JAKARTA - Kekhawatiran konsumen pada harga jual low cost and green car (LCGC) yang semakin mahal akhirnya terjadi. Beberapa Agen Pemegang Merek (APM) menaikkan harga kategori LCGC terhitung mulai 1 Oktober 2014 atas restu pemerintah. Adapun ada kenaikan sebesar 6,6 persen atau sekitar Rp 3 jutaan.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman Maman Rusdi pernah menjelaskan penyesuaian harga kendaraan KB2H (Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar dan Harga Terjangkau) karena terbentur inflasi kenaikan harga tarif dasar listrik, dan upah tenaga kerja. Karena itu pertimbangan masing-masing produsen mobil untuk merevisi harga dasar LCGC harus dilakukan.
Sudirman menilai jika revisi harga ini tidak cepat dilakukan maka mereka akan menanggung rugi karena sudah sangat terhimpit dengan biaya produksi. Sebelumnya, berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/2013, setiap produk LCGC ditetapkan harga maksimal Rp 95 juta (off the road).
Seperti dijelaskan kenaikan harga untuk saat ini hanya berlaku pada LCGC yang genap berusia 1 tahun meluncur di Indonesia. Artinya produsen mobil yang memenuhi syarat hanya Daihatsu dan Toyota, sementara Datsun, Honda, dan Suzuki haram menaikkan harga jual kendaraan LCGC.
Kini harga Toyota Agya mulai Rp 103,2 juta sampai Rp Rp 124,45 juta. Padahal sebelumnya dijual antara Rp 100,35 juta sampai Rp 121,25 juta. Agya sudah beberapa kali mengalami peningkatan harga sejak September 2013.
Kecenderungan kenaikan harga juga menyebar ke Ayla yang kini dijual mulai Rp 77,750 juta sampai Rp 119,1 juta. Sebagaimana diketahui, pengumuman kenaikan harga LCGC ini menjadi momok masyarakat Indonesia yang berada di segmen tersebut.
Pertimbangan menaikkan harga itu bisa saja mengalihkan persepsi masyarakat soal LCGC yang tidak lagi dengan harga terjangkau. Padahal sejak awal diluncurkan di Indonesia Agya cs sudah terlanjut dicap mobil murah dan harga terjangkau yang menyasar pengendara sepeda motor. Tapi melihat perkembangan yang ada, target pasar LCGC bisa saja berubah.
4W Sales, Marketing and DND Director PT SIS Davy Tuilan yang melihat kondisi ini menjelaskan Suzuki pertama kali meluncurkan mobil murah Karimun Wagon R pada November 2013. Saat peluncuran, PT SIS cenderung hati-hati mengeluarkan harga LCGC Karimun Wagon R. Pasalnya segmen LCGC sangat rentan, dan ditakutkan tidak berhasil menyerap kendaraan LCGC.
Davy menegaskan konsumen tentunya memiliki pandangan dalam membeli mobil LCGC. Faktor utama adalah harganya terjangkau. Namun sebaliknya, Davy menegaskan dalam hal menaikkan harga jual LCGC di penghujung 2014, tentunya para produsen melihat berbagai macam kemungkinan, terutama tidak mengenyampingkan daya beli konsumen. Selama ini Suzuki baru satu kali menaikkan harga jual Karimun Wagon R, tepatnya di awal 2014.
Davy menambahkan LCGC harus dibiarkan tumbuh di Indonesia. Sebab LCGC berkontribusi besar pada pasar otomotif nasional dengan sumbangsih 13 persen dan ditargetkan potensi pasar sekitar 20 persen dari target pasar otomotif nasional sebesar 1,2 juta unit.
"Saya rasa saat ini sudah sama lagi karena semua sudah naik 1 kali, Suzuki di awal tahun dan kompetitor menyusul. Tidak perlu ditakutkan karena segmen ini sangat price sensitif, jadi para pemain tidak semudah itu menaikkan harga jual LCGC," tutup Davy.
Berita Utama

DFSK: Bermodal Produk Berkualitas Saja Tidak Cukup di Indonesia
Berita Otomotif
All-new Suzuki Ertiga Dapat Respon Positif di IIMS 2018
Berita Otomotif