Beranda Berita Berita Otomotif Kelebihan dan Kekurangan Transmisi CVT di Mobil Keluaran Baru, Apakah Bisa Tahan Lama? Kelebihan dan Kekurangan Transmisi CVT di Mobil Keluaran Baru, Apakah Bisa Tahan Lama? Berita Otomotif Yongki Sanjaya Putra | 22 March 2024 09:48 Transmisi CVT kini semakin populer digunakan oleh pabrikan kendaraan di beragam mobil penumpang yang mereka produksi. Alasannya sederhana, transmisi yang memanfaatkan sabuk baja ini memiliki akselerasi yang halus dan tingkat efisiensi bahan bakar cukup baik. CVT atau continuously variable transmission adalah transmisi otomatis dengan rasio kecepatan yang berubah-ubah secara otomatis menyesuaikan kebutuhan torsi ketika mengemudi. Rasio sabuk baja yang menghubungkan pulley premier dan sekunder ini bisa berubah menyesuaikan kecepatan dengan tenaga maupun torsi. Sejarah Terciptanya Teknologi CVT, Berawal Dipakai Untuk Mesin Industri Teknologi transmisi CVT sebenarnya merupakan teknologi yang sudah lama ada. Bahkan konsepnya sudah ditemukan sejak era 1870-an, tepatnya pada tahun 1879. Milton Reeves yang merupakan seorang tokoh industri otomotif kawakan asal Amerika Serikat menemukan CVT, yang pada saat itu disebut sebagai variable-speed transmission. Reeves awalnya menggunakan penemuan tersebut pada mesin gergaji kayu, dan setelahnya juga mulai memasang CVT pada mobil dan sejumlah mesin industri. Inovasi ini kemudian dipakai oleh DAF pada DAF 600 pada tahun 1958, sekaligus jadi mobil massal pertama dengan CVT. Transmisi CVT buatan DAF yang dikenal dengan nama Variomatic, hingga kemudian juga digunakan pada mobil-mobil Volvo. Tak cuma di Eropa, CVT menyebar luas ke pabrikan besar benua Asia dan Amerika. Pada tahun 1987, generasi kedua Ford Fiesta dan generasi pertama Fiat Uno menjadi mobil pertama dengan transmisi CVT modern yang menggunakan sabuk baja. Penyempurnaan material ini menjadikannya lebih kuat dibandingkan bahan karet seperti yang ditemui pada desain CVT Variomatic produksi DAF. Penggunaan CVT dengan belt baja pun semakin jamak digunakan banyak pabrikan dengan menggunakan nama berbeda-beda, misalnya Xtronic milik Nissan, IVT milik Hyundai dan Kia, Lineartronic milik Subaru, Autotronic milik Mercedes-Benz, serta masih banyak lagi. Jenis Pelumasnya Beda dengan Pelumas AT, Pakai CVTF yang Khusus Transmisi CVT Transmisi CVT memiliki perbedaan yang signifikan dari segi rancang bangun dibandingkan jenis transmisi otomatis lainnya. Untuk itu perawatannya juga tidak bisa disamakan. Jika pada transmisi matic biasa, gearbox harus dilumuri pelumas seluruhnya. Maka pada CVT, hanya perlu melumasi komponen puli pemutar dan sabuk baja. Sehingga oli yang digunakan jauh lebih hemat. Untuk itu, volume pelumasan yang diperlukan matic CVT bisa lebih sedikit dari transmisi matic konvensional. Jenis pelumas yang digunakan juga berbeda, dimana CVT memakai CVTF sedangkan matic konvensional memakai ATF. Kelebihan CVT di Mobil Keluaran Baru Mobil keluaran baru kini semakin banyak yang menggunakan jenis transmisi CVT untuk varian transmisi otomatisnya. Transmisi otomatis konvensional kian jarang dipakai, dan seolah jadi teknologi kuno yang kurang ideal. Lantas apakah transmisi CVT ideal dengan kondisi lalu lintas dan kontur jalan di era modern? Berikut ini kelebihannya. Akselerasi Mobil yang Halus Transmisi CVT yang memakai sabuk baja untuk menghubungkan pulley premier dan sekunder. Karena tidak ada gigi rasio yang fix, maka proses akselerasi dapat berlangsung secara berkelanjutan. Ini membuat proses akselerasi bisa halus tanpa jeda perpindahan gigi seperti di transmisi konvensional. Namun untuk kondisi diam sampai mobil berjalan, mobil dengan matic CVT akan ada delay sekian detik saat kita kickdown pedal gasnya. Adapun cara kerja transmisi CVT ini bertumpu pada sabuk baja yang menghubungkan drive pulley dan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek. Setiap pulley akan didorong melalui pompa fluida sehingga tenaga yang disalurkan lebih sempurna dan lebih responsif ketika menyesuaikan perubahan kecepatan dan torsi secara tepat. Sistem kerja tadi membuat proses percepatan dari kendaraan akan lebih konstan, bebas dari hentakan seperti pada matic konvensional. Pengendara akan merasakan perpindahan level kecepatan yang lebih halus sehingga terasa nyaman. Kemampuan pulley dalam membuat rasio putaran sabuk baja yang fleksibel berdampak pada beban kerja pada mesin akan jauh lebih ringan. Sistem pada ECU mengatur agar rasio putaran sabuk baja di CVT senantiasa dijaga pada putaran mesin yang rendah. Pakai Transmisi CVT, Konsumsi Bahan Bakar Makin Irit Kelebihan lain yang jadi andalan transmisi CVT ialah soal konsumsi bahan bakar yang efisien. Seperti dijelaskan di atas, sistem hidrolik pada pulley ini mengatur supaya sudut rasio belt senantiasa berada pada posisi optimal. Maksudnya, jika pada transmisi manual atau matic konvensional perpindahan gigi dilakukan saat mesin sudah dalam putaran cukup tinggi. Namun untuk transmisi CVT tidak demikian. Transmisi ini bisa memposisikan rasio sabuk baja supaya mesin bisa menghasilkan tenaga dan torsi yang cukup pada putaran mesin yang proporsional. Saat mobil melaju, rasio pulley dan belt CVT ini mengatur supaya mesin tetap bekerja di putaran rendah. Dalam kondisi mobil digunakan melaju cruising dalam kecepatan tinggi, mesin bisa berada dalam putaran yang rendah sehingga konsumsi bahan bakarnya efisien. Lebih detail, sistem komputer yang semakin canggih pada ECU membuat kerja CVT kini tak kalah dengan transmisi otomatis konvensional. Torsi yang diberikan bisa cukup besar saat akselerasi awa, sehingga mampu memberikan daya tanpa harus shifting ke mode low pada saat jalanan menanjak. Itu tadi kelebihan yang membuat CVT kini jadi transmisi andalan di low MPV. Lantas apa saja kelemahan sistem transmisi ini? Kelemahan Transmisi CVT Kemampuan Akselerasi Kurang Responsif Kelemahan utama dari transmisi otomatis CVT yang masih dikeluhkan oleh masyarakat ialah membuat mobil kurang responsif, terutama saat akselerasi awal. Banyak pengguna transmisi CVT yang mengeluh bahwa tarikan mesin lebih lemot karena sulit mendapatkan kecepatan instan. Akselerasi terasa berat karena rasio pulley dan belt CVT menjaga mesin pada supaya senantiasa bekerja pada putaran rendah. Sebenarnya, kita bisa kok tetap membuat transmisi CVT ini cukup responsif saat stop and go. Caranya yaitu dengan memindah tuas ke posisi L atau low. Dengan begini, komputer akan mengatur kerja sistem hidrolik di pulley supaya membentuk sudut rasio seperti gigi rendah di transmisi manual. Mobil pun bisa lebih responsif stop and go saat menghadapi macet. Transmisi CVT Kurang Ideal di Low MPV Sebagai Mobil Untuk Kerja Keras Transmisi CVT sebenarnya tidak dibuat untuk mobil 'pekerja' yang kerap membawa beban berat atau melewati daerah terjal nan berliku. Itulah kenapa CVT dirasa kurang cocok dengan karakteristik pengguna low MPV yang di antara mereka menjadikan mobilnya sebagai kendaraan serba bisa. Tidak jarang kita melihat low MPV dipakai untuk angkut barang-barang, atau dipaksa melewati jalanan tanah berlumpur di pelosok. Jika kalian sering bepergian ke tempat dengan medan yang banyak tanjakan terjal, transmisi CVT tentu saja tidak cocok. Kerusakan Transmisi CVT, Harus Ganti Segelondong dan Dirawat Bengkel Spesialis Kebiasaan berkendara yang kasar, seperti senang main kickdown untuk mendapat akselerasi spontan di transmisi CVT harus dibayar mahal karena menimbulkan gesekan sabuk baja dan pulley yang cukup besar. Efeknya, pulley dan belt CVT lekas aus dan membuat kerja transmisi CVT ikut terganggu. Kalau sudah rusak seperti ini, maka harus ganti segelondong, seluruh bagian belt dan pulley. Tidak seperti pada motor matic yang relatif terjangkau, penggantian bagian belt dan pulley CVT di mobil ternyata harganya cukup fantastis karena bisa mencapai puluhan juta. Biaya penggantian ini tentu saja jauh lebih mahal dibanding biaya perbaikan untuk transmisi lain, seperti misalnya overhaul transmisi AT konvensional. Tak cuma itu, proses perbaikan transmisi CVT sebaiknya ditangani oleh mekanik spesialis transmisi otomatis. Untuk saat ini bengkel transmisi yang piawai menggarap kendaraan dengan transmisi CVT masih terbatas. Kondisinya cukup merepotkan, karena belum banyak bengkel yang bersedia dan mampu memperbaiki kerusakan transmisi CVT. (YS) (YS) ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I Cetak Yongki Sanjaya Putra Editor Berita Utama Harga Mobil di Sumatera hingga Papua Suatu Saat Diharapkan Bisa Sama Berita Otomotif Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Harga mobil di Indonesia bisa berlainan di setiap daerah, meskipun masih satu pulau. Apalagi jika beda pulau. Diharapkan, suatu saat nanti ... Mobil Listrik Neta V Dapat Rating 0 Bintang dalam Tes Tabrak ASEAN NCAP Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Hasil tes keselamatan ASEAN New Car Assessment Program (NCAP) dari Neta V sudah dirilis. Hasilnya tidak memuaskan.Mobil listrik itu, ... Keberhasilan STY dan Kultur Korea Selatan di Timnas Bawa ‘Berkah’ untuk Hyundai Berita Otomotif Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Hyundai terlihat makin merapat ke aktivitas sepak bola, termasuk tim nasional (timnas) Indonesia. Salah satu penggawa timnas nasional ... Merek Mobil China Geely Berhasil Gandeng 5 Mitra Diler sebelum Masuk Indonesia 2025 Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Geely terus mempersiapkan diri masuk ke pasar Indonesia pada 2025. Merek mobil China ini sudah berhasil mengikat komitmen dengan para mitra ... Komentar
Kelebihan dan Kekurangan Transmisi CVT di Mobil Keluaran Baru, Apakah Bisa Tahan Lama? Berita Otomotif Yongki Sanjaya Putra | 22 March 2024 09:48 Transmisi CVT kini semakin populer digunakan oleh pabrikan kendaraan di beragam mobil penumpang yang mereka produksi. Alasannya sederhana, transmisi yang memanfaatkan sabuk baja ini memiliki akselerasi yang halus dan tingkat efisiensi bahan bakar cukup baik. CVT atau continuously variable transmission adalah transmisi otomatis dengan rasio kecepatan yang berubah-ubah secara otomatis menyesuaikan kebutuhan torsi ketika mengemudi. Rasio sabuk baja yang menghubungkan pulley premier dan sekunder ini bisa berubah menyesuaikan kecepatan dengan tenaga maupun torsi. Sejarah Terciptanya Teknologi CVT, Berawal Dipakai Untuk Mesin Industri Teknologi transmisi CVT sebenarnya merupakan teknologi yang sudah lama ada. Bahkan konsepnya sudah ditemukan sejak era 1870-an, tepatnya pada tahun 1879. Milton Reeves yang merupakan seorang tokoh industri otomotif kawakan asal Amerika Serikat menemukan CVT, yang pada saat itu disebut sebagai variable-speed transmission. Reeves awalnya menggunakan penemuan tersebut pada mesin gergaji kayu, dan setelahnya juga mulai memasang CVT pada mobil dan sejumlah mesin industri. Inovasi ini kemudian dipakai oleh DAF pada DAF 600 pada tahun 1958, sekaligus jadi mobil massal pertama dengan CVT. Transmisi CVT buatan DAF yang dikenal dengan nama Variomatic, hingga kemudian juga digunakan pada mobil-mobil Volvo. Tak cuma di Eropa, CVT menyebar luas ke pabrikan besar benua Asia dan Amerika. Pada tahun 1987, generasi kedua Ford Fiesta dan generasi pertama Fiat Uno menjadi mobil pertama dengan transmisi CVT modern yang menggunakan sabuk baja. Penyempurnaan material ini menjadikannya lebih kuat dibandingkan bahan karet seperti