Sepang Positif Stop Gelar Balapan F1

SHANGHAI – F1 GP Malaysia di sirkuit Sepang resmi dicoret dari kalender musim balap 2018 dan digantikan oleh Jerman.

Pada akhir November tahun lalu, pemerintah Malaysia mempertimbangkan untuk mundur sebagai penyelenggara balapan jet darat pada akhir musim 2017. Hal ini ditenggarai karena biaya yang dikeluarkan untuk menggelar satu event berbanding terbalik dengan jumlah penonton. Adapun menurunnya pengunjung terjadi setiap tahunnya dan terus merosot tajam.

Menurut beberapa sumber, Liberty Media selaku pemilik baru F1 telah mengeluarkan pernyataan bahwa sirkuit Sepang, Malaysia tidak lagi menjadi tuan rumah pada musim 2018. Bersamaan dengan keluarnya keputusan tersebut, GP Jerman masuk sebagai pengganti.

Sean Bratches selaku Managing Director F1 mengatakan dirinya sedih atas adanya keputusan perpisahan dengan salah satu keluarga di ajang balap mobil terpopuler sejagat raya tersebut.

“Lebih dari dua dekade, penggemar F1 di Malaysia telah membuktikan diri sebagai bagian dari keluarga kami. Seperti yang kami katakan di Melbourne sebelumnya, kami mempunyai rencana besar untuk membuat para penggemar lebih dekat lagi dengan olahraga ini,” ujar Bratches.

Menurutnya, F1 kini tengah berkembang menjadi kegiatan yang lebih menarik, dengan menerapkan pengalaman di dunia digital dan menciptakan event baru. Dikatakannya bahwa pada musim 2018 F1 memiliki jadwal 21 balapan di beberapa negara (termasuk Jerman dan Perancis).

“Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Sepang International Circuit atas kerjasamanya dan profesionalismenya selama ini. Kami menghargai komitmen mereka kepada dunia motorsport selama ini,” jelasnya kemudian.

Meskipun terbilang tidak sukses sebagai penyelenggara F1, sirkuit Sepang Malaysia tetap menunjukkan komitmennya pada gelaran MotoGP. Hal ini dikarenakan kejuaraan balap motor tersebut mendatangkan penonton lebih banyak dan tentunya menguntungkan bagi mereka. [Dew/Ari]

Temukan mobil idaman di Mobil123
Mari bergabung bersama kami di Facebook dan Twitter