Nyawa Kia di Indonesia Diselamatkan oleh Indomobil Group

JAKARTA - Kia mendapatkan nyawa tambahan di Indonesia setelah Indomobil Group mengambil alih merek ini.

Hal ini dijelaskan oleh Indomobil Group melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 21 Mei 2019. Di dalamnya dijelaskan bahwa Indomobil Group kini menangani transaksi jual-beli Kia di Tanah Air melalui perusahaan patungan (joint venture) bernama PT. Kreta Indo Arta.

Artikel terkait

Ternyata, Ini Alasan Indomobil Group Mau Ambil Alih Kia

Berita Otomotif

04 July 2019

Aktif Lagi di Bawah Indomobil, Kia Targetkan 33 Dealer pada 2020

Berita Otomotif

15 November 2019

Berkat Indomobil, Rencana Penambahan Dealer Kia Masih Sama Saat Pandemi

Berita Otomotif

01 July 2020

Tak hanya itu, mereka pun tak lagi menjadi anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sejak tahun lalu dan ini konon karena tidak sanggup membayar iuran bulanan Rp 10 - 15 juta. Namun, Gaikindo menolak menjelaskan alasannya dan pihak KMI pun hanya mengatakan sedang mengalami masalah internal dan sedang melakukan konsolidasi.

Lebih lanjut, PT. Kreta Indo Arta adalah perusahaan patungan Indomobil Group dengan PT. Sarimitra Kusuma Ekajaya. Perusahaan ini resmi berdiri sejak 17 Mei 2019.

Modal Dasar usaha patungan adalah Rp 100 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor Rp 25 miliar. Indomobil Group memiliki 60 persen saham perusahaan patungan, dengan porsi modal ditempatkan dan disetor dari mereka sebanyak Rp 15 miliar, sementara PT. Sarimitra Kusuma Ekaja mempunyai 40 persen sisanya dengan kontribusi modal ditempatkan dan disetor Rp 10 miliar.

Group dengan kode IMAS di BEI ini berharap penambahan merek kendaraan yang mereka tangani dapat mendongkrak performa bisnis. Sebelumnya, Indomobil sudah melepas Nissan serta kendaraan penumpang Renault tapi masih menangani Suzuki, Hino, Audi, Volkswagen, Renault Trucks dan Volvo Trucks.

“Meningkatkan kinerja usaha di Indomobil Group dengan menambahkan variasi merek kendaraan bermotor yang ditawarkan kepada konsumen,” tulis mereka mengenai Dampak Kejadian, Informasi, atau Fakta Material Tersebut Terhadap Kegiatan Operasional, Hukum, Kondisi Keuangan, atau Kelangsungan Usaha Emiten atau Perusahaan Publik. [Xan/Ari]