Beranda Berita Berita Otomotif Jokowi Wajib Revolusi Mental Para Pengguna Jalan Jokowi Wajib Revolusi Mental Para Pengguna Jalan Berita Otomotif Syubhan Akib | 24 October 2014 10:54 JAKARTA - Joko Widodo sudah resmi menjadi Presiden Indonesia. Harapan pada Jokowi pun membuncah, terutama terkait keselamatan jalan yang semakin mencemaskan.Segera setelah Presiden dilantik pada Senin, 20 Oktober 2014, publik akan disodori jajaran kabinet yang segera siap bekerja. Segudang harapan dilontarkan pada pemerintahan baru termasuk perlindungan keselamatan bagi para pengguna jalan.Indonesia punya seabrek drama di jalan raya. Pada 2013, tak kurang dari 270-an kasus kecelakaan di jalan terjadi setiap hari. Ironisnya, ratusan orang terluka akibat petaka itu. Bahkan, tiap hari, sebanyak 70-an anak bangsa melayang sia-sia lantaran jagal jalan raya.Angka itu akan menjadi miris jika kita tengok fakta tahun 2004. Saat itu, setiap hari terjadi 49 kasus kecelakaan yang merenggut 31 jiwa. Artinya, sepanjang 10 tahun terakhir demikian besar tantangan yang dihadapi Negara untuk melindungi warganya di jalan raya."Boleh jadi banyak variabel yang membuat angka-angka itu demikian fantastis sepanjang 10 tahun terakhir. Mulai dari jumlah penduduk yang terus meningkat hingga jumlah kendaraan bermotor yang terus membubung," kata Ketua Road Safety Association (RSA) Edo Rusyanto."Namun, di luar itu semua, jika melongok data Korlantas Mabes Polri tiga tahun terakhir, mayoritas pemicu kecelakaan di jalan adalah perilaku berkendara yang tidak tertib. Bahkan, pada 2013, aspek berkendara tidak tertib menyumbang sekitar 42% terhadap total kasus kecelakaan. Artinya, secara teori, jika perilaku bisa ditertibkan peluang terjadinya kecelakaan juga bisa ikut ditekan," tambahnya.Perilaku tidak tertib di jalan raya, lanjut Edo, bukan mustahil dipicu oleh mentalitas jalan pintas. Maksudnya, perilaku enggan bekerja keras untuk mencapai tujuan. Di jalan raya hal itu mudah dilihat dalam perilaku enggan antri, lalu menerobos lampu merah atau melawan arus. Bahkan, masuk ke jalur yang bukan hak dari pengendara sepeda motor seperti trotoar atau jalur Trans Jakarta, yakni busway."Pemerintahan baru kerap menggaungkan slogan revolusi mental. Bila dikaitkan dengan perilaku di jalan raya, semestinya bisa mengubah mentalitas jalan pintas menjadi mental yang sudi toleran dan menghargai regulasi yang ada. Menghargai aturan yang dibuat oleh intelektual-intelektual sama dengan menghargai pemberi karunia kecerdasan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku demikian tercermin lewat berkendara yang aman dan selamat," papar Edo.Bisa jadi bukan hal yang mudah dalam mengubah mentalitas dalam sekejap. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa. Negara punya instrumen dan perpanjangan tangan yang cukup lengkap untuk mencapai itu semua. Mulai dari institusi pendidikan, penyedia infrastruktur jalan, moda transportasi, hingga petugas penegak hukum di jalan raya.Di sisi lain, Negara mesti menciptakan figur-figur teladan. Figur yang bisa digugu dan ditiru. Perilaku berlalulintas jalan yang arogan bisa lahir karena sang pelaku merasa memiliki kekuatan dan kekuasaan, entah kekuatan ekonomi, sosial, hingga politik. Figur teladan menjadi idaman masyarakat yang kadung karut marut saat ini.Hal yang tak bisa dilupakan adalah pentingnya para petugas penegak hukum melaksanakan fungsinya secara baik dan benar. Masyarakat rindu petugas yang tegas, konsisten, kredibel, transparan, dan tidak pandang bulu. Semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum.Lewat penegak hukum yang demikian, diharapkan kedisiplinan para pengguna jalan juga kian meningkat. Rasa menghargai aturan dan petugas juga bisa ikut tercipta. Pada muaranya, menghargai esensi kehidupan pun kian terlihat. Berlalu lintas akarnya adalah selamat sampai tujuan, bukan selamat sampai duluan.Berharap