Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Nyetir Mobil Manual, Pernah Mengalami?

Panduan Pembeli

6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Nyetir Mobil Manual, Pernah Mengalami?

Mengendarai mobil manual butuh keterampilan tersendiri, karena kaki kiri dan kanan harus lincah dan aktif saat mengimbangi gas dan kopling. Karena lebih rumit, tak jarang pengemudi melakukan beberapa kesalahan saat nyetir mobil manual.

Walaupun awalnya sulit, tapi dengan transmisi manual kita jadi lebih peka dengan rasio perbandingan rpm mesin di tiap gigi dengan kecepatan mobil yang dikendarai. Anda harus menginjak pedal kopling baru kemudian memindahkan posisi gigi transmisi dan melepaskan pedalnya perlahan. 

Jenis transmisi ini lantas membuat insting berkendara akan lebih terasah saat kita mengendarai mobil. Meskipun kita merasa sudah mahir, tak jarang melakukan beberapa 'dosa' atau kesalahan saat berkendara. 

Pada akhirnya, kebisasaan buruk ini malah merusak komponen transmisi manual tersebut. Berikut ini enam kesalahan yang sering dilakukan pengemudi saat menyetir mobil dengan transmisi manual. 

1. Salah Urutan Injak Pedal Rem dan Kopling Saat Mengurangi Kecepatan 

Saat mengendarai mobil manual, kamu bisa memilih antara menginjak dulu pedal kopling baru rem, atau pedal rem dulu baru pedal kopling. Tapi harus diingat, jangan sampai salah urutannya. 

Saat kondisi macet yang butuh stop and go, disarankan menginjak pedal kopling dahulu kemudian pedal rem. Cara ini lebih pas diterapkan saat kondisi macet atau stop and go dengan kecepatan rendah antara 5-10 km/jam. Dalam keadaan ini, mobil tidak nyelonong karena kecepatannya sudah rendah. 

Begitu pedal kopling diinjak, mobil akan meluncur perlahan, untuk selanjutnya melakukan pengereman. Hal ini biasanya dilakukan untuk mencegah mesin mobil mati karena terlambat menginjak pedal kopling. 

Namun sebaiknya, metode menginjak pedal kopling lebih dahulu kemudian injak rem tidak bisa diterapkan ketika Anda mengemudi di kecepatan normal. Jika tetap dipaksakan, mobil akan meluncur tidak terkendali karena tidak ada efek engine brake.

2. Start Awal Dari Gigi 2

Kebiasaan buruk yang kadang kita lakukan ialah mulai jalan pakai gigi 2. Alasannya sederhana, karena gigi 2 kadang dianggap masih kuat untuk angkatan awal. Kalau masuk gigi 1 napas mesinnya pendek dan harus segera pindah ke gigi 2 setelah mobil berjalan pelan.

Padahal, kebiasaan start dari gigi 2 ini bisa membuat mobil jadi cepat panas karena bebannya yang berat di awal. Selain itu, kopling dan transmisi ikut bekerja lebih berat sehingga lekas aus.

Ini karena setiap gigi memiliki proporsi kecepatan berkendara masing-masing. Umumnya dari start awal dengan kecepatan 0-10 km/jam itu masuk di gigi satu. Kemudian pada kecepatan 10-35 km/jam gigi dua. Jika langsung di gigi 2, itu seperti melompat. 

Akibatnya konsumsi bahan bakar jadi lebih boros, karena saat start di gigi 2 ini kadang mesin bekerja lebih berat.

3. Kaki Kiri Numpang Di Pedal Kopling Saat Macet

Dalam situasi stop and go di kemacetan yang cukup panjang, pengguna mobil manual kaki kirinya harus cekatan dalam menginjak dan melepas pedal kopling. Namun demikian, kadang kita terbiasa tidak melepas telapak kaki dari pedal kopling selama masih di kemacetan.

Menumpangkan  kaki di pedal kopling juga bisa membuat kampasnya lebih cepat aus. Ini karena pedal mendapat sedikit tekanan dari kaki, sehingga kampas kopling menyatu secara penuh. Saat kaki kiri kita menumpang di pedal kopling, membuat tekanan per ke kampas kopling tidak maksimal.

4. Kebiasaan Telat Oper Gigi

Kebiasaan yang satu ini kadang dilakukan oleh pengemudi yang pemula. Mereka belum peka soal perbandingan kecepatan, kondisi medan, dan posisi gigi yang tepat. 

Mereka membiarkan putaran mesin tinggi dan meraung keras, baru pindah gigi ke posisi lebih tinggi. Padahal oper gigi yang disarankan itu baiknya berada di antara 2500 sampai 3000 rpm. 

Begitu juga sebaliknya, kadang malas untuk menurunkan posisi gigi saat deselerasi atau di tanjakan, sehingga mesin jadi terlambat menghasilkan tenaga yang cukup ke roda. 

Jika telat menurunkan posisi gigi saat menanjak, itu sangat berisiko. Posisi mobil bisa mundur, bahkan mesin bisa mati. Sebaliknya, jika terlalu cepat itu juga bisa meraung karena putaran mesin masih tinggi.

5. Kebiasaan Menumpangkan Tangan di Tuas Transmisi

Meletakan tangan di tuas gigi mungkin menjadi kebiasaan bagi sebagian pengemudi mobil manual agar posisinya rileks. Tangan kiri terus menumpang dan bersandar di tuas transmisi selama mobil berjalan. Namun ternyata jika terus dilakukan, hal ini berisiko merusak synchromesh di tuas transmisi.

Tangan ini memberi beban yang kemudian menekan tuas transmisi ke bawah. Tekanan di area transmisi ini akan membuat komponen di sekitar tuas seperti synchromesh lebih cepat rusak. Dampaknya, kadang tuas transmisi jadi sulit dipindahkan, atau miss saat pindah gigi.

6. Tidak Menetralkan Gigi Saat di Lampu Merah 

Saat berhenti di lampu merah, kadang kita malas untuk menetralkan transmisi. Kita membiarkan transmisi di gigi 1 dengan kedua kaki menginjak pedal kopling dan rem. 

Sebaiknya ketika berhenti lampu merah posisi gigi adalah netral, dan pasang rem tangan. Dengan begitu, kaki Anda bisa istirahat sejenak. Jika posisi gigi tidak netral, dikhawatirkan lupa menginjak kopling dan mobil nyelonong menabrak kendaraan di depan.

Kesimpulan

Nah itu tadi enam kesalahan yang cukup sering dilakukan oleh para pengemudi mobil dengan transmisi manual. Walau kita sudah mahir, sebaiknya jangan sembrono agar sistem transmisi manual tetap awet. 

Bila kita berkendara asal-asalan, membuat sistem transmisi rusak dan bisa menjadi penyebab kecelakaan karena kecerobohan dalam penggunaan transmisi manual.




Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang