JAKARTA – Mobil perdesaan yang dibuat dua anak perusahaan PT. Astra Otoparts bersama PT. Kiat Inovasi Indonesia bakal diberi merek KMW. Produksi massalnya sendiri ditargetkan di permulaan 2019.
Dua anak perusahaan Astra Otoparts, PT. Velasto Indonesia dan PT. Ardendi Jaya Sentosa, pada Selasa (27/3/2018) mengumumkan pembuatan joint venture atau perusahaan patungan dengan PT. Kiat Inovasi Indonesia plus investasi Rp 300 miliar demi membuat mobil perdesaan. Ketiga pihak menandatangani nota kesepahaman pada hari ini, berbarengan dengan seremoni pembukaan Alat Mekanis Multiguna Perdesaan (AMMDes) Summit and Exhibition di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Ada dua perusahaan patungan yang dibuat yaitu PT. Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) sebagai produsen serta PT. Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD) selaku penjual. Direktur PT. Velasco Indonesia Reiza Treistanto menjelaskan mobil perdesaan mereka kelak dijual dengan merek KMW.
“Itu singkatan dari Kiat Mahesa Wintor,” ujarnya sehabis acara.
<rekated> Ia memaparkan saat ini pihaknya sedang membuat prototipe mobil perdesaan sekaligus melakukan segala pengujian yang diperlukan secara paralel. Prototipe diharapkan sudah selesai pada Juli mendatang.
Tahap praproduksi rencananya dilakukan pada akhir tahun. Setelah itu, mereka menargetkan produksi massal mobil perdesaan pada awal 2019.
“Produksi rencananya akan ada di dua lokasi. Di Klaten dan di sekitar area Bekasi. Kita mulai dari sekitar 3.000-6.000 unit per tahun total. Setelah itu kita akan kembangkan sesuai dengan permintaannya,” ujar Reiza.
Wacana mobil perdesaan sendiri dimunculkan pada 2016 oleh Kementerian Perindustrian serta Institut Otomotif Indonesia (IOI), namun baru ada realisasinya saat ini dengan sebutan program AMMDes. Mobil perdesaan dikonsepkan sebagai kendaraan yang mampu difungsikan untuk mengangkut barang atau pun membantu pertanian di desa-desa.
Investasi Akan Bertambah
Reiza menjelaskan investasi Rp 300 miliar baru untuk tahap pertama. Duit itu bakal dikeluarkan secara bertahap antara lain untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil perdesaan di pabrik-pabrik mereka.
“Itu investasi yang disiapkan sampai kapasitas produksi menjadi sekitar 15.000 unit,” tandas dia.
Reiza mengaku belum bisa memperkirakan kapan kapasitas produksi sejumlah itu dicapai. Ia hanya mengatakan potensi mobil perdesaan amat besar karena ada 70 ribu desa di seluruh Indonesia.
Direktur Utama PT. Kiat Inovasi Indonesia Sukiyat mengklaim ketertarikan masyarakat desa sudah banyak meski mobil perdesaan mereka belum diproduksi. Bahkan, ia menerangkan yang memesan sudah ribuan orang.
“Banyak yang pesan itu. Ribuan di tempat saya. Sampai hari ini sudah banyak yang datang,” pungkas Sukiyat. [Xan/Ari]
Berita Utama

Mobil Keluarga Captain Seat Gak Sampai Rp 200 Juta! Review Honda Freed E PSD 2015
Video
Baru 3 Bulan Meluncur, Wuling Alvez Sudah Laku Segini
Berita Otomotif
‘Kode’ Peluncuran Toyota Yaris Cross antara Juni atau Juli 2023
Berita Otomotif