Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

Chevrolet: Pendiri Pabrik Pertama di Indonesia

Berita Otomotif

Chevrolet: Pendiri Pabrik Pertama di Indonesia

JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari Chevrolet. Brand asal Amerika Serikat tersebut baru saja mengumumkan hendak menutup pabrik mereka di Bekasi di akhir Juni nanti. Tapi siapa yang sangka kalau Chevrolet adalah produsen mobil pertama yang mendirikan pabrik di Indonesia!

Ya, General Motors (GM) bukanlah pemain baru di Indonesia. Sudah sejak Hindia Belanda mereka eksis. Kiprah resmi mereka di Indonesia berawal dari NV General Motors Java Handel Maatschappij (NVGMJHM) yang didirikan sebagai perusahaan terbatas sesuai hukum Jawa, Dutch EastIndies pada tanggal 3 Februari 1927.

Menurut hukum saat itu, NV (Naamloze Vennootschap) dapat diartikan sebagai Perusahaan Terbatas dan Handel Maatschappij adalah perusahaan dagang.

Saat itu, Chevrolet menjadi ujung tombak penjualan GM di Indonesia sehingga permintaan pasar yang tinggi terhadap Chevrolet mendorong GM membangun pabrik perakitan di Tanjung Priok pada 1938. Inilah pabrik perakitan mobil yang pertama di Indonesia.

Namun, setelah Amerika Serikat menyatakan deklarasi Perang Dunia II pada 8 Desember 1941, Netherlands East Indies Army memesan kendaraan truk, peralatan bengkel, mesin mesin berat, dan suku cadang kepada NVGMJHM, yang kemudian dikirim ke sebuah gudang di dekat Solo. Menjelang kedatangan Jepang di pulau Jawa pada 9 Maret 1942, seluruh mesin, peralatan dan sebagainya dihancurkan oleh pihak militer Belanda.

Selanjutnya kegiatan operasional NV GMJHM dibekukan pada 24 Maret 1942. Para staf dan karyawan yang berkebangsaan Amerika, Inggris dan Belanda segera ditangkap dan pabrik tersebut dikuasai oleh tentara Jepang. Melihat hal ini, GM Corp. menarik seluruh investasinya dari NVGMJHM pada 31 Desember 1942.

Pasca Perang Dunia II, GM Overseas Operation cabang Jakarta dibentuk untuk menjaga kelangsungan operasional GM di Netherlands East Indies. Nama tersebut kemudian berubah menjadi Djakarta Branch dan ditugaskan untuk mengoperasikan pabrik perakitan setelah perang.

Sementara kegiatan NV GMJHM hanya dibatasi untuk melindungi seluruh aset GM sebelum perang. Dalam rapat umum pemegang saham pada 14 April 1956, diputuskan untuk melikuidasi NV GMJHM dan Djakarta Branch.

Keputusan tersebut mengharuskan rumah tinggal branch manager, termasuk perangkat furniture dan perlengkapannya, 6 bangunan rumah milik perusahaan, dan semua asset bernilai yang tercatat pada GM Java dijual pada kedubes Amerika Serikat di Indonesia.

Sebelumnya, pada bulan April 1955, seluruh aset lain yang tercatat dalam daftar GM Java dan Djakarta Branch dijual kepada Gatja Motor, sebuah perusahaan lokal Indonesia. 

Selama 6 tahun beroperasi (1946-1953), Djakarta Branch mampu menghasilkan dan mendistribusikan 5.306 kendaraan pribadi, 14.050 kendaraan komersial/kendaraan umum, 3.811 rangka kendaraan komersial/kendaraan umum dan 1.794 kendaraan yang telah diperbaiki, 102 unit perabotan rumah tangga, serta 202 mesin diesel dan mesin-mesin kapal

Djakarta Branch telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian di Indonesia, dengan mempekerjakan kurang lebih 1.012 orang pegawai pabrik dan kantor cabang yang berkebangsaan Indonesia.

Selain itu, Djakarta Branch dapat menciptakan perluasan jaringan berupa 41 cabang dengan total 3.500 orang pegawai dan juga mendorong terciptanya layanan jasa perbengkelan dan SPBU.

Pada dekade 1950-an dan 1960-an, Chevrolet yang mewakili GM adalah produk yang populer di Indonesia dan terkenal sebagai mobil yang kuat dan tangguh. Wajar jika publik Indonesia lebih mengenal Chevrolet daripada produk GM lainnya.

Di tanah air, produk Chevrolet yang sangat terkenal antara lain Chevrolet Deluxe 1952, Chevrolet Corvette 1954, Chevrolet Bel Air 1955/1956/1957, Chevrolet Nova 1966, dan Chevrolet Impala 1962 sebagai mobil paling mewah.

Selain sedan, Chevrolet juga memiliki suburban yang dipakai “4848” untuk jasa transportasi Jakarta-Bandung, Cipanas-Cibodas sampai awal tahun 1970-an. Setelah itu, Chevrolet dan GM menghilang.

Di pertengahan 90an, tepatnya 1995 mereka kembali hadir dengan mendirikan pabrik di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Namun, dominasi Jepang membuat penjualan mereka stagnan. Ini salah satu alasan kenapa mereka akhirnya kembali menutup pabrik mereka di 2005.

Namun, di Mei 2013 GM kembali bergerak. Pabrik Pondok Ungu kembali di buka untuk memproduksi Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) bernama Chevrolet Spin. Pabrik seluas 58.000 meter persegi ini bisa memproduksi 40.000 kendaraan per tahun tapi penjualann Spin tidak setinggi itu.

Hantaman ekonomi dunia dan nilai tukar rupiah yang lemah membuat produksi menjadi mahal karena masih banyak komponen yang harus di impor dari luar negeri. Hal ini, lagi-lagi memmbuat GM harus mengumumkan untuk menutup pabrik mereka di 30 Juni 2015. [Syu/Idr]

 

Temukan mobil idaman di Mobil123
Mari bergabung bersama kami di Facebook dan Twitter



Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang