Konversi Motor Bensin ke Motor Listrik Sudah Bisa Dilakukan, Mobil Masih Susah

JAKARTA – Akademisi menilai konversi sepeda motor bensin ke sepeda motor listrik untuk saat ini lebih mungkin dilakukan, daripada melakukan hal yang sama untuk mobil.

Head of Electrical Energy Conversion Research Laboratory ITB Agus Purwadi menilai konversi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik bisa menjadi solusi target pemerintah mengurangi polusi, alih-alih membeli kendaraan listrik baru.

Tapi, yang paling mungkin sementara ini adalah untuk motor bensin ke motor listrik.

“Ujungnya memang konversi akan menjadi alternatif percepatan, khususnya untuk UIO (Unit In Operation). Sepeda motor yang paling cepat. Kalau roda empat memang masih butuh pemahaman lebih advance (mendalam),” ucap dia dalam pada Kamis (1/12/2022) kemarin di Bandung.

Agus berbicara dalam ‘Seminar Nasional: Strategi Transisi Pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Manajemen Unit In Operation Menuju Net Zero Emission di Indonesia’. Acara ini merupakan kolaborasi antara ITB dengan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan diadakan secara daring (online) via Zoom plus YouTube maupun luring (luring).

Artikel terkait

Ramai Wacana Subsidi Motor Listrik, Setuju?

Berita Otomotif

15 February 2023

Ada Saran Subsidi Motor Listrik Lebih Fokus ke Konversi, Bukan untuk Beli Baru

Berita Otomotif

15 February 2023

Pemerintah Rilis Aturan Konversi Mobil Konvensional ke Mobil Listrik, Minat?

Berita Otomotif

12 September 2022

Pemerintah sendiri, dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC), menargetkan pengurangan emisi karbon sebanyak 31,89 persen dengan usaha sendiri dan 43,20 persen dengan bantuan internasional pada 2030.

Lalu, pada 2060, Indonesia ditargetkan mencapai Net Zero Emission (bebas emisi) pada 2060.

Sektor transportasi menjadi salah satu sektor yang ingin diperbaiki. Pemerintah, melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019, telah memberikan berbagai insentif fiskal serta non-fiskal untuk produksi dan penjualan kendaraan listrik baru.

Dua tahun lalu, terbit pula Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 65 Tahun 2020 yang mengizinkan dan mengatur tentang konversi motor bensin ke motor listrik. Tahun ini, menyusul Permenhub Nomor 15 Tahun 2022 untuk konversi mobil BBM ke mobil listrik.

Namun, Agus menyebut kalau sejauh ini pemerintah baru mengeluarkan sertifikasi untuk bengkel konversi motor listrik. Belum ada sertifikasi untuk mobil listrik.

Tingkat kesulitan  yang lebih tinggi ia nilai sebagai penyebabnya. Hal tersebut didasari dari pengalaman ITB mengonversi Toyota Calya bermesin konvensional menjadi mobil listrik selama beberapa tahun terakhir.

“Kalau sekadar jalan dan berfungsi mungkin no problem (tidak masalah). Masalahnya kalau kita lihat standar internasional atau pun homologasinya. Kita harus memenuhi aspek keamanan dan keselamatan yang sangat ketat. Itu sudah diatur dan ternyata memang tidak mudah,” pungkas dia. [Xan/Ses]

>>>>> Klik link ini untuk melihat harga mobil baru <<<<<