Mobil123.com
Aplikasi Mobil123.com
Prediksi Harga Kendaraan Anda
4.4
33,336

5 Alasan Penting Kenapa Truk Cabe Doyan Ngebut

Panduan Pembeli

5 Alasan Penting Kenapa Truk Cabe Doyan Ngebut

Saat kita berkendara terutama di jalan Tol Trans Jawa di malam hari arah ke Jakarta, tak jarang kita menjumpai truk yang larinya ngebut seperti mobil pribadi. Biasanya, truk yang melaju dengan kecepatan tinggi ini merupakan pengangkut cabe.

Di balik pedasnya rasa cabe, terdapat suatu cerita perjalanan logistik yang dituntut serba cepat. Perlu diketahui, bahwa sopir truk cabe dituntut untuk selalu ontime tiba ke pasar atau lokasi gudang. Tujuannya  agar cabe tidak busuk sampai di tujuan. 

Pada umumnya, pasokan cabe di kota besar seperti Jakarta didatangkan dari berbagai kota di Jawa. Menurut data statistik, daerah penghasil cabe terbesar di Indonesia masih dipegang oleh wilayah Jawa Timur dari kota Banyuwangi, Jember dan Malang. 

Tak cuma harus menaklukkan jarak yang begitu jauh, truk cabe ini harus tiba sesuai target waktu yang sudah ditetapkan. Alasannya demi menjaga kualitas cabe supaya tetap segar dan tidak berulat ketika di tujuan.

Apabila truk telat dari jam yang sudah ditentukan, cabe akan mulai mengeluarkan ulat. Biasanya sopir truk hanya dapat kompensasi keterlambatan maksimal satu jam dari waktu yang ditetapkan. Misalnya ditargetkan tiba jam empat pagi, maka toleransinya maksimal tiba di pukul lima pagi.

Berdasarkan fakta tadi, berikut ini alasan penting kenapa truk cabe selalu berkendara di kecepatan tinggi ketika membawa muatan.

1. Sopir Dituntut Harus Tepat Waktu 

Tidak seperti truk ekspedisi pada umumnya yang bisa berkendara dengan kalem, sopir truk cabe dituntut harus tiba sesuai jadwal yang sudah ditetapkan oleh pemesan.

Bahkan bila perlu tiba lebih awal itu akan lebih baik. Itulah mengapa latar belakang sopir truk pengangkut cabe dari Jember ke Jakarta ini bukanlah sopir sembarangan. Mereka adalah sopir-sopir pilihan terbaik bila dibandingkan dari jenis sopir angkutan lainnya. 

Kemampuannya tak kalah hebat jika dibandingkan dengan sopir bus soal ketepatan waktu berkendara. Tepat waktu bagi supir truk cabe seperti sebuah hal yang sangat krusial, karena saat truk telat gaji supir akan dipotong untuk mengganti nilai cabe yang busuk. 

Sudah dijelaskan di atas, truk cabe harus tepat waktu karena cabe yang diangkut sangat mudah sekali busuk, terlebih jika terkena sengatan panas sinar matahari saat dalam perjalanan.

Jika truk telat  tiba sampai pasar atau gudang, maka cabe yang diberikan ke pelanggan sudah tidak segar lagi. Itulah mengapa truk cabe umumnya banyak berkendara di malam hari dan berusaha tiba sebelum pagi hari.

2. Kecepatan Minimal Biasanya 100 Km/Jam

Umumnya cabe yang dikirim ke Jakarta dan banyak kota di bagian barat Pulau Jawa berasal dari Provinsi Jawa Timur. Kota seperti Pamekasan (Madura), Jember, Malang, hingga Banyuwangi merupakan penghasil utama cabe yang ada di Jawa. 

Untuk jarak pengirimannya bisa mencapai lebih dari 1.000 kilometer. Waktu tempuh normal jalan darat dari Jember ke Jakarta biasanya 20-24 jam. Sementara itu estimasi perjalanan truk bermuatan cabe ini ditargetkan hanya 16 – 20 jam saja.

Untuk itu sopir truk bermuatan cabe harus memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, walaupun membawa beban muatan beberapa ton. Agar bisa sesuai target waktu, truk cabe biasa melaju dengan kecepatan 120 Km/jam.

Spesifikasi mesin truk cabe biasanya tak lagi standar. Performa mesin biasanya ditingkatkan melalui tekanan boost turbo yang lebih besar. Pengereman juga ikut diupgrade supaya bisa menghentikan kendaraan lebib optimal saat truk sedang dipacu kecepatan tinggi.

3. Sopir Truk Cabe Cuma Punya Sedikit Waktu Berhenti Istirahat 

Jika kita berhenti di rest area, biasanya banyak sekali kendaraan pribadi maupun truk yang sedang istirahat. Tapi dalam ekspedisi muatan cabe ini kita tidak akan pernah menjumpai sopir truknya sedang istirahat dalam waktu lama. 

Tuntutan tiba tepat waktu membuat para sopir truk cabe tidak punya banyak kesempatan berhenti. Mereka biasanya berhenti saat kondisi penting saja seperti isi bahan bakar, buang air, hingga  ibadah sholat. Adapun istirahat dan kesempatan makan dari sopir dilakukan saat mobil berjalan.

Mereka bisa istirahat dan makan setelah aplus alias ganti sopir. Setelah tidak mengemudi, mereka bisa istirahat dan juga punya waktu makan. Itu semua dilakukan di kursi penumpang sebelah kiri sembari truk tetap berjalan.

Situasinya berbeda dengan mengendarai  bus atau kendaraan pribadi yang suspensinya cukup  nyaman walau dipacu dalam kecepatan tinggi. Sehingga kualitas istirahat dari kedua sopir truk cabe ini jauh dari kata nyaman.

4. Siap Dicaci Maki Pengendara Lain Hingga Terima Hukuman

Karena tuntutan yang cukup berat tadi, seorang sopir truk cabe juga harus punya mental yang kuat. Seringkali pengendara lain tidak suka melihat tingkah mereka yang dinilai membahayakan karena melaju dalam kecepatan tinggi.

Umpatan hingga cacian dari pengendara lain sudah dianggap seperti angin lalu, selagi mereka bisa tetap tiba di tujuan sesuai target waktu. Karena seringkali berkendara dalam kecepatan tinggi yang berbahaya, maka mereka juga siap dengan segala risikonya.

Mulai dari diberhentikan polisi dan ditilang, sampai dengan bila harus terkena masalah hukum yang lebih serius akibat kecelakaan yang mereka sebabkan.

5. Upah Kerja Lebih Dari Supir Biasa

Melihat para supir truk cabe yang risikonya sangat besar akibat selalu kebut kebutan di jalan, ternyata dibayar oleh juragannya dengan upah yang sepadan. 

Tidak heran bila upah supir truk cabe tiap rit (sekali pengiriman hingga kembali ke asal) lebih besar dari gaji supir truk pada umumnya. 

Juragan pemilik truk juga memahami akan tidak adil rasanya jika upah supir truk cabe diberi uang yang besarnya sama dengan supir lainnya.




Berita Utama


Komentar

app-icon
app-icon
app-icon
Lihat Mobil Impian Anda di Aplikasi
Unduh Aplikasi Sekarang