Fakta Penting Seputar Mercedes-Benz W201, Mbahnya C-Class di Indonesia

Sedan Mercedes-Benz W201 atau Baby Benz meluncur dan diproduksi pada Desember 1982pada akhir 1982, atau lebih dari 40 tahun silam. Baby Benz sebagai julukan Mercedes-Benz W201 muncul dengan bentuk kotak yang berbeda dengan W126 dan W123. 

Bisa dibilang, W201 jadi ‘leluhur’ dari semua keluarga Mercedes-Benz C-Class Modern. Kemudian Mercedes-Benz W124 dirilis pada akhir 1984, yang menjadi E-Class generasi pertama.

Rancangan Baby Benz W201 terasa seperti sedan Mercedes yang diperkecil. Kursi dikembangkan dengan fokus pada kenyamanan. Panel kluster instrumen terbaca dengan jelas, dan sebagian besar kontrol fitur seperti power window dikelompokkan di konsol tengah.

Kali ini kami akan membahas beberapa fakta penting dari Mercedes-Benz W201 190 E yang fenomenal di Indonesia. Mobil ini menjadi gambaran dimana sebuah sedan compact bisa begitu nyaman dan canggih fiturnya. Untuk itu, simak ulasannya berikut ini. 

Rancangan Mercedes-Benz yang Istimewa Cuma di W201

Mobil ini merupakan pengembangan platform baru dengan tidak mengambil rancangan dari mobil Mercedes-Benz lain yang lebih besar seperti W124 atau W126. Konon, Mercedes-Benz menghabiskan sampai 600 juta Euro untuk mengembangkan W201 dari nol.

Dengan modal pengembangan yang begitu besar, maka ada yang mengatakan kalau mobil ini termasuk sangat over-engineered. Ada beberapa hal di 190 E yang keluar dari kebiasaan Mercedes-Benz. 

Semua seri Mercedes W201 disebut 190E karena badge yang tertulis dibelakangnya. Padahal mesin yang digunakan bukan berkapasitas 1.900 cc sebagaimana nomenklatur penamaan model Mercedes-Benz kala itu.

Untuk membedakan antar tipe di 190 E, terdapat tambahan emblem kecil di sebelah belakang kanan untuk memberitahukan mesin yang dipakai.

Selain itu, ada satu kebiasaan berkendara berbeda yang hanya ada di Mercedes-Benz W201, yakni tuas rem parkir terletak di konsol tengah. Ini jelas jauh berbeda dengan W123 yang model tarik sebelah kanan setir atau W124 yang memakai pedal di kaki kiri.

Punya Reliabilitas Tinggi dan Over Engineered

Sedan compact premium ini mendulang kesuksesan sebagai salah satu Mercedes-Benz paling over engineered yang masih bertahan dalam kondisi layak meskipun sudah berusia hampir kepala empat.

Mercedes-Benz W201 memiliki reliabilitas tinggi dan mudah dirawat dan digunakan untuk mobilitas sehari-hari. Desain mobil ini dibuat oleh Peter Pfeiffer dan Bruno Sacco pada tahun 1979. Brino Sacco juga yang merancang sedan medium W124 yang jadi model Mercedes-Benz paling sukses di seluruh dunia.

Mobil berkode body W201 ini membutuhkan waktu riset hingga pengetesan selama Januari 1974 sampai Januari 1982. Barulah pada Desember 1982, Mercedes-Benz W201 debut  dalam tipe 190 dan 190E.

Selama kurang lebih 10 tahun masa hidup Mercedes-Benz W201 berhasil diproduksi dengan total 1.879.630 unit. Agak disayangkan karena W201 tidak masuk secara resmi di Indonesia sehingga populasinya sedikit langka. 

Dengan usia yang terbilang uzur, kita masih dengan mudah menemukan unit 190 E yang kondisinya sangat terawat dan minim masalah. Ketersediaan sparepart juga masih mudah karena banyak komponen diantaranya sama seperti di Mercy Boxer W124.

Desain Stylish dan Aerodinamis 

Mercedes-Benz W201 memiliki dimensi bodi panjangnya 4.420 mm, lebar 1.678 mm, tinggi 1.390 mm dengan wheelbase 2.665 mm. Desain depan mobil ini sudah memperhatikan aerodinamika lewat bentuk fascia depan yang tidak tegak, serta kaca windshield yang melandai.

Pada masanya, 190 E bisa dikatakan sebagai sedan yang paling aerodinamis berkat koefisien drag 0.33. Uniknya, wiper kaca depan Mercedes-Benz 190E menggunakan format mono wiper yang juga digunakan pada W124. 

Desain W201 berusaha tampil gagah dengan bumper terinspirasi oleh Mercedes-Benz S-Class ‘Eagle’ berkode W126. Terdapat dua bagian apron dengan material polycarbonate dan bumper bawah memiliki format ruang kisi-kisi udara berbentuk trapesium sama kaki. Sedangkan grille memiliki detil chrome besar dengan ikon Three Pointed Star berdiri tegak di atas grille dan kap mesin.

Sementara itu pada beberapa detil lain, W201 ini seolah menjadi W124 yang diperkecil dimensinya. Desain kaca spion sisi pengemudi dirancang lebih besar dan lebar dibandingkan kaca spion sisi penumpang. 

Detil lainnya yang menyerupai W124 ialah aksen dual tone dengan side-body moulding yang berbahan PVC yang dipercantik garnish krom memanjang di sisi samping.

Interior Mewah dan Nyaman Untuk Berkendara Jarak Jauh

Sebagai sebuah mobil lawas, pengaturan sistem AC masih menggunakan knob putar dan tuas geser, yang posisinya di atas ruang head unit. 

Untuk fitur hiburan bawaan pada masanya menggunakan head unit yang hanya memutar audio dari kaset dan radio. W201 juga memiliki antena audio yang bisa otomatis naik-turun dan merupakan produk keluaran Hirschmann.

Jika mengacu pada spesifikasi standar Mercedes-Benz 190 E di masanya, ada dua pilihan material jok yang digunakan. Opsi pertama ialah menggunakan bahan fabric dengan campuran wol 45 persen dan opsi lainnya menggunakan leather. 

Secara umum, jok yang digunakan pada bagian depan serupa dengan milik W124. Selain itu, untuk jok depan sudah memiliki armrest yang bisa dilipat, serta headrest yang bisa diatur tingkat tinggi dan rebah. Jok belakang juga sudah memiliki armrest yang bisa dilipat dan memiliki headrest. 

Hal yang tak kalah penting, semua jok yang digunakan pada Mercedes-Benz 190 E dilengkapi per di alas duduknya. Hal ini pada masanya berfungsi untuk menambah kenyamanan kala berkendara jarak jauh.

Fitur Lengkap dan Modern di Mercedes-Benz 190 E

Fitur Mercedes-Benz 190 E pada masanya bisa dibilang cukup lengkap, plus ada beberapa fitur yang bersifat opsional. Sebagai contoh, fitur ABS dan driver airbag yang berkaitan dengan sistem keselamatan mobil saat itu masih bersifat opsional.

Untuk beberapa Mercedes-Benz 190 E yang masuk ke Indonesia sudah memiliki fitur  moonroof dengan kemampuan sliding dan tilt, dan beberapa juga tersedia dalam versi sunroof. 

Di konsol tengah bersebelahan dengan tuas transmisi ditempatkan tombol-tombol untuk power window, plus tombol pengaturan kaca spion penumpang secara elektrik. 

Sedangkan untuk pengaturan kaca spion pengemudi di W201 masih menggunakan tuas manual yang ada di panel pintu. Pada sisi pengemudi dan penumpang untuk area sun visor sudah dilengkapi vanity mirror dan lamp.

Spesifikasi Canggih Pada Masanya

Pada masanya mobil ini sempat hadir dalam versi mesin bensin dan diesel. Untuk versi bensin yang masuk Indonesia umumnya dibekali mesin 2.000 cc, 2.300 cc, dan 2.600 cc.

Varian 2.000 cc memakai mesin 4 silinder M102.962 yang menghasilkan 122 Hp. Varian 2.300 cc memakai mesin 4 silinder M102.985 yang menghasilkan 136 Hp. Varian 2.600 cc memakai mesin 6 silinder M103.940 yang menghasilkan tenaga maksimum 160 Hp.

Tenaganya disalurkan ke roda belakang lewat transmisi otomatis torque converter 4-percepatan atau manual 5-percepatan. 

Untuk versi paling canggih ialah 2.5-16 Evolution II yang hanya memiliki masa produksi tersingkat, yakni di tahun 1990-1991. 190 E Evolution dirancang untuk terjun di ajang balap turing DTM. Mesin di Mercedes-Benz 190 E 2.5-16 Evolution II menghasilkan daya sebesar 235 hp.

Kenyamanan berkendara pada Mercedes-Benz 190 E versi reguler didukung konstruksi suspensi depan MacPherson strut, serta suspensi belakang multi-link independent yang pertama kali digunakan oleh Mercedes-Benz pada mobil massal.

Harga Bekasnya Gelap dan Cenderung Mahal

Di Indonesia, populasi Mercedes-Benz 190 E lumayan jarang karena tidak dijual secara resmi. Oleh karena itu harga bekasnya menjadi lumayan gelap.

Menurut penelusuran kami, harga termurah dari Mercedes-Benz 190 E sudah menembus angka Rp200 jutaan dan ada yang menjual hampir Rp500 juta. Kualitas yang terjaga, populasi yang langka, serta performa yang baik membuat mobil ini mendapat tempat khusus di hati penggemar brand berlogo bintang.

(YS)