Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Ketahui Fungsi dan Kelebihan Timing Belt di Mobil

Berita Otomotif

Ketahui Fungsi dan Kelebihan Timing Belt di Mobil

Timing belt sangat penting sebagai pengatur buka tutup katup mesin mobil. Sabuk karet ini memutar noken as untuk buka tutup katup sesuai dengan ritme putaran dari kruk as. Bila timing belt putus, kerja mesin langsung kacau dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan kerusakan komponen mesin yang cukup mengkhawatirkan.

Mobil modern sekarang ini sudah agak jarang yang pakai timing belt, hampir kebanyakan pakai timing chain yang lebih awet. Hanya beberapa mobil saja yang masih mempertahankan timing belt.

Mobil dengan timing belt ini sempat populer di era 90-an hingga 2000-an. Timing belt terkesan lebih nyaman buat berkendara karena belt karet ini bisa meredam kebisingan saat berputar.

Sistem timing belt sempat ramai digunakan industri otomotif karena lebih murah dan relatif awet. Ini karena giginya tidak beradu dengan besi. 

Walau sama-sama belt karet, tapi timing belt berbeda dengan fan belt. Untuk fan belt sendiri merupakan komponen yang memberikan energi yang berasal dari mesin mobil untuk menggerakkan komponen kipas radiator, alternator, kompresor, dan lain sebagainya.

Dalam artikel kali ini kami akan membahas segala hal seputar timing belt. Mulai dari kelebihan, cara kerja, perawatan, hingga risiko yang ditimbulkan akibat timing belt putus. 

Simak ulasannya berikut ini. 

Fungsi dan Cara Kerja Timing Belt 

Fungsi timing belt memang mengacu pada asal penamaanya, yaitu pengaturan waktu. Jadi komponen ini berguna memanajemen waktu putaran camshaft sesuai dengan putaran kruk as. Jadi, ada kesesuaian waktu buka tutup klep sesuai dengan naik turunnya piston.

Cara kerja timing belt yaitu sebagai komponen yang menghubungkan bagian kruk as dan juga noken as sehingga bagian tersebut akan terus berputar. Noken as berputar untuk menggerakkan katup isap dan katup buang yang menciptakan proses pembakaran mesin.

Sabuk timing belt memiliki bentuk bergerigi, yang dapat membuat crankshaft dan camshaft bekerja secara bersama dan berhubungan. Pada mobil menggunakan timing belt, interval penggantiannya adalah sekitar 100 ribu kilometer.

Timing belt dikategorikan sebagai part fast moving, sehingga harganya relatif terjangkau. Saat timing belt sudah mencapai masa penggantian, biasanya ditandai dengan fisiknya getas dan melar. Bila sudah begini, membuat timing kerja klep bisa berubah. 

Ciri Timing Belt Harus Diganti


Kondisi timing belt yang sudah getas dan terdapat banyak garis retakan jelas cukup berbahaya. Ini menandakan struktur karet sudah tak lagi kokoh dan rentan putus kalau digunakan berkendara terutama dalam putaran mesin lumayan tinggi. 

Getas maupun retak ini muncul karena usia pakai, dan kondisi kerja mesin yang berada dalam suhu tinggi. Suhu kerja mesin yang lumayan panas dengan putaran tinggi membuat timing belt lama kelamaan menjadi getas atau keras. 

Timing belt dirancang supaya tetap tegang dan elastis, sehingga putaran antara kruk as dan camshaft tetap presisi. Namun karena usia pakai, karet lama kelamaan akan mengendur.

Meskipun ada tensioner untuk membuat belt ini tetap tegang, tapi seiring waktu elastisitas karet bisa menurun hingga belt jadi terlalu melar. 


Ini merupakan salah satu sifat karet, jika pemakaian dalam jangka waktu lama maka akan getas atau kendur. Timing belt mobil yang sudah getas dan kendur akan sangat beresiko. Sewaktu-waktu timing belt dapat terlepas dari dudukannya atau putus. 

Cara mengetahui timing belt kendur juga sangat mudah, cukup sentuh dan tekan secara langsung dengan jari tangan. Kalau terasa kaku bila ditekan kuku dan tidak elastis dan sudah terlihat kering sampai retak-retak, maka wajib diganti. 

Timing belt yang kendur, biasanya juga bakal membuat suara mesin lebih keras. Jadi, kamu bisa mengecek tanda tersebut, seperti muncul suara kasar sebagai efek gesekan dengan belt yang aus dan melar. 

Gerigi Timing Belt Sudah Aus dan Belt Tipis 

Kondisi lain yang memaksa kita harus segera ganti timing belt yaitu ketika geriginya sudah aus. Ini mirip seperti kasus gear rantai sepeda motor, kalau aus membuat gripnya jadi kurang maksimal. 

Lebih riskan lagi kalau belt sudah terasa tipis. Bila timing belt aus dan tipis, sangat mudah untuk putus. Kalian tentunya nggak mau kejadian putus timing belt di perjalanan kan?

Waktu Penggantian Timing Belt, Setiap 40 Ribu Kilometer

Pada umumnya, timing belt perlu diganti setiap 40 ribu km. Tapi ada juga yang diganti pada jarak sekitar 80 ribu km sampai 120 ribu km tergantung dari jenis kendaraan yang digunakan. 

Untuk pemeriksaan timing belt mobil perlu dilakukan setiap kendaraan telah menempuh jarak mendekati angka 40 ribu kilometer. Pemeriksaan timing belt dilakukan meliputi pemeriksaan kerusakan, kondisi gerigi, ketegangan, dan melihat langsung secara fisik adakah retak-retak getas. 

Bila dirasa komponen beltnya masih bagus, boleh dilanjutkan penggunaannya hingga batas waktu tertentu sesuai dengan rekomendasi mekanik terpercaya. 

Kalau kondisinya sudah banyak kerusakan, maka timing belt harus segera diganti. Karena dikategorikan sebagai part fast moving maka harganya relatif terjangkau, biasanya di bawah Rp1 juta. 

Dampak Tidak Mengganti Timing Belt Secara Berkala

Timing belt mobil memerlukan penggantian secara berkala. Nah, kalau timing belt sudah getas dan melar, membuat timing kerja klep bisa berubah. Hasilnya, kinerja mesin jadi tidak optimal. Lebih bahaya lagi kalau timing belt sampai putus, karena tidak jarang terjadi tabrakan antara payung klep dengan piston.

Bila sudah begini, kita terpaksa harus turun mesin untuk mengganti piston dan klep yang pecah akibat berbenturan. Jika hal tersebut terjadi, tentu biaya perbaikannya bisa jadi sangat mahal.

Supaya terhindar dari kerusakan tersebut, timing belt harus diganti secara rutin saat masih gejala terjadi, sebelum akhirnya putus.

Saat timing belt sudah mencapai masa penggantian, biasanya ditandai dengan fisiknya getas dan melar. Bila sudah begini, membuat timing kerja klep bisa berubah. 

Hasilnya, kinerja mesin jadi tidak optimal. Lebih bahaya lagi kalau timing belt sampai putus. Tidak jarang terjadi tabrakan antara payung klep dengan piston karena timing putaran noken as yang tidak sesuai dengan kruk as.

Mau tidak mau, kita terpaksa harus turun mesin untuk mengganti piston dan klep yang pecah akibat berbenturan, sebagai efek putaran noken as yang kacau tadi. Jika hal tersebut terjadi, tentu biaya perbaikannya bisa jadi sangat mahal.

Kesimpulan

Sistem timing belt sempat ramai digunakan industri otomotif karena lebih murah dan relatif awet. Timing belt ini sempat populer di mobil keluaran era 90-an hingga 2000-an. 

Timing belt diciptakan agar lebih nyaman saat berkendara, karena belt karet ini bisa meredam kebisingan dari mesin yang sedang bekerja. Pada mobil menggunakan timing belt, interval penggantiannya adalah sekitar 100 ribu kilometer. 

Timing belt memiliki kelebihan membuat suara mesin lebih halus. Timing belt dikategorikan sebagai part fast moving, sehingga harganya relatif terjangkau.

(YS)



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang