FREMONT - Tesla baru-baru ini mengungapkan bahwa mereka telah memecat karyawan pabriknya karena terbukti melakukan sabotase.
Sabotase yang dilakukan sang karyawan sendiri tidak diungkapkan secara detail oleh Tesla. Yang pasti mereka menyampaikan bahwa karena ulahnya, pabrikan mobil listrik paling populer di dunia ini berpotensi mengalami kerugian besar.
Al Prescott, Vice President of Legal and Acting General Counsel Tesla menyebutkan bahwa pihaknya dengan cepat dapat mendeteksi dan mengungkap insiden yang terjadi. Sabotase ini sendiri sempat mengganggu kegiatan operasi di pabrik mereka di Fremont, California namun kemudian berhasil di atasi.
"2 minggu lalu tim IT dan InfoSec memutuskan bahwa seorang karyawan kedapatan telah secara jahat menyabotase bagian dari pabrik. Tindakan cepat tim tersebut mampu mencegah kerusakan lebih lanjut dan dalam beberapa jam kemudian produksi dapat berjalan lancar lagi," ungkap Prescott.
Tesla hingga saat ini belum mengungkap identitas karyawannya yang melakukan sabotase. Namun menyebutkan sedikit kronologis kejadian di mana sang pelaku sempat melancarkan tuduhan kepada temannya dan menghancurkan komputer perusahaan untuk menutupi jejak sabotase.
"Ia akhirnya mengaku setelah kami tunjukkan bukti-bukti yang tidak bisa dibantah. Atas kejadian ini kami langsung mengambil tidakkan melakukan pemecatan," kata Prescott seperti yang dilaporkan The Detroit News.
Bicara soal sabotase yang terjadi di Tesla, ternyata insiden ini sudah beberapa kali mereka hadapi. Pada 2016 Tesla menggugat mantan oil-services executive-nya karena menyamar sebagai big boss mereka Elon Musk. Dan mencoba memperdayai Jason Wheeler mantan Chief Financial Officer Tesla.
Lalu di 2018 Musk juga pernah mengungkap bahwa seorang karyawan mereka bernama Martin tripp mencoba menyabotase perusahaan. Dan mengklaim bahwa Martin melakukan penembakan di pabrik. Meski akhirnya menurut investigasi Kepolisian tidak ada insiden penembakan di pabrik Tesla.
"Kami akan mengambil tidakan agresif jika ada karyawan yang melakukan sabotase demi membela perusahaan dan karyawan lainnya. Kami sangat mempercayai karyawan dan menghargai kontribusi semua orang namun tentu tidak dapat menolerir soal kejahatan yang dilakukan secara pribadi. Ini melanggar kode etik serta merugikan karyawan lainnya," kata Prescott. [Ari]
Lihat penawaran mobil terbaik!
Berita Utama

Chery Enggak Kaget dengan Pesatnya Pertumbuhan Penjualan Mereka di Indonesia
Berita Otomotif
Siapkan Duit! Neta Mau Jual Dua Mobil Listrik Murah Hingga 2024
Berita Otomotif
Wuling Air EV Punya Varian Baru, Harganya dengan Insentif PPN Cuma Rp188 Juta!
Mobil Baru