TANGERANG - Bisnis kendaraan niaga memang sedang dalam kondisi kurang menguntungkan. Volume penjualannya pada semester I 2016 menurun tajam hingga 21,2 % dibandingkan tahun lalu.
Penyebab utama adalah masih minimnya permintaan di sektor perkebunan dan infrastruktur. Keduanya menjadi tulang punggung penjualan di kendaraan komersial setelah rotoknya sektor pertambangan di tanah air.
“Untuk sektor perkebunan, selain permintaan global melemah, kita terdampak cuaca buruk sehingga produksi menurun. Sementara di sektor infrastuktur realisasi semester I baru 40 persen, mudah-mudahan sisanya akan hadir di semester II,’ jelas Duljatmono, kata Executive Marketing Director MFTBC Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB).
Namun demikian Mitsubishi masih bisa bernafas lega karena dari sektor logistik kini memiliki porsi penjualan yang cukup besar. Dan karena itu mereka masih menjadi market leader kelas kendaraan komersial di Indonesia.
Colt Diesel masih jadi primadona di sektor karena memang kebutuhan kendaraan light duty truck di sektor logistik cukup besar. Untuk di ketahui bahwa komposisi penjualan kendaraan niaga di Indonesia adalah light duty truck 70 persen, medium duty truck 20 persen, sisanya masing-masing 5 persen disumbang oleh heavy duty truck dan bus.
"Permintaan untuk sektor logistik ini misalnya Fuso 4x2, Fuso 6x2, dan Colt Diesel. Kontribusinya terhadap penjualan Fuso mencapai 30-35 persen. Cukup signifikan dibanding yang lain. Pangsa pasar Fuso pasar niaga secara keseluruhan adalah 45,4 persen dan menjadi pemimpin pasar," ungkap pria yang akrab disapa Pak Momon di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016.
Meski masih kecil, sejatinya sektor transportasi masal di Indonesia perlahan tapi pasti menuju ke arah perbaikan.
“Bukan berarti kami tidak membidik bisnis angkutan penumpang ini. Kami punya light duty bus yang menjadi pilihan angkutan travel, pariwisata dan instansi pemerintah maupun swasta’ jelas
Untuk kelas heavy duty bus atau bus dengan minimal panjang 12 meter masih dalam tahap mempelajari terutama dalam melihat potensi pasarnya. Jika kedepan permintaannya makin tumbuh, bukan hal sulit untuk Mitsubishi menyiapkan sasis bus-bus besar.
Terakhir, masuk di semeseter kedua, Pak Momon masih optimis bakal ada peningkatan penjualan di kendaraan niaga. Meski ia memprediksi angka pertumbuhannya tergolong kecil dan kemungkinan akhir penjualan tidak bebeda dengan tahun lalu. [Ari]
Temukan mobil idaman di Mobil123
Mari bergabung bersama kami di Facebook dan Twitter
Berita Utama

Peluncuran & Pengumuman Harga Wuling Air EV Dilakukan di GIIAS 2022
Berita Otomotif
Honda akan Kasih Kejutan di GIIAS 2022, Ada Mobil Listrik
Berita Otomotif