Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

5 Kekurangan Khas Nissan Grand Livina, Sosok MPV Rasa Sedan

Panduan Pembeli

5 Kekurangan Khas Nissan Grand Livina, Sosok MPV Rasa Sedan

Nissan Grand Livina menjadi salah satu mobil yang cukup digemari di Indonesia. MPV berkapasitas tujuh penumpang ini menjangkau cukup banyak lapisan konsumen, dengan rentang varian yang beragam. Dengan cita rasa kenyamanan layaknya sedan, Nissan Grand Livina juga memiliki beberapa kekurangan khas yang perlu diwaspadai.

Grand Livina menjadi salah satu model Nissan yang mendapat sambutan cukup hangat dari masyarakat Indonesia. MPV ini pertama kali hadir dengan pilihan mesin 1.5 dan 1.8 liter dengan transmisi manual atau otomatis. 

Generasi pertama hadir dalam kode bodi L10 yang memakai transmisi otomatis konvensional, dan generasi kedua meluncur pada 2013 dengan kode bodi L11. Grand Livina generasi kedua hadir dalam pilihan transmisi CVT. Sensasi berkendara yang ditawarkan pun lincah dan responsif sehingga lebih terasa seperti sedan. 

Saat diluncurkan, Nissan Grand livina juga digadang-gadang sebagai saingan Toyota Avanza, yang begitu sukses penjualannya di indonesia. Grand Livina keberadaanya cukup diminati meskipun saat itu harganya paling tinggi dibanding mobil sejuta umat.

Banyak yang mengakui kalau mobil ini cukup nyaman dan irit jika dibanding MPV sekelasnya. Hal ini membuat Grand Livina sampai dengan sekarang punya penggemar yang loyal karena sudah terbuai dengan sensasi kenyamanan ala sedan. Mobil ini sebenarnya cenderung lebih seperti sebuah estate dengan ground clearance lebih tinggi. 

Soal perawatan, Grand Livina memang butuh sedikit perhatian lebih dibanding MPV sejenis dari merek lain. Teknologi yang dimiliki MPV buatan Nissan tersebut sedikit lebih rumit. 

Kalian juga tidak bisa asal pasang aksesoris kelistrikan karena mengganggu kerja perangkat lain. Pasalnya, Nissan Grand Livina itu mempunyai sensor yang lebih rumit serta lebih banyak jika dibandingkan dengan mobil produksi Jepang lainnya.

1. Gampang Mengalami Kendala Kelistrikan

Masalah yang cukup sering dikeluhkan pemilik Grand Livina versi awal yakni soal kelistrikan. Grand Livina memiliki sistem kelistrikan yang rumit, sehingga cukup sulit memasang aksesoris tambahan semisal klakson atau foglamp dengan produk aftermarket.

Sekalipun urutan pemasangan dirasa sudah tepat, masih muncul gangguan teknis lain. Masalah ini sudah sering dikeluhkan di forum-forum otomotif untuk kanal khusus Grand Livina. 

Menurut penuturan salah seorang member pada forum diskusi otomotif Seraya Motor, ia menyebut bila extra fan malah terus menyala setelah pemasangan klakson dan foglamp. Padahal, urutan pemasangan mengambil jalur listrik langsung dari aki kemudian melalui relay.

Masalah ini baru teratasi saat mekanik di bengkel resmi Nissan mengembalikan jalur kelistrikan seperti semula atau melepas seluruh aksesoris tadi. Keluhan extra fan yang terus menyala pun hilang saat kondisi mobil kembali standar. 

Tampaknya, pemasangan aksesoris ini mempengaruhi kerja sensor-sensor yang lain menjadi kacau dan kurang presisi karena besarnya tegangan dan arus listrik yang berubah.

Masalah ini ditengarai karena teknisi aksesoris tidak semuanya mengerti alur kabel bodi tiap mobil secara mendalam. Beberapa ATPM memiliki rahasia perhitungan arus listrik dan jalur kelistrikan yang tidak bisa disebarluaskan ke publik. Saat pemasangan di bengkel resmi, pabrikan sudah menghitung kapasitas beban listrik yang ditanggung kabel bodi.

 

Kabel khusus berikut instalasi pemasangan sudah tersedia untuk foglamp. Saat pemasangan, teknisi sudah menghitung sesuai kapasitas aki serta kapasitas pengisian dari altenator. Apabila ingin menambah aksesoris yang berhubungan dengan kelistrikan, sebaiknya cek kapasitas altenator. 

Jangan sampai ketika pemasangan, listrik yang digunakan aksesoris tersebut melebihi kapasitas maksimum alternator karena akan menyebabkan aki tekor. Ini karena listrik yang masuk ke aki dan yang dikeluarkan tidak berimbang.  Akhirnya ECU bermasalah, karena laporan dari sensor ke ECU tidak cocok dengan settingan awal, akhirnya ECU hang.

Soal masalah kelistrikan lainnya terdapat pada sistem pencahayaan. Pengguna Grand Livina mengeluhkan bohlam di lampu utama kurang terang. Namun apabila mengganti bohlam dengan watt yang terlalu besar dengan standarnya ada kemungkinan resiko lampu menjadi buram, bahkan reflektornya meleleh. 

