Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Perbedaan Teknologi DOHC dan SOHC di Mobil, Pengaruh ke Performa?

Panduan Pembeli

Perbedaan Teknologi DOHC dan SOHC di Mobil, Pengaruh ke Performa?

Saat mesin mobil melakukan pembakaran bahan bakar, ada yang menggunakan teknologi SOHC dan ada yang DOHC. Apa perbedaan kedua teknologi itu?

Secara umum, perbedaan DOHC dan SOHC terletak pada jumlah camshaft yang ada pada bagian mesinnya. Teknologi DOHC atau Double Overhead Camshaft memiliki dua camshaft atau noken as sedangkan SOHC atau Single Overhead Camshaft memakai single camshaft. 

Pada mesin SOHC, sebuah camshaft menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai katup masuk dan katup keluar. Sedangkan pada mesin DOHC, sebuah camshaft berfungsi menggerakkan katup masuk, sedangkan satu camshaft lainnya menggerakkan katup keluar. 

Bila di breakdown lebih jauh, teknologi SOHC kini sudah banyak yang memakai empat klep, serupa dengan mesin DOHC. Walau pada DOHC dan SOHC sama-sama memakai empat klep, tapi karakter mesinnya jelas berbeda. 

Camshaft adalah batang silinder yang berputar mengatur naik turun klep. Di tiap putaran, jendolan head di camshaft yang menonjol akan mendorong katup masuk agar udara di dalam silinder bercampur dengan bahan bakar dan katup exhaust terbuka untuk membuang sisa pembakaran. 

Head di camshaft ini dirancang dengan posisi berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pembakaran mesin. Setelah udara dan bahan bakar bercampur, maka terjadi proses pembakaran dan katup buang gas mengeluarkan gas hasil pembakaran.

Kali ini, kami akan membahas secara detail masing-masing karakter mesin dan perbedaan dari teknologi DOHC dan SOHC. Simak ulasannya berikut ini.

Mesin DOHC, Didukung Empat Klep Menghasilkan Tenaga Besar

Mesin dengan teknologi DOHC memiliki sepasang camshaft. Umumnya mesin DOHC juga memiliki empat klep, yang artinya masing-masing camshaft berfungsi untuk intake campuran udara dan bahan bakar, lalu camshaft lainnya berfungsi untuk saluran pembuangan. 

Memiliki dua katup membuat kapasitas campuran bensin dan udara ke ruang bakar lebih banyak. Selain itu, adanya dua katup juga menjadikan mesin lebih dingin dengan distribusi operasi yang sama.

Profil mesin DOHC memiliki putaran mesin lebih ringan di putaran atas. Ini karena intake dan exhaust memiliki camshaft masing-masing sehingga mesin lebih ringan dalam menggerakkan camshaft.

Cara kerja DOHC ini membuat tenaga yang dihasilkannya bisa lebih besar, karena memakai camshaft yang berbeda untuk klep masuk dan keluar. 

Putaran mesin pun bisa didorong makin tinggi, hasilnya yaitu mobil bermesin DOHC kecepatan maksimal lebih tinggi. Putaran mesin yang ringan membuat suasana berkendara pun lebih halus tanpa adanya gangguan suara bising pada mesin.

Tenaga yang dihasilkan saat fase intake dan exhaust akan semakin besar karena didukung empat klep beserta dua noken as tiap silinder. Karena karakter mesinnya yang cenderung menghasilkan tenaga di putaran menengah atas, maka mesin SOHC ini cocok untuk mobil yang biasa digunakan jarak jauh hingga mobil performa tinggi.

Kekurangan Mesin DOHC 

Konsekuensi dari mesin DOHC yang lebih bertenaga di putaran atas ialah torsinya yang kurang galak di putaran bawah. Ini membuat konsumsi bahan bakar lebih besar. 

Lebih lanjut, konstruksi mesin DOHC juga lebih rumit dengan dua noken as. Pengaturan klep di mesin DOHC biasanya memakai shim. Pada beberapa mesin, ketika ketika mau ganti shim mesti melepas noken as. 
Menyetelnya pun harus dilakukan satu per satu, bisa tiap klep atau tiap noken as. Artinya, mekanik harus menyetel hingga 16 klep bila servis besar di mesin yang memakai shim. 

Mesin dengan SOHC, Bisa Dua atau Empat Klep Tiap Silinder

Sebagaimana dijelaskan di atas, mesin SOHC hanya memiliki satu noken as. Biasanya setiap silinder berarti hanya memiliki dua katup. Kerja mesinnya simpel karena komponennya sedikit sehingga hasil kerja mesin SOHC pun lebih stabil.

Satu katup dinamakan intake valve yang berguna untuk menghisap campuran udara serta bahan bakar ke dalam ruang bakar. Sementara, satu katup lainnya dinamakan exhaust valve yang berguna untuk menghisap sisa pembakaran melalui knalpot.  Pengaturan buka-tutup klep digerakkan oleh rocker arm yang terhubung langsung dengan noken as.

Namun pada mesin modern, SOHC berinovasi agar bisa menggerakkan empat klep, yang terdiri dari sepasang klep intake dan sepasang klep exhaust.  Walau memakai empat klep sekalipun, tapi mesin SOHC tetap lebih ringan.

Karakter mesin SOHC yaitu mampu menghasilkan torsi yang bisa diandalkan di putaran mesin menengah. Ini berpengaruh pada konsumsi bahan bakar yang lebih irit karena tidak perlu injak gas lebih dalam saat stop and go. Selain itu, dilihat dari segi biaya perawatan juga relatif lebih rendah.

Jadi jika hanya membutuhkan mobil untuk perjalanan dalam kota dengan rute lalu lintas ramai dan tidak perlu tenaga mesin yang besar, mesin SOHC sudah bisa memenuhi kebutuhan ini.

Singkatnya, SOHC lebih galak di bawah, torsinya lebih terasa di low-end. Sedangkan karakter DOHC kebalikannya, biasanya adalah nafas panjang.

Kekurangan Mesin SOHC

Sementara itu, kelemahan mesin SOHC adalah putaran atas yang terasa berat. Alasannya, karena mesin SOHC hanya menggunakan satu camshaft untuk mengatur kedua katup. 

Dengan demikian, camshaft bekerja cukup berat saat mesin di putaran tinggi. Asupan bensin dan udara di putaran atas volumenya terbatas, tak sebesar mesin DOHC. 

Kesimpulan

bahwa baik mesin DOHC maupun SOHC, pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatur buka tutup klep. Secara teori, mesin SOHC lebih galak di bawah, torsinya lebih terasa di low-end. Sedangkan karakter DOHC kebalikannya, biasanya adalah nafas panjang.

Namun pada kenyataannya, untuk memperoleh power dan torsi maksimal, baik DOHC maupun SOHC banyak dipengaruhi faktor lain. Misalnya besaran diameter klep, besaran sudut payung klep, diameter dan panjang langkah piston, dan lain sebagainya.

(YS)



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang