Beranda Berita Berita Otomotif Akhir Masa Transmisi Manual di Industri Otomotif Dunia, Mulai Punah di Amerika Akhir Masa Transmisi Manual di Industri Otomotif Dunia, Mulai Punah di Amerika Berita Otomotif Yongki Sanjaya Putra | 19 April 2024 16:00 Transmisi manual jadi opsi paling banyak dipilih oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Transmisi ini memiliki keunggulan dari harga jual mobil yang murah, begitu juga perbaikannya yang terjangkau. Namun siapa sangka, keberadaan transmisi dengan pedal kopling ini mulai ditinggalkan oleh industri otomotif global. Alasannya sederhana, karena jumlah konsumen mobil manual terus menyusut. Pengendara modern ogah repot oper gigi dan injak setengah koplling setiap start awal. Karena dinilai tidak praktis, keberadaan mobil dengan transmisi manual pun mulai punah di Amerika Serikat. Tercetusnya ide menghapuskan opsi transmisi manual ini diawali oleh Volkswagen. Pabrikan otomotif asal Bremen, Jerman ini memutuskan untuk tidak lagi memproduksi mobil bertransmisi manual sejak 2030 mendatang. Alasannya, karena VW kini berfokus pada produksi mobil listrik yang memang tak membutuhkan transmisi manual. Kebijakan menghapuskan opsi transmisi manual ini dimulai pada tahun depan. Berdasarkan laporan Motor und Sport disebutkan kalau VW Tiguan dan VW Passat yang meluncur pada 2023 hanya tersedia dalam pilihan transmisi otomatis. Rupanya langkah yang diambil VW ini bakal diikuti merek yang tergabung dalam Volkswagen Group seperti Skoda, Seat, dan Audi. Bisa dilihat, keputusan yang diambil oleh VW bisa saja memiliki efek domino pada pabrikan lain. Ini karena Volkswagen adalah perusahaan raksasa dan memiliki grup otomotif yang juga beranggotakan beberapa pabrikan kendaraan lain. Untuk di negara-negara maju seperti di Benua Eropa, transmisi manual memang sudah tidak lagi digemari karena kurang praktis. Biasanya transmisi manual hanya digunakan pada segelintir kendaraan niaga atau tipe termurah. Truk atau bus saja rata-rata sudah memakai transmisi otomatis. Padahal di negara kita, mobil manual masih jadi idola karena sensasi berkendara yang dinilai lebih fun dan responsif. Biasanya para pengguna mobil manual ini umumnya tinggal bukan di kota besar yang lalu lintasnya jarang macet. Lantas kenapa mobil dengan transmisi manual kini ditinggalkan? Simak ulasannya berikut ini. Kekurangan Transmisi Manual, Tidak Praktis Harus Sigap Oper Gigi Transmisi mobil manual untuk pertama kali diperkenalkan pada tahun 1928 di mobil Cadillac. Lalu pada tahun 1894 oleh Louis-Rene Panhard dan Emile Levassor di Prancis dengan transmisi 3 percepatan dan di tahun 1898 pembuat mobil Louis Renault atau yang kita kenal Renault membuat mobil dengan transmisi 3 percepatan dengan gardan untuk menggerakan roda belakang. Cara kerja transmisi mobil manual mengharuskan semua tangan dari kaki hingga tangan bekerja secara bersama. Kaki kanan digunakan untuk menginjak rem dan juga gas sementara kaki kiri biasanya digunakan untuk menginjak pedal kopling. Saat memakai mobil manual, kaki kiri harus lincah memainkan pedal kopling saat pindah gigi atau start awal. Bila sudah menghadapi kemacetan panjang, kaki kiri bisa kerja keras. Proses Perpindahan Gigi Tidak Praktis Untuk bisa menyetir mobil manual, kita perlu keahlian tersendiri untuk dapat melakukan perpindahan gigi dengan tepat dan halus. Aspek kepraktisan dalam berkendara pun akan berkurang, karena kita perlu melakukan perpindahan gigi tiap akselerasi dan deselerasi. Bayangkan saja jika kamu mengendarai mobil manual di tengah kemacetan, kamu harus selalu menginjak kopling dan tangan di tuas perseneling sigap memindahkan posisi gigi. Kamu akan lebih cepat lelah saat menyetir mobil manual. Kaki kiri lebih pegal karena harus injak pedal kopling saat memindahkan transmisi, terutama dalam keadaan lalu-lintas macet. Bagi pemula yang baru belajar mengemudi, dirasa merepotkan karena harus mengendalikan banyak fungsi, yakni gas, rem, kopling, dan persneling. Butuh Banyak Adaptasi Agar Bisa Berkendara dengan Mulus Berkendara memakai mobil matic dinilai sangat praktis dan nyaman, karena pengemudi tinggal injak gas dan mobil bisa langsung meluncur dengan mulus. Lain cerita bila mengendarai mobil dengan transmisi manual, butuh adaptasi agar bisa melakukan perpindahan gigi yang cepat tapi halus dan mulus. Bila kita melepas pedal kopling terlalu cepat, mobil jadi tersentak sehingga kurang nyaman. Namun kalau terlalu lama setengah kopling, membuat kampas kopling cepat aus dan juga mesin agak meraung saat perpindahan gigi. Pengemudi dituntut harus fokus saat perpindahan gigi supaya berkendara bisa tetap halus. Oleh karena itu, mobil manual lebih dapat diminati bagi para penghobi mobil sport atau mobil balap yang memang membutuhkan konsentrasi penuh. Mengendarai mobil manual memang terlihat cukup merepotkan, karena kaki kiri dan kanan harus lincah dan aktif saat mengimbangi gas dan kopling. Jenis transmisi ini membuat insting berkendara akan lebih terasah saat kita mengendarai mobil. Hanya saja setelah kita merasa sudah mahir, tak jarang melakukan beberapa 'dosa' atau kesalahan saat berkendara yang akhirnya malah merusak kemampuan transmisi manual tersebut. Walaupun awalnya sulit, tapi dengan transmisi manual. kita jadi lebih peka dengan rasio perbandingan rpm mesin di tiap gigi dengan kecepatan mobil yang dikendarai. Itulah mengapa saat kita ingin belajar mengendarai mobil disarankan untuk membiasakan diri untuk bisa dan terampil nyetir mobil dengan transmisi manual. Sangat Merepotkan Ketika Harus Stop and Go di Tanjakan Hal yang jadi momok bagi para pengemudi pemula saat mengendarai mobil manual ialah ketika menghadapi kemacetan di jalan menanjak. Kondisi stop and go begitu merepotkan, karena bila setengah kopling tidak segera diimbangi gas yang pas bisa membuat mobil melorot mundur ke belakang. Sementara itu, bila berhenti hanya menahan dengan setengah kopling terus menerus juga tidak benar. Ini karena dapat membuat kampas kopling gosong karena terus bergesekan dan mobil jadi tidak bisa berjalan. Dalam situasi macet yang cukup panjang, pengguna mobil manual kaki kirinya harus cekatan dalam menginjak dan melepas pedal kopling. Namun ada sebagian pengemudi baik itu masih baru atau sudah lama, punya kebiasaan kaki kiri malas dilepaskan dari pedal kopling walau mobil sudah berjalan normal. Kebiasaan menumpangkan kaki di pedal kopling juga bisa membuat kampasnya lebih cepat aus. Padahal menurut teori, hal yang tepat saat stop and go ialah memanfaatkan rem tangan atau parking brake. Saat berhenti dan akan kembali melaju, kita gunakan parking brake atau rem tangan untuk menahan kendaraan supaya tidak melorot. Pengemudi tinggal fokus setengah kopling sambil menambah gas sedikit demi sedikit hingga mobil terasa agak maju. Setelah itu barulah pengemudi bisa melepas parking brake atau rem tangan saat mobil punya daya yang cukup untuk menanjak. ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I Cetak Yongki Sanjaya Putra Editor Berita Utama Daya Beli sedang Lemah, Menperin Berharap Harga Mobil juga Bisa Ikut Diturunkan Berita Otomotif Insan Akbar | 28 February 2025 KARAWANG – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap para pabrikan mobil juga membantu berbagai usaha pemerintah dalam mendongkrak ... Ditanya Kapan Jual Mobil Hybrid atau Mobil Listrik, Daihatsu: Tunggu Tahun Ini! Mobil Listrik Insan Akbar | 28 February 2025 KARAWANG – Daihatsu mengaku punya informasi terkait rencana elektrifikasi di pasar Indonesia pada 2025. Apakah mereka akhirnya akan meluncurkan ... Heboh Kasus Dugaan BBM Oplosan, Pertamina Klaim Kualitas Pertamax Sesuai Spesifikasi Berita Otomotif Insan Akbar | 28 February 2025 JAKARTA – Kasus dugaan korupsi Pertamina dengan modus mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ramai diperbincangkan beberapa hari ... Chery Mau Rilis Minimal 3 Mobil Baru pada 2025, di Antaranya PHEV Rakitan Lokal Mobil Listrik Insan Akbar | 28 February 2025 JAKARTA – Chery berencana merilis beberapa mobil baru di Indonesia pada 2025. Di antaranya ada yang berteknologi plug-in hybrid electric vehicle ... Komentar
Akhir Masa Transmisi Manual di Industri Otomotif Dunia, Mulai Punah di Amerika Berita Otomotif Yongki Sanjaya Putra | 19 April 2024 16:00 Transmisi manual jadi opsi paling banyak dipilih oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Transmisi ini memiliki keunggulan dari harga jual mobil yang murah, begitu juga perbaikannya yang terjangkau. Namun siapa sangka, keberadaan transmisi dengan pedal kopling ini mulai ditinggalkan oleh industri otomotif global. Alasannya sederhana, karena jumlah konsumen mobil manual terus menyusut. Pengendara modern ogah repot oper gigi dan injak setengah koplling setiap start awal. Karena dinilai tidak praktis, keberadaan mobil dengan transmisi manual pun mulai punah di Amerika Serikat. Tercetusnya ide menghapuskan opsi transmisi manual ini diawali oleh Volkswagen. Pabrikan otomotif asal Bremen, Jerman ini memutuskan untuk tidak lagi memproduksi mobil bertransmisi manual sejak 2030 mendatang. Alasannya, karena VW kini berfokus pada produksi mobil listrik yang memang tak membutuhkan transmisi manual. Kebijakan menghapuskan opsi transmisi manual ini dimulai pada tahun depan. Berdasarkan laporan Motor und Sport disebutkan kalau VW Tiguan dan VW Passat yang meluncur pada 2023 hanya tersedia dalam pilihan transmisi otomatis. Rupanya langkah yang diambil VW ini bakal diikuti merek yang tergabung dalam Volkswagen Group seperti Skoda, Seat, dan Audi. Bisa dilihat, keputusan yang diambil oleh VW bisa saja memiliki efek domino pada pabrikan lain. Ini karena Volkswagen adalah perusahaan raksasa dan memiliki grup otomotif yang juga beranggotakan beberapa pabrikan kendaraan lain. Untuk di negara-negara maju seperti di Benua Eropa, transmisi manual memang sudah tidak lagi digemari karena kurang praktis. Biasanya transmisi manual hanya digunakan pada segelintir kendaraan niaga atau tipe termurah. Truk atau bus saja rata-rata sudah memakai transmisi otomatis. Padahal di negara kita, mobil manual masih jadi idola karena sensasi berkendara yang dinilai lebih fun dan responsif. Biasanya para pengguna mobil manual ini umumnya tinggal bukan di kota besar yang lalu lintasnya jarang macet. Lantas kenapa mobil dengan transmisi manual kini ditinggalkan? Simak ulasannya berikut ini. Kekurangan Transmisi Manual, Tidak Praktis Harus Sigap Oper Gigi Transmisi mobil manual untuk pertama kali diperkenalkan pada tahun 1928 di mobil Cadillac. Lalu pada tahun 1894 oleh Louis-Rene Panhard dan Emile Levassor di Prancis dengan transmisi 3 percepatan dan di tahun 1898 pembuat mobil Louis Renault atau yang kita kenal Renault membuat mobil dengan transmisi 3 percepatan dengan gardan untuk menggerakan roda belakang. Cara kerja transmisi mobil manual mengharuskan semua tangan dari kaki hingga tangan bekerja secara bersama. Kaki kanan digunakan untuk menginjak rem dan juga gas sementara kaki kiri biasanya digunakan untuk menginjak pedal kopling. Saat memakai mobil manual, kaki kiri harus lincah memainkan pedal kopling saat pindah gigi atau start awal. Bila sudah menghadapi kemacetan panjang, kaki kiri bisa kerja keras. Proses Perpindahan Gigi Tidak Praktis Untuk bisa menyetir mobil manual, kita perlu keahlian tersendiri untuk dapat melakukan perpindahan gigi dengan tepat dan halus. Aspek kepraktisan dalam berkendara pun akan berkurang, karena kita perlu melakukan perpindahan gigi tiap akselerasi dan deselerasi. Bayangkan saja jika kamu mengendarai mobil manual di tengah kemacetan, kamu harus selalu menginjak kopling dan tangan di tuas perseneling sigap memindahkan posisi gigi. Kamu akan lebih cepat lelah saat menyetir mobil manual. Kaki kiri lebih pegal karena harus injak pedal kopling saat memindahkan transmisi, terutama dalam keadaan lalu-lintas macet. Bagi pemula yang baru belajar mengemudi, dirasa merepotkan karena harus mengendalikan banyak fungsi, yakni gas, rem, kopling, dan persneling. Butuh Banyak Adaptasi Agar Bisa Berkendara dengan Mulus Berkendara memakai mobil matic dinilai sangat praktis dan nyaman, karena pengemudi tinggal injak gas dan mobil bisa langsung meluncur dengan mulus. Lain cerita bila mengendarai mobil dengan transmisi manual, butuh adaptasi agar bisa melakukan perpindahan gigi yang cepat