Test Drive All-New BMW Seri 3: untuk Mereka yang Kaya, Muda, Berbahaya
ReviewJAKARTA – All-New Seri 3 memang sedan entry-level BMW. Tapi, segala aspek mulai dari kemewahan, fitur canggih dan performa ciamik berpadu secara brilian. Usai menjajalnya selama 3 hari, muncul impresi bahwa inilah sedan untuk mereka yang kaya, muda, dan berbahaya.
Mobil123.com mencoba All-New Seri 3 pada 1 – 3 Desember 2020, dengan rute Jakarta – Bogor. Adapun tipenya adalah 320i Sport--sedan termurah BMW saat ini--dengan harga Rp 976 juta on-the-road Jakarta per Desember 2020.
Beda harga dari tipe yang meluncur di akhir 2019 tersebut, dengan 330i M Sport yang berada di atasnya, mencapai Rp 147 juta. Jika dibandingkan lagi dengan 320i Touring M Sport yang diluncurkan terbatas hanya 25 unit, selisihnya bahkan melebar menjadi Rp 488 juta.
“320i Sport adalah yang terlaris dari 3-Series,” ucap Ismail Ashlan, Corporate Communication Manager BMW Group Indonesia.
Perbedaan BMW 320i Sport dengan 330i M Sport
Perbedaan 320i Sport dengan 330i M Sport tak terlampau jomplang. Pada eksterior, misalnya, diferensiasi terdapat pada bemper depan maupun desain pelek 18 inci.
Namun, lampu masih terlihat amat keren karena masih dilengkapi teknologi BMW Laser Light.
Di dalam kabin, tidak ada Paddle Shift. Jok kulitnya pun bukan model racing.
Perbedaan selanjutnya 320i Sport jika dibandingkan dengan 330i M Sport di sisi interior adalah tipe tersebut tak memiliki Panoramic Sunroof. Desain setir keduanya juga sedikit berlainan.
Bicara teknis, 320i Sport tidak dimodali dengan Adaptive M Suspension serta M Brakes. Mesinnya sebenarnya sama, BMW TwinPowerTurbo terbaru 2.0-liter plus transmisi otomatis 8-percepatan Steptronic Sport, tapi dengan setelan berbeda.
Ini membuat gelontoran dayanya menjadi lebih kecil yakni 184 hp dengan torsi 300 Nm.
Fitur Semiotonom BMW Seri 3 Termurah
320i Sport sudah diberkahi fitur – fitur canggih dan mewah. Ada iDrive generasi ketujuh dengan tampilan baru, peranti lunak termutakhir, layar sentuh, Wireless Apple CarPlay.
iDrive ini juga sudah dibekali Gesture Control sehingga dapat mengendalikan volume, mute/unmute, pilihan musik dengan sapuan tangan. Ada pula Voice Command ‘Hello BMW’ yang sensitif dan amat penurut.
Saat sudah bosan ‘bereksperimen’ dengan dua teknologi canggih itu, iDrive bisa dikendalikan dengan Controller pada bagian konsol tengah.
320i Sport pun telah memiliki Park Assist. Ini adalah fitur semiotonom yang dapat memarkirkan mobil secara otomatis saat parkir, baik secara paralel maupun lateral.
Selain itu, masih terdapat Reversing Assistant. Fitur canggih satu ini membuat mobil bisa mengingat rute 50 meter ke belakang dan mundur otomatis tanpa campur tangan pengemudi.
Layar di meter cluster sepenuhnya digital dan berubah tampilan sesuai mode berkendara yang dipasang (Comfort, Sport, Eco Pro). Segala teknologi semiotonom tersebut membuat fitur-fitur lain seperti Keyless Entry, Start/Stop Button, Wireless Charging, Cruise Control, Electric Parking Brake, Auto Hold, Traction Control akhirnya terkesan ‘biasa’ di 320i Sport.
Performa BMW Seri 3 Termurah
Rentetan fitur canggih nan mengesankan itu diikuti performa yang tak kalah memukau. Torsi 300 Nm membuat BMW Seri 3 termurah ini amat sigap di situasi macet (stop and go) perkotaan. Satu hal tak kalah penting, suspensinya lebih nyaman daripada 330i M Sport yang relatif keras, sehingga lebih asyik diajak jalan untuk aktivitas harian. Apalagi, kapasitas bagasinya amat mencukupi yakni 480 liter.
Saat konvoi dengan rombongan dari Jakarta menuju Sirkuit Sentul, kecepatan 100 km per jam bisa digapai dengan gampang. Padahal, kami tak boleh menyusul dan mengebut. Putaran mesin pun masih ada di angka 2.100 – 2.300 rpm.
Uji kemampuan paling ‘gila’ dan berkesan adalah ketika mobil dipacu di Sirkuit Sentul. Pengembangan pada sasis membuat mobil amat mudah dan amat stabil ‘ditekuk-tekuk’.
Sasis barunya diklaim lebih ringan, lebih rigid, dengan pusat gravitasi rendah dan distribusi bobot 50:50. Hambatan udaranya juga disempurnakan menjadi hanya 0,23 Cd. Dimensi yang bertambah panjang 76 milimeter, makin lebar 16 milimeter, dan meninggi 1 milimeter dibanding generasi terdahulu jadi tak berpengaruh negatif terhadap kemudahan pengendalian (handling).
Karakter suspensi 320i Sport yang empuk masih terasa ketika menikung, akan tetapi tak sampai membuat mobil limbung. Alhasil, bermanuver di atas 100 km per jam khususnya di tikungan pertama dan kedua (R1 dan R2) Sirkuit Sentul yang berkarakter cepat jadi amat mudah.
Padahal, setelan mobil maupun ban standar, dengan pengemudi yang bukan pembalap profesional. Putaran mesin menjadi lebih responsif ketika mode berkendara diubah dari Comfort ke Sport.
Semua kelebihan ini membuat turbo lag 320i Sport yang cukup terasa ketika membejek gas maksimal (kick down) di trek lurus benar-benar termaafkan. Begitu pula dengan posisi jok di kursi baris kedua yang tak bisa diutak-atik. [Xan/Ari]