Apabila memang butuh bohlam yang lebih terang, masih bisa menaikkan watt tapi jangan terlalu beda jauh speknya, atau mengganti dengan jenis LED yang lebih hemat daya. Selain itu, apabila masih kurang terang coba cek relay lampu yang mungkin bermasalah. Bisa juga pada bagian kaca lampu depan, mungkin sudah buram atau kotor.

2. Kabin Nissan Grand Livina yang Sedikit Bising

Grand Livina hadir sebagai MPV dengan bentuk lebih mirp sebagai estate atau station wagon karena desainnya sedikit lebih pipih. Soal kenyamanan, Grand Livina pun lebih menyerupai sedan ketimbang MPV. Namun di sisi lain, beberapa pengguna Grand Livina mengeluhkan soal kebisingan pada kabin saat melewati jalan yang kurang mulus. 

Asumsi awal, dengan desain yang rendah seperti itu, maka sewaktu kita duduk di kabin jarak telinga kita dengan ban akan lebih dekat. Ini membuat lebih terdengar bisingnya suara roda dibandingkan dengan menggunakan mobil MPV lain yang memiliki desain body yang cukup tinggi. 

Soal bising tadi juga berasal dari pintu sebelah kiri. Menurut penuturan beberapa pemilik Grand Livina keluaran awal di forum otomotif, pintu sebelah kiri cenderung sedikit kurang rapat saat menutup.

Akibatnya, pintu jadi cenderung bergetar saat lewat jalan keriting. Apabila dirasa pintu penumpang sebelah kiri sudah tertutup rapat tapi kabin masih bising, kalian mungkin perlu menambah lapisan peredam di bagian tersebut. Ini juga menjadi solusi mudah melenyapkan penyebab suara bising di kondisi jalan bergelombang yang dirasakan di kabin.

3. Putaran Setir yang Terlalu Ringan

Sebagai MPV rasa sedan, tentu Grand Livina mengedepankan kenyamanan dari berbagai aspek. Soal handling atau pengendalian saat berkendara salah satunya. Demi kenyamanan, sistem electric power steering pada Grand Livina dirancang agar putaran setirnya jadi sangat ringan dan responsif. 

Pada kecepatan rendah setir akan menjadi relatif ringan namun pada kecepatan tinggi hanya sedikit lebih berat. Ini membuat feedback roda kepada pengemudi jadi kurang mantap saat mobil digeber.

Sama seperti produk Nissan lainnya, feedback setir yang enteng itu sepertinya memang disengaja. Ini supaya pengemudi Grand Livina mudah melakukan manuver secara presisi tanpa menguras tenaga terlalu besar.

Bagi sebagian pengguna, putaran setir yang ringan ini mereka anggap riskan. Muncul kekhawatiran apabila setir yang masih agak ringan saat mobil dipacu dalam kecepatan tinggi malah mengurangi feel mengemudi. Selain itu bagi sebagian orang, memutar setir Grand Livina rasanya kurang nyaman karena dianggap 'sensitif'. 

Sebenarnya, putaran setir Grand Livina bisa dibuat jadi lebih berat namun tetap responsif. Untuk mengubah karakter putaran setir pada MPV 7 penumpang tersebut juga tidak perlu penggantian komponen. 

Perlu kamu ketahui, tingkat kekakuan setir masih bisa diatur sesuai kebutuhan pemilik mobil. Proses penyetelan setir Grand Livina terdapat pada rack steer dengan cara membongkar kaki-kaki roda depan. 

4. Pedal Kopling Ambles

Masalah yang satu ini kerap menghantui pengguna Grand Livina dengan transmisi manual. Kerusakan kopling ambles terjadi baik pada varian 1.5 atau 1.8. Gejala kerusakannya ditandai dengan pedal kopling kadang tidak kembali setelah diinjak dan perlu dikocok agar naik.

Kerusakan ini berasal dari master kopling yang bocor. Sistem kopling pada MPV ini menggunakan sistem hidrolik. Disinyalir terjadi kebocoran di jalurnya yang membuat oli berkurang dan tidak bisa memberi tekanan balik pedal.

Bila di bengkel resmi, maka penggantian kopling hidrolik dilakukan secara menyeluruh. Adapun di bengkel spesialis Nissan, perbaikan untuk kerusakan ini dengan mengganti master kopling bawah yang bocor. Proses perbaikannya pun perlu turun kopling, kemudian mengganti master kopling bagian bawah. 

5. Transmisi CVT Perlu Dimanja

Continous Variable Transmission atau yang lebih akrab disapa CVT, masih menjadi kontroversi. Pasalnya, jenis transmisi ini dikatakan tidak sekuat jenis transmisi otomatis torque converter. 

Untuk itu perawatan transmisi CVT pada Grand Livina L11 perlu sedikit dimanja. Ii karena jika CVT Nissan Grand Livina rontok, bisa habis lebih dari Rp50 juta.

Hal terpenting dan teraman adalah mengganti oli transmisi CVT tiap 40 ribu kilometer. Durasi penggantian oli perlu lebih cepat dari rekomendasi pabrikan, asalnya transmisi juga bekerja keras dalam menyalurkan tenaga mesin ke roda.

Agar transmisi CVT Nissan Grand Livina awet, jangan pindahkan tuas di posisi P saat berhenti lama dan mesin hidup. Saat berkendara pun jangan asal menghentak pedal gas supaya belt baja CVT tetap awet. 

(YS)



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang