh distributor produk otomotif di Indonesia. Ada juga permintaan dari kami untuk menyukseskan dengan memberikan diskon tambahan dan mereka menyanggupi,” terangnya.
Hasilnya pun ternyata cukup efektif dalam menggerakkan roda perekonomian. Berdasarkan penuturannya, penjualan kendaraan setelah berlakunya relaksasi PPnBM berhasil menunjukkan pergerakan positif.
“Kami sudah memeriksa pada produsen kendaraan 3 hari setelah berlakunya ppnbm. Sekitar tanggal 4 Maret, Kami ketemu mereka. Dalam 3 hari mereka melaporkan rata-rata terjadi peningkatan dari purchase order di atas 50%,” pungkasnya.
Meski penjualan telah meningkat, kebijakan ini sebenarnya juga memberi dampak negatif pada penjualan bulan Februari 2021. Hal ini terlihat dari terjadinya perlambatan penjualan di bulan tersebut karena masyarakat menunggu berlakunya kebijakan tersebut.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terbaru menunjukkan penjualan dari sisi wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) turun 7,5 persen jika dibandingkan Januari, dari 52.909 unit menjadi 49.202 unit. Dari sisi penjualan retail (distribusi dealer ke konsumen), persentasenya lebih dalam lagi. Turunnya 15 persen, dari 53.996 unit 46.943 unit. Diharapkan penurunan ini bisa terbayar di bulan Maret 2021. [Adi/Ari]
Berita Utama

Xenia Baru Sudah Ada Bekasnya, Paling Worth It! Review Daihatsu Xenia 1.3 R CVT 2021
Video
Suzuki Ungkap Rencana Luncurkan SUV Baru Bulan Depan! Grand Vitara?
Berita Otomotif
MG HS Facelift Dijual Mulai Rp455 Juta, Kini Lebih Ganteng dan Canggih
Mobil Baru