MASSACHUSETTS - Hyundai mengumumkan keputusannya untuk melakukan investasi di Amerika untuk pengembangan baterai mobil.
Investasi tersebut akan diberikan pada Ionic Materials yang sedang mengembangkan solid electrolyte polymer pada baterai. Solid electrolyte polymer diklaim cocok untuk menggantikan liquid electrolytes yang umum digunakan pada baterai lithium-ion.
Investasi yang dilakukan Hyundai ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatakan upaya produsen mobil untuk menghasilkan baterai solid-state. Baterai jenis ini memang diyakini cocok sebagai baterai mobil karena mampu menyimpan daya tiga kali lebih besar ketimbang baterai konvensional.
Hyundai sendiri bukanlah produsen mobil pertama yang melakukan pengembangan ini. Toyota juga telah mengembangkan baterai solid-satet sendiri dan akan diaplikasikan pada mobil produksi mereka pada tahun 2022.
Sementara itu Honda Nissan, BMW dan VW juga dikabarkan telah mengembangkan teknologi baterai yang serupa. Banyaknya produsen otomotif yang berlomba untuk mengembangkan baterai menunjukkan bahwa mobil listrik ke depan akan semakin berkembang lebih cepat.
Namun dari semuanya, langkah Hyundai terbilang cukup berani. Pasalnya, Hyundai lebih memilih untuk mengembangkan teknologi bersama Ionic Materials dari Amerika ketimbang mengajak perusahaan asal korea yang memiliki reputasi lebih baik seperti LG. [Adi/Ari]
Berita Utama

Kia Carens di Indonesia Akhirnya Tanpa Varian Diesel, Apa Alasannya?
Berita Otomotif
Naik Harga ‘Tipis’, New Audi Q7 Mild Hybrid Cuma Ada 6 Unit Tahun Ini
Berita Otomotif