Duh, Pemesanan Mobil Honda Menurun pada Juli 2021 Akibat PPKM

JAKARTA – Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 diakui berdampak negatif terhadap pemesanan mobil Honda pada Juli 2021. Tetapi, penjualan retail masih meningkat karena 'tertolong' oleh inden dari bulan-bulan sebelumnya.

Business Innovation, Sales, and Marketing Director PT. Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy, dalam konferensi pers virtual pada Senin (9/8/2021) kemarin, membeberkan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) yang mereka kumpulkan pada Juli 2021 menurun sekira 20 persen ketimbang sebulan sebelumnya.

Penyebabnya adalah kebijakan pengurangan mobilitas bernama PPKM Darurat/PPKM Level 4 yang di Pulau Jawa dan Bali yang berlangsung sejak 3 Juli sampai saat ini.

Kendati begitu, penjualan retail alias distribusi dari diler ke konsumen pada Juli masih meningkat. Ini berkat inden yang terjadi karena pemberian diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 100 persen dari pemerintah untuk mobil-mobil 1.500 cc ke bawah pada Maret-Agustus.

“Sekarang backorder kami, inden kami, itu masih ada untuk beberapa model dan beberapa daerah,” ucap Billy.

Artikel terkait

Toyota bakal Berterima Kasih Jika Diskon PPnBM 100% Diperpanjang

Berita Otomotif

20 August 2021

Pemesanan Sedan Baru Honda Seharga Rp567 Juta Ini Melebihi Ekspektasi

Berita Otomotif

08 December 2021

Jumlah Pemesanan Honda WR-V Sudah Melebihi Kuota Produksi untuk 2022

Berita Otomotif

15 February 2023

Diterangkan Billy bahwa, penjualan retail Honda pada Juli berjumlah 8.234 unit. Volume tersebut naik 8,7 persen ketimbang Juni.

Penjualan wholesales atau distribusi dari pabrikan ke diler juga meningkat 2,9 persen, menjadi 9.030 unit.

“Jadi, kami fokus untuk bisa memproduksi dan mengirimkan unit ke konsumen secepat-cepatnya. Sekarang fokus kami pada backorder yang sudah ada yang harus kami penuhi secepat-cepatnya,” tegas Billy.

Seperti diketahui, Insentif PPnBM 100 persen untuk mobil-mobil rakitan dalam negeri berkapasitas 1.500 cc ke bawah dengan konten lokal minimal 60 persen awalnya hanya berlaku pada Maret-Mei. Tujuannya adalah untuk menurunkan harga jual kendaraan dan memicu daya beli masyarakat.

Pemerintah kemudian mengabulkan permintaan industri untuk memperpanjangnya sampai Agustus. Setelah itu, mulai September-Desember, diskon PPnBM berkurang menjadi hanya 25 persen dari tarif normalnya.

“Jadi, terima kasih sekali atas dukungan dari pemerintah sehingga penetrasi pasar itu tidak terlalu turun dengan adanya pandemi seperti sekarang,” tandas Billy.

PPKM Level 4 sendiri diperpanjang sampai 16 Agustus untuk Pulau Jawa dan Bali. Meski begitu, Billy berharap SPK pada bulan ini bisa lebih baik daripada Juli, karena menjadi akhir diskon PPnBM 100 persen.

“Kami berharap pada Agustus ini, pemesanan bisa kembali naik karena menjadi masa akhir relaksasi PPnBM 100 persen,” lanjut dia melalui pesan singkat kepada Mobil123.com pada kesempatan berbeda. [Xan/Ses]