yang ditemui pada desain CVT Variomatic produksi DAF. Penggunaan CVT dengan belt baja pun semakin jamak digunakan banyak pabrikan dengan menggunakan nama berbeda-beda, misalnya Xtronic milik Nissan, IVT milik Hyundai dan Kia, Lineartronic milik Subaru, Autotronic milik Mercedes-Benz, serta masih banyak lagi. Jenis Pelumasnya Beda dengan Pelumas AT, Pakai CVTF yang Khusus Transmisi CVT Transmisi CVT memiliki perbedaan yang signifikan dari segi rancang bangun dibandingkan jenis transmisi otomatis lainnya. Untuk itu perawatannya juga tidak bisa disamakan. Jika pada transmisi matic biasa, gearbox harus dilumuri pelumas seluruhnya. Maka pada CVT, hanya perlu melumasi komponen puli pemutar dan sabuk baja. Sehingga oli yang digunakan jauh lebih hemat. Untuk itu, volume pelumasan yang diperlukan matic CVT bisa lebih sedikit dari transmisi matic konvensional. Jenis pelumas yang digunakan juga berbeda, dimana CVT memakai CVTF sedangkan matic konvensional memakai ATF. Kelebihan CVT di Mobil Keluaran Baru Mobil keluaran baru kini semakin banyak yang menggunakan jenis transmisi CVT untuk varian transmisi otomatisnya. Transmisi otomatis konvensional kian jarang dipakai, dan seolah jadi teknologi kuno yang kurang ideal. Lantas apakah transmisi CVT ideal dengan kondisi lalu lintas dan kontur jalan di era modern? Berikut ini kelebihannya. Akselerasi Mobil yang Halus Transmisi CVT yang memakai sabuk baja untuk menghubungkan pulley premier dan sekunder. Karena tidak ada gigi rasio yang fix, maka proses akselerasi dapat berlangsung secara berkelanjutan. Ini membuat proses akselerasi bisa halus tanpa jeda perpindahan gigi seperti di transmisi konvensional. Namun untuk kondisi diam sampai mobil berjalan, mobil dengan matic CVT akan ada delay sekian detik saat kita kickdown pedal gasnya. Adapun cara kerja transmisi CVT ini bertumpu pada sabuk baja yang menghubungkan drive pulley dan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek. Setiap pulley akan didorong melalui pompa fluida sehingga tenaga yang disalurkan lebih sempurna dan lebih responsif ketika menyesuaikan perubahan kecepatan dan torsi secara tepat. Sistem kerja tadi membuat proses percepatan dari kendaraan akan lebih konstan, bebas dari hentakan seperti pada matic konvensional. Pengendara akan merasakan perpindahan level kecepatan yang lebih halus sehingga terasa nyaman. Kemampuan pulley dalam membuat rasio putaran sabuk baja yang fleksibel berdampak pada beban kerja pada mesin akan jauh lebih ringan. Sistem pada ECU mengatur agar rasio putaran sabuk baja di CVT senantiasa dijaga pada putaran mesin yang rendah. Pakai Transmisi CVT, Konsumsi Bahan Bakar Makin Irit Kelebihan lain yang jadi andalan transmisi CVT ialah soal konsumsi bahan bakar yang efisien. Seperti dijelaskan di atas, sistem hidrolik pada pulley ini mengatur supaya sudut rasio belt senantiasa berada pada posisi optimal. Maksudnya, jika pada transmisi manual atau matic konvensional perpindahan gigi dilakukan saat mesin sudah dalam putaran cukup tinggi. Namun untuk transmisi CVT tidak demikian. Transmisi ini bisa memposisikan rasio sabuk baja supaya mesin bisa menghasilkan tenaga dan torsi yang cukup pada putaran mesin yang proporsional. Saat mobil melaju, rasio pulley dan belt CVT ini mengatur supaya mesin tetap bekerja di putaran rendah. Dalam kondisi mobil digunakan melaju cruising dalam kecepatan tinggi, mesin bisa berada dalam putaran yang rendah sehingga konsumsi bahan bakarnya efisien. Lebih detail, sistem komputer yang semakin canggih pada ECU membuat kerja CVT kini tak kalah dengan transmisi otomatis konvensional. Torsi yang diberikan bisa cukup besar saat akselerasi awa, sehingga mampu memberikan daya tanpa harus shifting ke mode low pada saat jalanan menanjak. Itu tadi kelebihan yang membuat