JAKARTA – BMW terus mencari opsi sumber pasokan baterai, seiring pengembangan model maupun penjualan mobil listrik mereka di dunia dan suplai dari Indonesia dimungkinkan terjadi pada masa mendatang.
Project Leader BMW iX Johann Kistler, dalam International Virtual Media Launching BMW iX dan i4, Rabu (15/9/2021), mengatakan saat ini para pemasok baterai untuk model-model mobil listrik mereka ialah CATL dan Samsung.
BMW, menurutnya, juga telah menjalin kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan tambang di Australia dan Kanada untuk mendistribusikan nikel dan kobalt sebagai bahan bakunya.
CATL sendiri sudah berkomitmen untuk membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia, negara dengan cadangan nikel terbesar sejagat. Pabrik bernilai investasi 5,1 miliar dollar AS tersebut rencananya mulai dibangun pada 2022.
Pesaing CATL, LG Energy Solution, kini malah sedang membangun pabrik dengan tujuan yang sama di Tanah Air. Total nilai investasi 1,1 miliar dollar AS LG gelontorkan bersama Hyundai.
“Untuk masa depan, kami (BMW) sedang bekerja mengembangkan (model-model mobil listrik) generasi keenam. Kami melihat pilihan-pilihan pemasok baterai mobil listrik yang ada. Itu adalah sebuah diskusi yang terbuka untuk masa mendatang,” ucap Kistler menanggapi pertanyaan Mobil123.com mengenai peluang Indonesia berperan dalam rantai suplai mereka kelak.
BMW sampai sekarang baru memiliki beberapa model mobil listrik murni di pasar global. Sebut saja i3, iX3, juga iX dan i4. Untuk merek MINI, mereka memiliki MINI SE.
BMW i3 sudah dijual di Indonesia sejak 2019. Adapun iX, i4, serta MINI SE sudah dipastikan mengaspal di Indonesia pada 2022.
Model-model itu dirakit di berbagai lokasi di Jerman, Amerika Serikat, maupun China.
Keistler tidak menyebut apakah ada rencana atau peluang untuk juga melakukan produksi lokal mobil listrik BMW di Indonesia pada masa mendatang.
Namun, ia tidak menutup rapat kemungkinan melakukan perakitan di Thailand, ketika menjawab pertanyaan dari wartawan asal Negeri Gajah Putih.
Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan berbagai insentif bagi korporasi yang membangun pabrik baterai mobil listrik maupun komponen. Ada pula beragam stimulus fiskal untuk membuat harga mobil listrik terjangkau, misalnya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang rencananya berlaku mulai 16 Oktober 2021.
Keistler, yang sebelumnya juga dipercaya menjadi project leader Seri 5, Seri 7, maupun X5, menerangkan BMW ingin terus menambah kontribusi model-model mobil listrik murni terhadap penjualan mereka.
Pada 2030, pabrikan yang bermarkas di Munich, Jerman itu ingin 50 persen dari total penjualan di seluruh dunia disumbangkan model-model nihil emisi gas buang.
Untuk itu, mereka terus mengembangkan pula pilihan-pilihan yang ada.
“Kami memulainya sejak 10 tahun lalu dan saat ini sudah ada di generasi kelima,” tandas Keistler. [Xan/Had]
Berita Utama

CR-V Ini Sekarang LEBIH MURAH dari HR-V, Padahal Lebih Mewah dan Luas! Review Honda CR-V Turbo 2017
Video
BMW Bakal Rilis 13 Mobil Baru di 2023, Ada i7 dan XM
Berita Otomotif
Yadea, Merek Motor Listrik Terlaris di Dunia Segera Masuk Indonesia
Berita Otomotif