BOGOR – Orang Tajir dan car enthusiast pun ternyata tetap terdampak oleh kenaikan BBN kendaraan yang dilakukan pemerintah.
Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT. Toyota Astra Motor (TAM) mengakui bahwa ada beberapa calon konsumen yang menunda untuk membeli Toyota Supra. Ini karena 12,5 persen dari Rp 1,995 miliar terbilang cukup besar.
“Konsumen lain itu ada tapi mereka nanya juga kapan unitnya tersedia. Kemudian ada rencana kenaikan BBN, jadi masih nunggu dulu harga yang baru nanti. Karena 12,5 persen dari Rp 1,995 miliar itu lumayan besar,” ungkapnya.
Meski demikian, Ia mengaku bahwa saat ini peminat Toyota Supra terbilang masih ada di Indonesia. Untuk itu pihaknya terus memastikan pada Toyota Global agar permintaan yang sudah ada dapat dipercepat pengirimannya.
“Kami meminta agar suplay Toyota Supra dapat disesuaikan dengan permintaan pasar Indonesia. Ini masih terus kami usahakan karena di seluruh dunia, permintaannya pun masih besar. Bahkan masih indent di beberapa negara,” tambahnya kemudian.
Hingga saat ini, jumlah peminat dari Toyota Supra di Indonesia sudah mencapai 12 orang. Jumlah tersebut masih belum bertambah lagi meski Toyota sudah memastikan harga yang disematkan di Toyota Supra tidak mencapai Rp 2 Miliar.
Dari jumlah pemesanan tersebut, empat di antaranya sudah dikirimkan kepada pelanggan sementara sisanya harus menunggu hingga setidaknya tahun depan. Salah satu pemilik Toyota Supra pertama di Indonesia adalah Markus Gideon yang merupakan atlet ganda putra bulutangkis nomor satu dunia. [Adi/Ari]
Berita Utama

Bikin Innova Berasa Ketinggalan Zaman, Ini Mobil Keluarga Paling Canggih!
Video
Test Drive Toyota Veloz: Terbukti Bisa Mengerem Sendiri, asalkan…
Review
Siap-siap, 7 Juli 2022 Nanti Daihatsu Meluncurkan Mobil Baru Lagi
Berita Otomotif