tapi halus dan mulus. Bila kita melepas pedal kopling terlalu cepat, mobil jadi tersentak sehingga kurang nyaman. Namun kalau terlalu lama setengah kopling, membuat kampas kopling cepat aus dan juga mesin agak meraung saat perpindahan gigi. Pengemudi dituntut harus fokus saat perpindahan gigi supaya berkendara bisa tetap halus. Oleh karena itu, mobil manual lebih dapat diminati bagi para penghobi mobil sport atau mobil balap yang memang membutuhkan konsentrasi penuh. Mengendarai mobil manual memang terlihat cukup merepotkan, karena kaki kiri dan kanan harus lincah dan aktif saat mengimbangi gas dan kopling. Jenis transmisi ini membuat insting berkendara akan lebih terasah saat kita mengendarai mobil. Hanya saja setelah kita merasa sudah mahir, tak jarang melakukan beberapa 'dosa' atau kesalahan saat berkendara yang akhirnya malah merusak kemampuan transmisi manual tersebut. Walaupun awalnya sulit, tapi dengan transmisi manual. kita jadi lebih peka dengan rasio perbandingan rpm mesin di tiap gigi dengan kecepatan mobil yang dikendarai. Itulah mengapa saat kita ingin belajar mengendarai mobil disarankan untuk membiasakan diri untuk bisa dan terampil nyetir mobil dengan transmisi manual. Sangat Merepotkan Ketika Harus Stop and Go di Tanjakan Hal yang jadi momok bagi para pengemudi pemula saat mengendarai mobil manual ialah ketika menghadapi kemacetan di jalan menanjak. Kondisi stop and go begitu merepotkan, karena bila setengah kopling tidak segera diimbangi gas yang pas bisa membuat mobil melorot mundur ke belakang. Sementara itu, bila berhenti hanya menahan dengan setengah kopling terus menerus juga tidak benar. Ini karena dapat membuat kampas kopling gosong karena terus bergesekan dan mobil jadi tidak bisa berjalan. Dalam situasi macet yang cukup panjang, pengguna mobil manual kaki kirinya harus cekatan dalam menginjak dan melepas pedal kopling. Namun ada sebagian pengemudi baik itu masih baru atau sudah lama, punya kebiasaan kaki kiri malas dilepaskan dari pedal kopling walau mobil sudah berjalan normal. Kebiasaan menumpangkan kaki di pedal kopling juga bisa membuat kampasnya lebih cepat aus. Padahal menurut teori, hal yang tepat saat stop and go ialah memanfaatkan rem tangan atau parking brake. Saat berhenti dan akan kembali melaju, kita gunakan parking brake atau rem tangan untuk menahan kendaraan supaya tidak melorot. Pengemudi tinggal fokus setengah kopling sambil menambah gas sedikit demi sedikit hingga mobil terasa agak maju. Setelah itu barulah pengemudi bisa melepas parking brake atau rem tangan saat mobil punya daya yang cukup untuk menanjak. ✕ Mari terhubung di Whatsapp Kami melindungi informasi pribadi Anda sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Saya setuju dengan Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi Mobil123.com Saya bersedia dihubungi oleh Mobil123.com dan penjual mobil, afiliasi bisnis, dan mitranya. Lihat penawaran mobil terbaik! Prev Next Penawaran special - hubungi sekarang! hari jam Hrg. Psrn. I
Daya Beli sedang Lemah, Menperin Berharap Harga Mobil juga Bisa Ikut Diturunkan Berita Otomotif Insan Akbar | 28 February 2025 KARAWANG – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap para pabrikan mobil juga membantu berbagai usaha pemerintah dalam mendongkrak ...
Ditanya Kapan Jual Mobil Hybrid atau Mobil Listrik, Daihatsu: Tunggu Tahun Ini! Mobil Listrik Insan Akbar | 28 February 2025 KARAWANG – Daihatsu mengaku punya informasi terkait rencana elektrifikasi di pasar Indonesia pada 2025. Apakah mereka akhirnya akan meluncurkan ...
Heboh Kasus Dugaan BBM Oplosan, Pertamina Klaim Kualitas Pertamax Sesuai Spesifikasi Berita Otomotif Insan Akbar | 28 February 2025 JAKARTA – Kasus dugaan korupsi Pertamina dengan modus mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ramai diperbincangkan beberapa hari ...
Chery Mau Rilis Minimal 3 Mobil Baru pada 2025, di Antaranya PHEV Rakitan Lokal Mobil Listrik Insan Akbar | 28 February 2025 JAKARTA – Chery berencana merilis beberapa mobil baru di Indonesia pada 2025. Di antaranya ada yang berteknologi plug-in hybrid electric vehicle ...