CVT kini jadi transmisi andalan di low MPV. Lantas apa saja kelemahan sistem transmisi ini? Kelemahan Transmisi CVT Kemampuan Akselerasi Kurang Responsif Kelemahan utama dari transmisi otomatis CVT yang masih dikeluhkan oleh masyarakat ialah membuat mobil kurang responsif, terutama saat akselerasi awal. Banyak pengguna transmisi CVT yang mengeluh bahwa tarikan mesin lebih lemot karena sulit mendapatkan kecepatan instan. Akselerasi terasa berat karena rasio pulley dan belt CVT menjaga mesin pada supaya senantiasa bekerja pada putaran rendah. Sebenarnya, kita bisa kok tetap membuat transmisi CVT ini cukup responsif saat stop and go. Caranya yaitu dengan memindah tuas ke posisi L atau low. Dengan begini, komputer akan mengatur kerja sistem hidrolik di pulley supaya membentuk sudut rasio seperti gigi rendah di transmisi manual. Mobil pun bisa lebih responsif stop and go saat menghadapi macet. Transmisi CVT Kurang Ideal di Low MPV Sebagai Mobil Untuk Kerja Keras Transmisi CVT sebenarnya tidak dibuat untuk mobil 'pekerja' yang kerap membawa beban berat atau melewati daerah terjal nan berliku. Itulah kenapa CVT dirasa kurang cocok dengan karakteristik pengguna low MPV yang di antara mereka menjadikan mobilnya sebagai kendaraan serba bisa. Tidak jarang kita melihat low MPV dipakai untuk angkut barang-barang, atau dipaksa melewati jalanan tanah berlumpur di pelosok. Jika kalian sering bepergian ke tempat dengan medan yang banyak tanjakan terjal, transmisi CVT tentu saja tidak cocok. Kerusakan Transmisi CVT, Harus Ganti Segelondong dan Dirawat Bengkel Spesialis Kebiasaan berkendara yang kasar, seperti senang main kickdown untuk mendapat akselerasi spontan di transmisi CVT harus dibayar mahal karena menimbulkan gesekan sabuk baja dan pulley yang cukup besar. Efeknya, pulley dan belt CVT lekas aus dan membuat kerja transmisi CVT ikut terganggu. Kalau sudah rusak seperti ini, maka harus ganti segelondong, seluruh bagian belt dan pulley. Tidak seperti pada motor matic yang relatif terjangkau, penggantian bagian belt dan pulley CVT di mobil ternyata harganya cukup fantastis karena bisa mencapai puluhan juta. Biaya penggantian ini tentu saja jauh lebih mahal dibanding biaya perbaikan untuk transmisi lain, seperti misalnya overhaul transmisi AT konvensional. Tak cuma itu, proses perbaikan transmisi CVT sebaiknya ditangani oleh mekanik spesialis transmisi otomatis. Untuk saat ini bengkel transmisi yang piawai menggarap kendaraan dengan transmisi CVT masih terbatas. Kondisinya cukup merepotkan, karena belum banyak bengkel yang bersedia dan mampu memperbaiki kerusakan transmisi CVT. (YS) (YS) ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I
Harga Mobil di Sumatera hingga Papua Suatu Saat Diharapkan Bisa Sama Berita Otomotif Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Harga mobil di Indonesia bisa berlainan di setiap daerah, meskipun masih satu pulau. Apalagi jika beda pulau. Diharapkan, suatu saat nanti ...
Mobil Listrik Neta V Dapat Rating 0 Bintang dalam Tes Tabrak ASEAN NCAP Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Hasil tes keselamatan ASEAN New Car Assessment Program (NCAP) dari Neta V sudah dirilis. Hasilnya tidak memuaskan.Mobil listrik itu, ...
Keberhasilan STY dan Kultur Korea Selatan di Timnas Bawa ‘Berkah’ untuk Hyundai Berita Otomotif Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Hyundai terlihat makin merapat ke aktivitas sepak bola, termasuk tim nasional (timnas) Indonesia. Salah satu penggawa timnas nasional ...
Merek Mobil China Geely Berhasil Gandeng 5 Mitra Diler sebelum Masuk Indonesia 2025 Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Geely terus mempersiapkan diri masuk ke pasar Indonesia pada 2025. Merek mobil China ini sudah berhasil mengikat komitmen dengan para mitra ...