pada pemerintahan baru adalah hal yang lumrah. Kita berharap pemerintah mampu menjamin dan mewujudkan rasa aman, nyaman, dan selamat. Ketika Negara mencanangkan penurunan fatalitas kecelakaan hingga 50% sepanjang 2010-2020, kita berharap semua dilakukan secara sungguh-sungguh. Salah satunya, pemimpin tertinggi, yakni Presiden mampu menggerakkan seluruh para pembantunya, mulai dari kabinet hingga pemerintah daerah."Di tengah itu semua, peran para pengguna jalan juga amat penting dalam mewujudkan lalu lintas jalan yang aman dan selamat. Para pengguna jalan lebih tertib dan menghargai aturan dan yang lebih penting, menghargai esensi kehidupan, yakni selamat sampai tujuan," lugasnya. [Syu/Idr]Cek daftar mobil baru dan mobil bekas ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I Tag Terkait Joko Widodo Jokowi Cetak Berita Utama Banyak Peminat, Honda sangat Mempertimbangkan Jual Step WGN di Indonesia 2025 Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu TANGERANG – Honda Step WGN e:HEV yang berteknologi hybrid makin berpotensi untuk dipasarkan di Indonesia, setelah survei yang dilakukan oleh sang ... Toyota Prius PHEV Segera Susul Prius Hybrid, Perkiraan Harga di Indonesia Terungkap Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu TANGERANG – Perkiraan harga Toyota Prius PHEV di Indonesia sudah diungkap. Sedan ramah lingkungan itu sendiri kemungkinan baru bisa dirilis pada ... Indonesia Dirasa Tak Cuma Butuh Banyak Mobil Listrik Murni, tapi juga Mobil Hybrid Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu TANGERANG – Pasar Indonesia dirasa butuh beragam opsi teknologi kendaraan elektrifikasi, mulai dari mobil hybrid sampai mobil listrik murni (battery ... Hasil Riset Terbaru, Jakarta Dinobatkan sebagai Kota Termacet ke-10 di Dunia! Berita Otomotif Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Jakarta masuk dalam daftar 10 besar kota termacet di dunia, menurut riset terkini yang dilakukan oleh INRIX.INRIX baru-baru ini merilis ... Komentar
Jokowi Wajib Revolusi Mental Para Pengguna Jalan Berita Otomotif Syubhan Akib | 24 October 2014 10:54 JAKARTA - Joko Widodo sudah resmi menjadi Presiden Indonesia. Harapan pada Jokowi pun membuncah, terutama terkait keselamatan jalan yang semakin mencemaskan.Segera setelah Presiden dilantik pada Senin, 20 Oktober 2014, publik akan disodori jajaran kabinet yang segera siap bekerja. Segudang harapan dilontarkan pada pemerintahan baru termasuk perlindungan keselamatan bagi para pengguna jalan.Indonesia punya seabrek drama di jalan raya. Pada 2013, tak kurang dari 270-an kasus kecelakaan di jalan terjadi setiap hari. Ironisnya, ratusan orang terluka akibat petaka itu. Bahkan, tiap hari, sebanyak 70-an anak bangsa melayang sia-sia lantaran jagal jalan raya.Angka itu akan menjadi miris jika kita tengok fakta tahun 2004. Saat itu, setiap hari terjadi 49 kasus kecelakaan yang merenggut 31 jiwa. Artinya, sepanjang 10 tahun terakhir demikian besar tantangan yang dihadapi Negara untuk melindungi warganya di jalan raya."Boleh jadi banyak variabel yang membuat angka-angka itu demikian fantastis sepanjang 10 tahun terakhir. Mulai dari jumlah penduduk yang terus meningkat hingga jumlah kendaraan bermotor yang terus membubung," kata Ketua Road Safety Association (RSA) Edo Rusyanto."Namun, di luar itu semua, jika melongok data Korlantas Mabes Polri tiga tahun terakhir, mayoritas pemicu kecelakaan di jalan adalah perilaku berkendara yang tidak tertib. Bahkan, pada 2013, aspek berkendara tidak tertib menyumbang sekitar 42% terhadap total kasus kecelakaan. Artinya, secara teori, jika perilaku bisa ditertibkan peluang terjadinya kecelakaan juga bisa ikut ditekan," tambahnya.Perilaku tidak tertib di jalan raya, lanjut Edo, bukan mustahil dipicu oleh mentalitas jalan pintas. Maksudnya, perilaku enggan bekerja keras untuk mencapai tujuan. Di jalan raya hal itu mudah dilihat dalam perilaku enggan antri, lalu menerobos lampu merah atau melawan arus. Bahkan, masuk ke jalur yang bukan hak dari pengendara sepeda motor seperti trotoar atau jalur Trans Jakarta, yakni busway."Pemerintahan baru kerap menggaungkan slogan revolusi mental. Bila dikaitkan dengan perilaku di jalan raya, semestinya bisa mengubah mentalitas jalan pintas menjadi mental yang sudi toleran dan menghargai regulasi yang ada. Menghargai aturan yang dibuat oleh intelektual-intelektual sama dengan menghargai pemberi karunia kecerdasan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku demikian tercermin lewat berkendara yang aman dan selamat," papar Edo.Bisa jadi bukan hal yang mudah dalam mengubah mentalitas dalam sekejap. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa. Negara punya instrumen dan perpanjangan tangan yang cukup lengkap untuk mencapai itu semua. Mulai dari institusi pendidikan, penyedia infrastruktur jalan, moda transportasi, hingga petugas penegak hukum di jalan raya.Di sisi lain, Negara mesti menciptakan figur-figur teladan. Figur yang bisa digugu dan ditiru. Perilaku berlalulintas jalan yang arogan bisa lahir karena sang pelaku merasa memiliki kekuatan dan kekuasaan, entah kekuatan ekonomi, sosial, hingga politik. Figur teladan menjadi idaman masyarakat yang kadung karut marut saat ini.Hal yang tak bisa dilupakan adalah pentingnya para petugas penegak hukum melaksanakan fungsinya secara baik dan benar. Masyarakat rindu petugas yang tegas, konsisten, kredibel, transparan, dan tidak pandang bulu. Semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum.Lewat penegak hukum yang demikian, diharapkan kedisiplinan para pengguna jalan juga kian meningkat. Rasa menghargai aturan dan petugas juga bisa ikut tercipta. Pada muaranya, menghargai esensi kehidupan pun kian terlihat. Berlalu lintas akarnya adalah selamat sampai tujuan, bukan selamat sampai duluan.Berharap pada pemerintahan baru adalah hal yang lumrah. Kita berharap pemerintah mampu menjamin dan mewujudkan rasa aman, nyaman, dan selamat. Ketika Negara mencanangkan penurunan fatalitas kecelakaan hingga 50% sepanjang 2010-2020, kita berharap semua dilakukan secara sungguh-sungguh. Salah satunya, pemimpin tertinggi, yakni Presiden mampu menggerakkan seluruh para pembantunya, mulai dari kabinet hingga pemerintah daerah."Di tengah itu semua, peran para pengguna jalan juga amat penting dalam mewujudkan lalu lintas jalan yang aman dan selamat. Para pengguna jalan lebih tertib dan menghargai aturan dan yang lebih penting, menghargai esensi kehidupan, yakni selamat sampai tujuan," lugasnya. [Syu/Idr]Cek daftar mobil baru dan mobil bekas ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I Tag Terkait Joko Widodo Jokowi
Banyak Peminat, Honda sangat Mempertimbangkan Jual Step WGN di Indonesia 2025 Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu TANGERANG – Honda Step WGN e:HEV yang berteknologi hybrid makin berpotensi untuk dipasarkan di Indonesia, setelah survei yang dilakukan oleh sang ...
Toyota Prius PHEV Segera Susul Prius Hybrid, Perkiraan Harga di Indonesia Terungkap Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu TANGERANG – Perkiraan harga Toyota Prius PHEV di Indonesia sudah diungkap. Sedan ramah lingkungan itu sendiri kemungkinan baru bisa dirilis pada ...
Indonesia Dirasa Tak Cuma Butuh Banyak Mobil Listrik Murni, tapi juga Mobil Hybrid Mobil Listrik Insan Akbar | satu hari yang lalu TANGERANG – Pasar Indonesia dirasa butuh beragam opsi teknologi kendaraan elektrifikasi, mulai dari mobil hybrid sampai mobil listrik murni (battery ...
Hasil Riset Terbaru, Jakarta Dinobatkan sebagai Kota Termacet ke-10 di Dunia! Berita Otomotif Insan Akbar | satu hari yang lalu JAKARTA – Jakarta masuk dalam daftar 10 besar kota termacet di dunia, menurut riset terkini yang dilakukan oleh INRIX.INRIX baru-baru ini merilis ...