Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Harga Pertalite Naik, Daya Beli dan Penjualan Mobil akan Turun?

Berita Otomotif

Harga Pertalite Naik, Daya Beli dan Penjualan Mobil akan Turun?

JAKARTA – Kenaikan harga Pertalite dan Bio Solar diharapkan tidak menghambat laju perekonomian Indonesia. Jika itu sampai terganggu, daya beli terhadap mobil dan juga penjualannya bisa terdampak.

Harga dua jenis bahan bakar minyak (BBM) Subsidi tersebut dinaikkan pada Sabtu (3/9/2022). Pemerintah telah menahan banderol keduanya sekuat tenaga sejak awal 2022, di tengah lonjakan banderol minyak mentah dunia akibat krisis geopolitik Eropa Timur.

Pertalite dan Bio Solar sendiri berkontribusi 85 persen dari konsumsi BBM nasional, menurut data Pertamina.

Harga Pertalite bertambah dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu per liter, sedangkan harga Bio Solar terkerek dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Pada saat bersamaan, harga salah satu BBM Non Subsidi yaitu Pertamax juga naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Wacana menaikkan Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter sebenarnya sudah beredar sejak Agustus 2022.

Para eksekutif dari dua merek mobil terlaris di Indonesia, ketika dimintai tanggapannya oleh Mobil123.com bulan lalu, berharap pemerintah tetap mampu menjaga berbagai indikator perekonomian. Dengan begitu, daya beli mobil pada masa pemulihan pandemi Covid-19 tetap dalam tren positif.

“Kami masih berharap kenaikan harga komoditas masih bertahan… Kalau harga komoditas kayak batu bara dan lain-lainnya bertahan, mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak turun lagi dibandingkan sekarang. Jadi, pasar (mobil) juga tidak turun lagi dibandingkan sekarang,” ujar Marketing Director PT. Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menyebut salah satu indikatornya, ketika ditemui dalam GIIAS 2022 yang berlangsung pada 11-21 Agustus di Serpong, Tangerang.

Anton juga mengatakan kalau kenaikan berbagai jenis BBM Non Subsidi sejak awal tahun membuat perilaku konsumen berubah. Mobil-mobil irit BBM berkapasitas mesin relatif kecil makin dilirik, demikian pula mobil-mobil berteknologi elektrifikasi.

Marketing and Corporate Planning Director PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani menjelaskan daya beli di pasar otomotif tidak cuma tergantung dari harga BBM. Ada berbagai macam faktor lain dalam perekonomian makro yang saat ini masih terlihat positif.

“Kemarin di kuartal kesatu pertumbuhan ekonominya 5 persen. Terus, di kuartal kedua 5,4 persen. Rata-rata katakan saja 5,2 persen. Itu bagus,” lontar dia usai seremoni peluncuran New Daihatsu Gran Max pada akhir Agustus di Senayan, Jakarta.

“Lalu, kurs kita yang sempat ‘tergoda’ sampai Rp14.900-an per dollar AS, digosipkan sampai Rp15.030 per dollar AS, beberapa bulan ini stabil di Rp14.700-an per dollar AS,” lanjutnya.

Marketing and Customer Relations Division Head PT. Astra International – Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso menjelaskan dalam beberapa bulan ke depan, gambaran dampak kenaikan harga Pertalite maupun Bio Solar terhadap pasar mobil bakal lebih jelas.

“Secara short term (jangka pendek) kami juga bisa membuat analisis. Kira-kira dalam sebulan, dua bulan,” pungkasnya singkat.

Penjualan mobil tahun ini ditargetkan mencapai 900 ribu unit oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Proyeksi ini belum mencapai volume normal yaitu 1 juta unit, tapi sudah lebih baik dari awal pandemi pada 2020 yang hanya 532.027 dan pada 2021 yang 887.202 unit (wholesales). [Xan/Ses]

>>>>> Klik link ini untuk melihat harga mobil baru <<<<<



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang