Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Test Drive Wuling Cortez, Melintasi Jalur Menuju Gunung Bromo

Review

Test Drive Wuling Cortez, Melintasi Jalur Menuju Gunung Bromo

MALANG - Wuling Cortez berhasil melewati dengan mulus medan-medan cukup menantang, menuju Pasir Berbisik Gunung Bromo. Kuncinya Anda harus jaga momentum, untuk dapat memaksimalkan tenaga mesin.

PT Wuling Motors sepertinya ingin menunjukkan secara langsung, kepada awak media nasional termasuk Mobil123.com, keunggulan dari produk terbarunya Wuling Cortez. Untuk itu dipilihlah jalur-jalur menantang pada event, media drive Wuling Cortez dan Pasir Berbisik di kawasan Taman Nasional Gunung Bromo Tengger, Jawa Timur yang kemudian dipilih sebagai salah satu destinasi perjalanan.

Secara umum, Mobil123.com menikmati unjuk kerja dari kombinasi mesin berkapasitas 1.8-liter DOHC, dengan tenaga 120 hp pada 5.600 rpm serta torsi 175 Nm di rentang 3.600 - 4.600 rpm, plus transmisi i-AMT (intelligent Automated Mechanical Transmission) 5-kecepatan pada Wuling Cortez. Sepanjang perjalanan, medan-medan pegunungan, tanjakan dan turunan cukup terjal berhasil dilalui dengan baik.

Dari semua kondisi ini kuncinya Anda harus memahami karakter mesin, terlebih lagi cara kerja dari transmisi otomatis i-AMT. Penyalur tenaga mesin ke roda ini, memiliki mekanisme sama seperti manual namun proses perpindahan giginya lebih praktis, karena pedal kopling digantikan oleh aktuator elektronis.

Mungkin Anda juga kami punya perasaan skeptis dengan unjuk kerja dari transmisi ini, apalagi sebelumnya sudah pernah merasakannya pada produk lain. Karena transmisi model ini memiliki beberapa efek negatif, seperti contohnya banyak terjadi lag (jeda) saat perpindahan gear dan kadang seolah kehilangan tenaga, terasa seperti tidak sinkronnya putaran mesin dengan perpindahan gear.

Namun jujur saja keraguan itu langsung sirna, saat melewati dengan baik rute perjalanan test drive kali ini. Mobil123.com coba memaksimalkan 3 mode yang ada pada i-AMT Wuling Cortez, yakni D Eco, D Sport serta Manual, masing-masing terbilang punya karakter berbeda dan dapat disesuaikan seusai dengan kebutuhan pengedaraan atau kondisi jalan.

Mode D-Eco Mobil123.com gunakan di awal perjalanan dari Malang menuju Teras Plataran Bromo. Di dalam kota, feeling berkendaranya praktis layaknya kendaraan bertransmisi otomatis pada umumnya.

Baca juga : Ini Detail Harga Wuling Cortez

Feeling perpindahan gearnya cukup smooth, masih sama ketika pertama kali mencobanya di Sirkuit Sentul, Jawa Barat pada akhir tahun 2017 lalu. Dan memang rasanya berbeda dengan transmisi AMT pada umumnya yang dimiliki oleh pabrikan lain.

Gejala lag memang terjadi namun sangat minim atau masih jauh di bawah batas toleransi. Huruf "i" pada awalan AMT yang berarti intellegent memang memiliki pengaruh sangat besar, berhasil membuat pengaturan perpindahan gear atau Transmission Control Module (TCM), bekerja lebih cermat untuk mensinkronisasi putaran mesin juga gear.

Karakter ini cocok untuk digunakan pada pengendaraan dalam kota yang padat. Intinya Anda harus mengasah feeling untuk mengetahui karakternya, jika kaki kanan sudah terasah untuk dapat mengurut injakan pedal gas, maka Wuling Cortez dapat bekerja dengan baik.

Pada kesempatan ini, Mobil123.com sesekali mencoba mode D Sport. Dapat langsung terasa jika karakter perpindahan gear berubah menjadi responsif. Putaran mesin terasa menjadi agresif, jarum rpm jadi lebih cepat untuk menyentuh garis merah.

Pada mode ini kami mencoba melakukan over taking kendaraan di depan, dengan coba menekan habis pedal gas. Kecepatan yang terbangun memang menjadi lebih cepat, namun mesin terasa sedikit menggerung. Rasanya kurang lebih sama, seperti telat mengangkat gas dan keburu menekan pedal kopling untuk pindah gear pada transmisi manual.

Di kesempatan lain saat pedal gas diinjak lebih menggunaan perasaan, gerungan mesin dapat tereduksi karena perpindahannya lebih halus. Kondisi ini sama dengan di atas, jika feeling sudah Anda dapatkan, Wuling Cortez akan melaju lebih agresif.

Saat memasuki jalan pegunungan menuju Teras Pelataran Bromo, dalam kondisi hujan dan jalan licin plus bergelombang kemudian lanjut ke Pasir Berbisik, kita bisa langsung memanfaatkan mode Manual. Bermain di posisi gear 1 dan 2, tanjakan-tanjakan terjal, bahkan hingga 30-35 derajat serta cukup panjang mampu dilewati dengan baik. Intinya tetap lebih enak jika Anda terus menjaga momentum dengan mempertahankan putaran mesin.

Pengoperasian mode Manual sendiri sama dengan sistem tiptronic pada transmisi otomatis. Anda dapat melalukan pengendaraan dengan sistem manual, menggerakan tuas transmisi untuk shift up atau down tanpa perlu menginjak pedal kopling.

Pada mode ini perpindahan gear tergolong responsif, namun memang terjadi sedikit lag saat shift up terlebih saat shift down. Hanya saja masih dalam batas toleransi dan wajar. Ini sepertinya karena butuh waktu beberapa saat untuk TCM bekerja melakukan sinkronisasi putaran mesin, tentunya agar keduanya tidak cepat jebol karena dipaksa bekerja spontan.

Yang tak kalah menarik adalah adanya fitur AVH (Automatic Vehicle Holding). Pada keadaan berhenti dan saat menginjak kemudian melepas rem, mobil akan berhenti seperti menggunakan rem tangan.

Fitur ini tentunya membuat Anda tidak perlu repot, untuk mengoperasikan apapun termasuk rem tangan EPB (Electric Parking Brake). Mobil akan berhenti total dan ketika hendak berjalan bisa langsung menekan pedal gas.

Konklusi Mobil123.com pada titik ini adalah Wuling Cortez cukup menyenangkan untuk digunakan pada ragam pengendaraan. Pendeknya, Anda butuh mencobanya sebelum memberikan kesimpulan dini, apalagi sikap skeptis seperti yang Kami lakukan sebelumnya. [Ari]



Krisna Arie

Krisna Arie

Editor

Senang semua benda bermesin dan beroda sejak duduk di bangku sekolah dan memulai bekerja di media dengan segmen otomotif sejak tahun 2002. Pria sederhana ini selalu percaya pekerjaan akan lebih sempurna jika didasari dengan passion.


Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang