Hyundai Kemungkinan Besar Naikkan Harga pada Akhir Juli
Berita OtomotifJAKARTA – Hyundai amat berpotensi menaikkan harga mobil-mobil mereka pada akhir Juli nanti karena pelemahan kurs rupiah hingga tembus Rp 14 ribu per dollar Amerika Serikat (AS).
Presiden Direktur PT. Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Mukiat Sutikno menjelaskan bahwa pihaknya dan mungkin kebanyakan pabrikan masih mengacu pada kurs Desember 2017 dalam penetapan harga jual kendaraan di Indonesia. Saat itu, nilai tukar rupiah masih di kisaran Rp 13.500 per dollar AS.
Padahal, nilai tukar rupiah per dollar AS sudah menunjukkan tren kenaikan mulai kuartal satu tahun ini, bahkan sudah stabil di Rp 14.000-an sejak 21 Juni dan sempat menembus titik tertinggi sejak 2015. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) per 9 Juli, nilai tukar saat ini adalah Rp 14.332 per dollar AS.
Kurs masih sangat berpengaruh pada harga jual mobil. Pasalnya, menurut Mukiat, mobil-mobil yang sudah dirakit di dalam negeri pun masih mengimpor bahan baku.
Artikel terkait
Pihaknya mengaku cukup pusing memikirkan kenaikan harga yang tepat karena kondisi ekonomi Indonesia pun belum benar-benar pulih. Ini tak hanya dirasakan di industri otomotif tapi juga semua sektor.
Karena itu, Hyundai kini mengamati pergerakan dollar AS sampai akhir bulan sambil memperhitungkan penerimaan pasar dan persaingan dengan para kompetitor. Pabrikan asal Korea Selatan ini akan mencari harga titik tengah yang masih dapat diserap pasar.
“Terus terang, kalau dibandingkan dengan saat kurs masih Rp 13.500 per dollar AS di akhir tahun lalu, Rp 14.400-an ini sudah naik sekitar 7 persen. Belum tentu kenaikan harga kami sampai sebesar itu. Kami harus melihat lagi di titik mana kurs akan berhenti. Penerimaan pasarnya juga bagaimana,” papar Mukiat. [Xan/Ari]