PALO ALTO - Tesla berhasil mengajak George Soros, seorang kapitalis radikal, pelaku bisnis keuangan dan ekonomi, penanam modal saham dan aktivis politik beretnis Yahudi untuk bergabung bersama mereka. Soros resmi membeli obligasi Tesla senilai USD 35 juta atau setara Rp 494.9 miliar yang akan jatuh tempo pada Maret 2019.
Angka tersebut terbilang besar mengingat saat ini Tesla sedang mengalami beberapa masalah sejak terjadinya beberapa kecelakaan mobil otonom. Kecelakaan-kecelakaan tersebut menyebabkan harga saham Tesla anjok dari USD 386 per lembar saham menjadi hanya USD 286,48 (16 mei 2018). Sementara itu, Elon Musk, CEO Tesla sendiri saat ini tengah mendapat tekanan dari investor untuk membuktikan bahwa perusahaan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Obligasi yang dibeli Soros merupakan jenis obligasi konvertibel sehingga dapat ditukarkan dengan sejumlah saham. Sebagai perusahaan beresiko tinggi namun memiliki keuntungan besar maka adalah wajar bila banyak yang mengatakan Ia sedang melakukan taruhan besar.
Hadirnya Soros sebagai ‘pendukung’ Tesla pun dipastikan dapat mempengaruhi beberapa investor yang mulai ragu dengan produsen mobil listrik tersebut. Hal ini diperlukan karena Musk sendiri dinilai melakukan tindakan yang merugikan dirinya sendiri.
Musk dianggap terlalu menutupi masalah di perusahaannya dari para investor. Ia dikabarkan telah berbicara kasar pada conference call dengan para investor dan bahkan memotong pertanyaan serta lebih memilih menanggapi komentar di YouTube. Perilaku inilah yang menyebabkan sejumlah investor memberi penilaian negatif terhadap dirinya dan Tesla secara keseluruhan. [Adi/Ari]
Berita Utama

Kia Carens di Indonesia Akhirnya Tanpa Varian Diesel, Apa Alasannya?
Berita Otomotif
Naik Harga ‘Tipis’, New Audi Q7 Mild Hybrid Cuma Ada 6 Unit Tahun Ini
Berita Otomotif