JAKARTA – BMW kuat mempertahankan harga sejak awal tahun meski kurs dollar Amerika Serikat (AS) sedang ‘menggila’ terhadap rupiah. Ada dua faktor yang membuat mereka relatif tidak mempan terhadap kondisi kurs terkini.
Eksekutif BMW Group Indonesia menerangkan bahwa pihaknya sempat menaikkan harga pada permulaan 2018 tapi hal itu dilakukan karena perubahan tarif Bea Balik Nama (BBN). Setelah itu, tidak ada lagi koreksi harga.
“Belum ada perubahan soal harga. Kami tetap menggunakan harga yang sama dengan sekitar enam bulan lalu,” tegas Bayu Riyanto, Vice President Sales BMW Group Indonesia usai peluncuran Seri 5 Touring dan Seri 6 GT pada Selasa (24/7/2018) di Jakarta.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terdepresiasi sejak awal tahun. Kurs yang pada akhir 2017 masih sekitar Rp 13.500 per dollar AS kini sudah menyentuh kisaran Rp 14.400 – Rp 14.500 per dollar AS.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada 24 Juli, nilai tukar rupiah bahkan berada di level Rp 14.541 per dollar AS.
Berbagai pabrikan, bahkan yang sudah banyak melakukan perakitan lokal, sudah menyesuaikan harga atau setidaknya bersiap melakukannya. Pasalnya, berbagai bahan baku masih didatangkan dari luar negeri dan transaksi masih kerap menggunakan dollar AS. Salah satunya yang sudah mengumumkan rencana kenaikan banderol adalah Mitsubishi.
“Kalau semakin lama semakin tinggi, kami tentunya akan menaikkan harga,” tandas Bayu menjawab pertanyaan Mobil123.com.
Banyak Pakai Euro
Vice President Corporate Communication BMW Group Indonesia Jodie O’Tania menjelaskan alasan utama mereka bisa menahan harga cukup lama yakni transaksi luar negeri yang lebih banyak menggunakan euro alih-alih dollar AS. Faktor ini memperkuat alasan lainnya yaitu banyaknya model yang sudah banyak dirakit secara lokal.
“Bisnis BMW sebagian besar masih tergantung pada kurs euro, termasuk pada harga kendaraan, harga suku cadang karena kami, kan, dari Muenchen, Jerman. Ada beberapa memang gudang yang menggunakan dollar AS, tapi tidak sesignifikan euro. Persentase euro pasti jauh lebih besar dari dollar AS. Harga kendaraan itu sendiri basisnya euro,” paparnya.
Jodie kemudian mengatakan sebagian besar model yang dijual di Tanah Air telah dirakit di dalam negeri. Komposisinya mencapai 80 persen dari keseluruhan model.
“Banyak faktor lain, tapi itu salah satunya,” tutup dia. [Xan/Ari]
Berita Utama

Peluncuran & Pengumuman Harga Wuling Air EV Dilakukan di GIIAS 2022
Berita Otomotif
Honda akan Kasih Kejutan di GIIAS 2022, Ada Mobil Listrik
Berita Otomotif