Via Safety Campaign Award, Adira Insurance Ingin Tebar Virus Tular Keselamatan Berkendara

JAKARTA – Adira Insurance menggelar Safety Campaign Award (SCA) 2017 yang merupakan upaya getok tular, dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi Indonesia saat ini. Berdasarkan data Korlantas Polri 2016, jumlah kejadian kecelakaan mencapai 106.106 kejadian. Sementara dilihat dari fatalitasnya, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 26.181 jiwa.

Atas dasar itulah, Adira Insurance kembali menggelar ajang Safety Campaign Award (SCA). Untuk keempat kalinya, acara seperti ini memberikan apresiasi tinggi kepada bikers dan komunitas yang aktif mengampanyekan keselamatan di jalan.

Baca juga : Koster Indonesia Memenangkan Safety Campaign Award 2016

“SCA digelar sebagai bentuk apresiasi kami terhadap komunitas motor yang aktif mengampanyekan keselamatan di jalan. Lebih dari itu, kami berharap melalui SCA, semakin banyak bikers dan lapisan masyarakat lain, untuk terus aktif mempromosikan keselamatan di jalan dan mengajak orang lain, khususnya orang terdekatnya berprilaku aman di jalan,” ungkap Indra Baruna, Chief Executive Officer, Adira Insurance, di Jakarta, hari ini (29/10/2017)

SCA sendiri dikatakan mengalami peningkatan peserta setiap tahunnya. Tercatat pada SCA 2017 diikuti 110 peserta untuk dipilih 10 finalis dari komunitas dan klub motor terbaik.

Tanny Lestari selaku Service Management Departement Head, Adira Insurance, mengatakan SCA digelar untuk menjalankan fungsi dalam menyebarkan virus positif.

“Tahun ini jumlah peserta lebih banyak sehingga kami harus membatasi agar bisa mempertahankan kualitas. Kali ini jumlah mentor juga diperbanyak, sehingga menjadi sebuah sistem getok tular yang menjadi budaya,” ujar Tanny.

Sementara Wayan Pariama, Chief Marketing Officer-Director Adira Insurance, berbagi pengalaman bahwa di kampung halamannya yakni Bali, banyak anak Sekolah Dasar (SD) yang mendapatkan dispensasi, untuk mengendarai sepedamotor karena susahnya angkutan umum.

“Di situ, anak-anak SD diperbolehkan naik motor dan mempunyai surat dari kepolisian. Mereka mendapat pengecualian karena di sana tidak ada angkutan umum,” cerita Wayan usai melakukan kegiatan Sunday Morning Ride (Sunmori) bersama para jurnalis di Jakarta. [Dew/Ari/Idr]