JAKARTA – Pabrik baterai mobil listrik Hyundai-LG yang bakal dibangun di Indonesia punya kapasitas produksi amat besar.
Tak tanggung-tanggung, pabrik yang berlokasi di Karawang ini, menurut keterangan resmi dari Hyundai, bisa menyuplai baterai untuk lebih 150 ribu unit mobil listrik per tahun saat sudah beroperasi secara penuh. Pabrik dapat menghasilkan sel baterai lithium-ion NCMA dengan total 10 GWh setahun.
Tak hanya mobil-mobil listrik Hyundai yang kelak mendapatkan suplai baterai dari sana. Kebutuhan baterai untuk mobil-mobil listrik Kia juga akan disokong.
Kia memang masih satu grup dengan Hyundai. Mobil-mobil listrik mereka nantinya sama-sama menggunakan platform Electric Global Modular (E-GMP).
Sekadar mengingatkan, pada 28 Juli 2021 Hyundai-LG menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Seoul. Turut hadir secara virtual, Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia serta Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho.
Sebelum itu, Hyundai sudah membangun pabrik perakitan mobil di Cikarang, Bekasi. Pabrik berkapasitas 150-250 ribu per tahun ini memakan biaya 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp21,7 triliun (1 dollar AS = Rp14.465,05) dan rencananya mulai beroperasi komersial pada awal 2022.
Adapun nilai investasi pabrik baterai mobil listrik Hyundai-LG di Karawang mencapai 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp15,9 triliun.
Pembangunan dijadwalkan berlangsung mulai kuartal empat 2021 sampai semester satu 2023, tapi produksi komersial baru dilakukan pada semester satu 2024.
Kepemilikan saham pabrik dibagi rata 50 persen bagi Hyundai dan LG.
“Pabrik sel baterai baru di Karawang akan dibangun di atas lahan seluas 330.000 meter persegi,” demikian tertulis dalam pernyataan pers.
Fasilitas tersebut bakal membantu Hyundai Mobis, selaku anak perusahaan Hyundai Motor Group yang bergerak di bisnis suku cadang dalam memenuhi permintaan mobil listrik global yang diproyeksikan akan terus berkembang dari tahun ke tahun.
Hyundai sendiri berambisi menjadi pemain utama di pasar mobil listrik global.
Pada 2025, mereka ingin menyediakan 23 model mobil listrik untuk pasar otomotif dunia, dengan penjualan 1 juta unit untuk mobil-mobil nihil emisi gas buang itu.
Keseriusan Hyundai berinvestasi di Indonesia merupakan respons dari berbagai insentif dari pemerintah yang ingin serius mengembangkan pasar serta industri kendaraan listrik nasional.
Mulai Oktober 2021, insentif pajak yang menurunkan harga jual mobil listrik juga diberikan bagi konsumen. [Xan/Ses]
Berita Utama

Peluncuran & Pengumuman Harga Wuling Air EV Dilakukan di GIIAS 2022
Berita Otomotif
Honda akan Kasih Kejutan di GIIAS 2022, Ada Mobil Listrik
Berita Otomotif