Nikuba, Teknologi Pengubah Air Jadi Bahan Bakar Kendaraan yang Kontroversial

Berita Otomotif

JAKARTA – Nikuba, teknologi pengubah air jadi bahan bakar hidrogen untuk kendaraan bermotor kini sedang menjadi buah bibir.

Bagaimana tidak, teknologi tersebut, menurut situs TNI AD pada Juni lalu, menarik perhatian beberapa pabrikan otomotif Italia.

Aryanto Misel, sang penemu Nikuba, pun didukung oleh Pangdam III/Siliwangi Cirebon untuk berangkat ke Italia.

Menurut penelusuran dari berbagai sumber, Aryanto bertemu dan mempresentasikan Nikuba bulan lalu.

Dia antara lain berhadapan perwakilan Ferrari maupun Lamborghini.

Nikuba merupakan kependekan kata Bahasa Jawa dari "Niku Banyu" yang artinya "Itu Air" dalam Bahasa Indonesia.

Aryanto pun mengundang kontroversi karena mengaku kecewa dengan pemerintah yang tak peduli dengan inovasi tersebut.

Ia juga kesal dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Belakangan, BRIN sendiri mengaku terbuka berkolaborasi untuk sama-sama mengembangkan Nikuba.

“Wah, saya enggak butuh mereka. Saya sudah dibantai habis. Enggak mau,” ujar Aryanto dalam sebuah acara televisi yang viral di media sosial.

Nikuba sudah ia kembangkan selama 5 tahun terakhir. Air diubah menjadi bahan bakar hidrogen melalui proses elektrolisis.

Sayang, hasil kunjungan ke Italia kabarnya tak sesuai ekspektasi Aryanto Misel karena BRIN ternyata ada di sana pula.

“Ngapain itu BRIN datang ke Italia. Sejak awal mereka kontra dengan Nikuba, tapi tiba-tiba datang. Itu membuat saya semakin kesal," tandas dia.

"Nah, hari-hari kita ngobrol pada akhirnya apa? BRIN ini mau dilibatkan di dalam Nikuba. Itu mulai enek saya di situ, jujur saja," lanjut dia.

Hal lain yang membuatnya kecewa adalah karena tidak ada tawaran pembelian teknologi dari Italia, selama 17 hari Aryanto dan tim berada di Italia.

Padahal, ia berharap ada kelanjutan pembicaraan pembelian Nikuba.

Meski begitu, dia mengaku orang-orang di Italia sangat antusias serta terkesan dengan Nikuba.

Aryanto sendiri tadinya ingin membanderol Nikuba dengan harga setara Rp15 miliar.

“Bahasa kasarnya, ada biaya kompensasi Rp15 miliar jika mereka mau gunakan teknologi Nikuba," pungkas dirinya.

Pihak-pihak dari Italia mengaku akan mengatur pertemuan selanjutnya di Cirebon untuk melihat langsung aplikasinya pada kendaraan.

Adapun waktunya kemungkinan pada Agustus 2023 mendatang.

“Nanti saya langsung saja, mau beli teknologi Nikuba Rp15 miliar, enggak? Kalau enggak, ya, sudah bubar saja,” tegas dia. [Xan/Dms]

>>>>> Klik link ini untuk melihat harga mobil baru <<<<

Tag Terkait

Nikuba Aryanto Misel Niku Banyu Ferrari Lamborghini berita Berita Otomotif news

Author

Berita Utama

Berita Populer

Lihat semua »