Ghosn Diberi Matras untuk Tidur di Penjara oleh Pemerintah Lebanon

Berita Otomotif

BEIRUT –  Carlos Ghosn, mantan bos besar aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi yang sedang mendekam di bui ternyata mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Lebanon

Pemerintah Lebanon, seperti diwartakan Automotive News baru-baru ini, menyatakan kegeraman mereka begitu mengetahui Ghosn tidak diberi kasur untuk tidur di dalam penjara. Kasus Ghosn telah menyatukan para politikus serta warga Lebanon.

Kedutaan Besar Lebanon di Jepang baru-baru ini membelikan matras untuk digunakan Ghosn di sel penjaranya. Mereka juga mendorong agar pemerintah Jepang memindahkan lelaki berdarah Lebanon kelahiran Brazil tersebut dari tahanan.

Tentu saja, dalam kondisi normal, Ghosn bisa dengan mudah membeli barang semurah itu dengan kekayaannya. Tapi, pemegang kewarganegaraan Lebanon, Prancis, plus Brazil tersebut kini sedang berada di ‘hotel prodeo’ karena dugaan pemalsuan laporan pendapatan selama bertahun-tahun ke Bursa Saham Tokyo.

Ia ditangkap pada 19 November dan masa tahanannya terus diperpanjang hingga ia diperkirakan bakal merayakan natal di penjara.

Hady Hachem, Chief of Cabinet of the Minister of Foreign Affairs Lebanon, mengatakan pemerintah negaranya meminta Ghosn diperbolehkan melakukan komunikasi dengan keluarganya. Hachem juga ingin memastikan Ghosn mendapatkan pengacara yang layak.

Tidur di Atas Tikar
Kedutaan Besar Lebanon telah mengunjungi Ghosn tiga kali dan melihatnya tidur di atas tikar sehingga mereka tergerak membelikannya matras. Hachem menilai perlakuan kepada Ghosn ibarat penjahat berbahaya atau teroris.

Ia mengingatkan kembali jasa Ghosn menyelamatkan Nissan dari kebangkrutan, juga menolong Mitsubishi dari kesulitan finansial.

“Carlos Ghosn menyelamatkan puluhan ribu pekerjaan di Prancis dan Jepang. Jika ia berbuat salah, ia harus bertanggung jawab, tapi ini mesti dilakukan dengan cara benar. Mengapa dia dipermalukan seperti ini?,” ujar Hachem.

Ghosn menjadi otak terbentuknya aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi. Pada 1999, Renault, atas peran dari Ghosn yang menjadi eksekutif pabrikan asal Prancis itu, membeli 43,4 persen saham Nissan.

Sebaliknya, Nissan membeli 15 persen saham Renault. Dalam waktu relatif singkat, Nissan selamat dari ancaman pailit.

Pada 2016, giliran Mitsubishi yang 34 persen sahamnya dibeli Nissan. Mitsubishi pun ketika itu kesulitan keuangan karena skandal pemalsuan data konsumsi BBM.

Tak berapa lama setelah Ghosn ditangkap, Nissan dan Mitsubishi mendepaknya dari posisi Chairman of the Board plus Representative Director di kedua perusahaan. Renault lebih memilih menggantikan Ghosn dengan pejabat sementara.

Pemerintah Jepang dan Prancis sendiri bersiap membahas kasus Ghosn di pertemuan G20. Ini penting karena aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi adalah salah satu grup otomotif terbesar dunia yang penting bagi perekonomian kedua negara. Pemerintah Prancis diketahui pula memiliki saham di Renault.

Penangkapan Ghosn sendiri terjadi di tengah wacana penyatuan total ketiga perusahaan yang kontroversial. Pemerintah Jepang menyimpan kekhawatiran kedua perusahaan Jepang ini ingin dikendalikan pemerintah Prancis dengan cara itu. Berbagai asumsi soal kasus Ghosn lantas mengemuka, apalagi Nissan belakangan diketahui tidak puas dengan peran mereka di aliansi selama ini.

Ghosn dikabarkan menolak mengakui dugaan pemalsuan laporan keuangan. Sejauh ini dia tidak mempunyai kesempatan merespons sangkaan kepadanya di depan publik karena berada di penjara.

Di Lebanon, kasus Ghosn ramai diperbincangkan hingga berhasil menyatukan para politikus negara tersebut. Papan besar bergambar Ghosn dan bertuliskan ‘Kami Semua Carlos Ghosn’ terlihat di Beirut. [Xan/Ari]

Tag Terkait

Nissan Carlos Ghosn dipenjara mitsubishi Carlos Ghosn Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi Renault kasus Carlos Ghosn mantan bos Nissan

Author

Berita Utama

Berita Populer

Lihat semua »